STRATEGI PENDIDIKAN KARAKTER SOPAN SANTUN MELALUI PEMBELAJARAN MATERI AKIDAH AKHLAK

Published by Buletin Al Anwar on

Renasa Dwi Ardana

[email protected]

Abstrak 

Artikel ini membahas strategi pendidikan karakter sopan santun melalui pengajaran materi Akidah Akhlak di sekolah. Dengan menekankan pentingnya nilai-nilai sopan santun dalam pendidikan, berbagai metode seperti keteladanan, pembiasaan, diskusi, pemberian tugas, dan storytelling diterapkan untuk menanamkan karakter positif pada siswa. Hasil penerapan strategi ini menunjukkan peningkatan kesadaran siswa akan pentingnya sopan santun, perbaikan perilaku dalam interaksi sosial, serta penguatan hubungan antara guru dan siswa. Dengan demikian, pendidikan karakter melalui pembelajaran Akidah Akhlak berkontribusi pada pengembangan individu yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bermoral.

Kata Kunci: Pendidikan karakter, sopan santun, Akidah Akhlak, strategi pembelajaran, nilai-nilai moral.

Pendahuluan

Salah satu fokus utama pendidikan modern adalah pendidikan karakter, terutama dalam upaya membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara kognitif tetapi juga beretika. Sopan santun, yang mencakup sikap hormat, tata krama, dan kesantunan dalam interaksi sosial, adalah nilai-nilai karakter penting yang perlu dikembangkan. Pembelajaran Akidah Akhlak dalam islam adalah bagian penting dari pembentukan akhlak mulia dan perilaku terpuji, seperti sopan santun.Bagian penting dari ajaran akhlak islam adalah sopan santun, yang berasal dari pelajaran yang ditemukan dalam Al-Quran dan sunnah Rasulullah SAW, yang menunjukkan bahwa nabi Muhammad SAW diutus untuk memperbaiki akhlak manusia.[1] Oleh karena itu, pendidikan karakter yang mengutamakan sopan santun saat mengajarkan Akidah Akhlak menjadi peran penting untuk di terapkan di sekolah-sekolah, terutama sekolah yang berbasis islam.

Metode

Pendekatan penelitian ini menggunakan studi pustaka. Studi Pustaka adalah metode penelitian yang bertujuan untuk memperoleh, mempelajari, dan menganalisis informasi dari berbagai literatur atau sumber yang terkait dengan topik penelitian. Tujuan dari studi Pustaka adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang konsep, teori, hasil penelitian sebelumnya, dan hasil penelitian saat ini. Sumber yang digunakan untuk penelitian pustaka biasanya berbentuk buku, journal ilmiah, dan artikel ilmiah ataupun websie tertentu.

Pembahasan

Pentingnya Pendidikan Karakter Sopan Santun

Sopan santun, yang mencakup perilaku baik, tata krama, dan kesantunan dalam berinteraksi dengan orang lain, merupakan salah satu pilar dalam ajaran Islam. Pendidikan karakter adalah suatu sistem nilai-nilai karakter yang disusun berdasarkan pengetahuan, kesadaran, dan keinginan untuk menerapkan nilai-nilai ini terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, dan negara. Perkembangan sifat pribadi seseorang dapat menghasilkan pengembangan sifat bangsa. Dalam konteks Islam, akhlak mulia merupakan cerminan dari iman seseorang. Rasulullah SAW bersabda bahwa salah satu misi utama beliau diutus adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia (HR. Bukhari). 

Selain menjadi tuntunan agama, sopan santun juga merupakan bekal penting dalam kehidupan sosial.

Seseorang yang sopan santun tidak hanya memiliki sikap atau perilaku yang sesuai dengan standar masyarakat, tetapi juga memiliki hati yang halus dan belas kasihan. Menurut Ahli bahwa karakter seperti sopan santun dapat membantu menciptakan hubungan yang harmonis dalam masyarakat, sekaligus menjadi dasar bagi individu untuk menjadi anggota masyarakat yang baik. Oleh karena itu, penanaman sikap ini sejak dini menjadi sangat penting.

Strategi Pendidikan Karakter Sopan Santun dalam Pembelajaran Akidah Akhlak

Guru harus menggunakan berbagai strategi untuk mendidik siswa menjadi sopan santun melalui pembelajaran Akidah Akhlak. Strategi ini harus disesuaikan dengan siswa dan lingkungan pembelajaran mereka. Beberapa strategi dapat digunakan:

  1. Keteladanan (Uswah Hasanah)

Guru memiliki peran penting sebagai contoh bagi siswa mereka. Keteladanan ialah metode paling efektif untuk menanamkan nilai-nilai karakter, termasuk sopan santun.[2] Jika guru bersikap sopan dalam berkomunikasi dengan siswa, siswa akan lebih mudah meniru perilaku tersebut.

