PENGUATAN AKIDAH REMAJA GEN-Z: MENYIKAPI TREN DUNIA MAYA DAN MENJAWAB KEBUTUHAN SPIRITUAL DI ERA DIGITAL

Oleh: Najwa Aisyah Abdallillah
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
ABSTRAK
Era digital telah membawa perubahan signifikan dalam kehidupan remaja, khususnya Generasi Z yang tumbuh bersama perkembangan teknologi dan dunia maya. Paparan terhadap berbagai tren digital mulai dari media sosial hingga konten-konten viral sangatlah berpengaruh terhadap cara pandang, sikap, dan nilai-nilai keagamaan yang ada pada mereka. Artikel ini membahas tentang betapa pentingnya penguatan akidah bagi remaja Gen-Z sebagai respons terhadap tantangan spiritual yang muncul di tengah arus digitalisasi. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, artikel ini akan menyoroti strategi penguatan akidah melalui pendidikan berbasis nilai, pemanfaatan media sosial secara bijak, serta peran keluarga dan lingkungan sekitar dalam membimbing remaja menuju kehidupan spiritual yang seimbang. Hasil penelitian nantinya akan menunjukkan bahwa adanya sinergi antara pemahaman keagamaan yang kuat dan pemanfaatan media teknologi digital yang baik mampu menjadi benteng atau pondasi utama dalam menjaga keimanan remaja di tengah gempuran tren dunia maya.
Kata kunci: akidah, remaja Gen-Z, spiritualitas, dunia maya, era digital
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era digital telah membawa perubahan yang sangat signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk kehidupan spiritual remaja. Generasi Z yang tumbuh bersamaan dengan pesatnya kemajuan teknologi dan dunia maya, langsung dengan mudah mendapatkan semua informasi yang datang dari berbagai penjuru dunia secara cepat dan instan. Di satu sisi, akses ini memberikan peluang besar untuk pengembangan diri pada remaja, namun di sisi lain dunia maya juga membawa tantangan besar bagi perkembangan akidah sendiri, khususnya bagi remaja yang rentan terhadap pengaruh dari dunia luar. Penyajian tren digital yang berkembang pesat, seperti di media sosial, video pendek, hingga konten-konten instan sangat berpotensi memiliki dampak yang besar terhadap cara pandang remaja terhadap kehidupan termasuk nilai-nilai keagamaan islam.
Pada masa sebelumnya, pembentukan nilai-nilai agama terutama dalam hal akidah dilakukan melalui interaksi langsung dengan pihak keluarga, guru, atau lingkungan masyarakat yang memiliki pemahaman yang sama. Namun, di era digital dunia maya-lah yang mampu mengambil peran besar dalam membentuk pola pikir dan sikap remaja terhadap agama yang dianut. Media sosial seperti Instagram, TikTok, Twitter, dan YouTube kini menjadi wadah utama untuk berbagi dan mengakses konten keagamaan yang sangat beragam dan mudah dijangkau oleh berbagai pihak. Platform-platform tersebut menawarkan berbagai jenis konten mulai dari ceramah singkat, potongan ayat Al-Qur’an, hingga penjelasan hukum agama yang disajikan dalam bentuk visual dan ringkas sehingga lebih menarik bagi generasi muda. Para ustadz atau kyai, ulama, dan influencer agama sering sekali memanfaatkan berbagai media ini untuk menyampaikan ajaran agama dengan pendekatan yang kreatif dan interaktif, sehingga memudahkan pemahaman keagamaan secara kontekstual bagi remaja. Tetapi, keberagaman pandangan dan pemikiran yang tersebar luas di media sosial juga seringkali membuat remaja merasa bingung, ragu, bahkan terjebak pada pemahaman yang salah atau dangkal tentang ajaran agama islam.
Fenomena ini menuntut adanya penguatan akidah yang lebih kontekstual dan adaptif dengan perkembangan zaman, namun tetap berpegang teguh pada nilai-nilai dasar agama. Penguatan akidah ini tidak hanya bisa dilakukan melalui pendekatan tradisional yang normatif, tetapi juga harus mempertimbangkan perubahan zaman dan cara berpikir remaja masa kini yang sangat dipengaruhi oleh dunia digital. Oleh karena itu, penting untuk merancang strategi yang tepat dalam mengedukasi remaja tentang ajaran agama dengan cara yang relevan dan menarik bagi mereka semua. Salah satu strategi utama yang perlu diterapkan adalah pendidikan berbasis nilai yang tidak hanya mengajarkan teori agama, tetapi dapat memberikan contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dihubungkan dengan pengalaman digital remaja.
Selain itu, pemanfaatan media digital secara bijak juga menjadi hal yang sangat penting. Remaja Gen-Z yang sangat terbiasa dengan penggunaan teknologi dan internet, perlu diberi pemahaman tentang bagaimana memanfaatkan media digital untuk memperkuat akidah mereka bukan malah terjebak pada konten yang merusak nilai-nilai spiritual mereka. Oleh karena itu, peran keluarga dan lingkungan sekitar sangatlah penting dalam membimbing dan mengarahkan mereka agar dapat memanfaatkan dunia maya dengan cara yang positif dan produktif. Pihak keluarga sebagai lingkungan pertama tempat pembentukan karakter dan nilai, serta lingkungan sekitar sebagai tempat penyesuaian akan nilai-nilai moral dan akidah harus terus bekerja sama dalam menciptakan suasana yang mendukung perkembangan akidah yang kuat bagi remaja.
Di sisi lain, perlu diingat bahwa akidah adalah inti dari keimanan umat muslim. Tanpa pemahaman yang kokoh tentang akidah, seseorang mudah terombang-ambing oleh berbagai pengaruh eksternal yang tidak sesuai dengan ajaran islam. Oleh karena itu, pendidikan agama yang menyeluruh dan berkelanjutan yang dapat mencakup dimensi psikologis, sosial, dan spiritual remaja sangatlah dibutuhkan untuk menjaga keteguhan iman dan taqwa mereka. Peningkatan penggunaan media digital secara bijaksana juga bisa menjadi sebagai sarana yang dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi keagamaan yang benar dan bermanfaat.
Melalui pendekatan yang terintegrasi antara pemahaman agama yang mendalam, peningkatan penggunaan media digital secara bijak, dan dukungan dari pihak keluarga serta lingkungan sekitar diharapkan mampu membuat remaja Gen-Z untuk menghadapi tantangan dunia maya dengan lebih bijaksana, menjaga akidah dan iman mereka, serta tetap berpegang pada prinsip-prinsip agama yang benar di tengah arus deras perkembangan teknologi.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang berfokus pada kajian literatur dari berbagai sumber akademik seperti jurnal, buku, dan artikel ilmiah terkait. Pendekatan ini dipilih