  1. Pembiasaan

Pembiasaan adalah ketika sikap atau perilaku tertentu diulangi dan menjadi kebiasaan. Siswa sangat dipengaruhi oleh kebiasaan sopan, seperti mengucapkan salam, menghormati guru, berbicara dengan bahasa yang baik, dan bertindak dengan tata krama yang baik. Pembiasaan akan membuat perilaku positif menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari siswa.[3]

  1. Metode Diskusi dan Dialog

Siswa yang belajar tentang etika akhlak dapat menggunakan pendekatan diskusi untuk membicarakan pentingnya berperilaku sopan dalam rutinitas sehari-hari. Diskusi yang dipandu dengan baik akan mendorong siswa untuk menggunakan pemikiran kritis tentang perilaku mereka sendiri dan memahami betapa pentingnya menjaga tata krama saat berinteraksi dengan orang lain.[4]

  1. Metode Pemberian Tugas

Guru dapat meminta siswa untuk melihat perilaku sopan santun dalam rutinitas sehari-hari, di sekolah maupun di rumah. Tugas ini akan melibatkan siswa menerapkan nilai-nilai moral yang diajarkan di kelas dan diterapkan di dunia nyata. Tugas yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari akan bermanfaat bagi siswa menginternalisasi nilai-nilai tersebut.[5]

  1. Storrytelling (Bercerita)

Kisah-kisah tentang orang islam yang memiliki akhlak mulia, seperti Rasulullah SAW dan para sahabatnya, dapat menginspirasi siswa untuk melakukan hal yang sama. Cerita adalah metode yang efektif untuk memberikan penjelasan yang sederhana dan mudah tentang konsep moral yang kompleks dan mudah dipahami.[6]

Harapan Yang Diinginkan Dari Penerapan Strategi Pembelajaran Akidah Akhlak

Dampak yang diinginkan dari strategi pembelajaran Akidah Akhlak antara lain:

  1. Peningkatan Kesadaran Siswa tentang Sopan Santun

Siswa lebih memahami pentingya sopan santun setelah menggunakan pendekatan Pendidikan karakter. Mereka memperhatikan bagaimana berperilaku dengan sesama teman, pendidik, dan anggota keluarga. [7]

  1. Perbaikan Perilaku dalam Interaksi Sosial

Perilaku siswa telah berkembang secara bertahap sebagai hasil dari pembelajaran etika akhlak yang menekankan pentingnya sopan santun. Mereka lebih menghargai pendapat teman, berbicara dengan bahasa yang baik, dan tetap sopan di lingkungan sekolah.[8]

  1. Penguatan Hubungan Guru dan Siswa

Guru menggunakan strategi keteladanan untuk meningkatkan hubungan emosional siswa-guru mereka. Strategi ini juga meningkatkan rasa hormat siswa terhadap otoritas mereka. Bahwa hubungan yang baik ini menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik dan harmonis.[9]

Kesimpulan

Salah satu langkah penting dalam membentuk generasi yang bukan hanya pintar tetapi juga berakhlak mulia adalah mengajarkan sifat sopan melalui pembelajaran nilai Akidah Akhlak. Siswa dapat belajar sopan santun dengan bantuan berbagai cara, termasuk cerita, tugas, pembiasaan, keteladanan dan diskusi. Pendidikan karakter ini dapat menghasilkan orang yang memiliki moralitas tinggi dan mampu berperilaku sopan dalam kehidupan sehari-hari jika guru, siswa, dan lingkungan sekolah bekerja sama dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. Pendidikan Karakter: Landasan, Pilar & Implementasi. Yogyakarta: LKiS, 2012.

Gunawan, Heri. Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta, 2017.

Hidayat, Syamsul. Pendidikan Akhlak Mulia dalam Perspektif Islam. Jakarta: Kencana, 2019.

Mulyasa, E. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara, 2014.

Muslich, Masnur. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Nasution, Asep. Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015.

Sukardi, T. Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Praktis Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah. Jakarta: Grasindo, 2016.

Tilaar, H.A.R. Pendidikan Karakter dalam Dinamika Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta, 2018.

[1] Arifin, Zainal. Pendidikan Karakter: Landasan, Pilar & Implementasi (Yogyakarta: LKiS, 2012), 45.

[2] Ibid., 48.

[3] Muslich, Masnur. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 65.

[4] Hidayat, Syamsul. Pendidikan Akhlak Mulia dalam Perspektif Islam (Jakarta: Kencana, 2019), 102.

[5] Mulyasa, E. Manajemen Pendidikan Karakter (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), 170.

[6] Nasution, Asep. Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015), 95.

[7] Sukardi, T. Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Praktis Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah (Jakarta: Grasindo, 2016), 123.

[8] Gunawan, Heri. Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi (Bandung: Alfabeta, 2017), 78.

[9] Tilaar, H.A.R. Pendidikan Karakter dalam Dinamika Pendidikan Nasional (Jakarta: Rineka Cipta, 2018), 210.


0 Comments

Leave a Reply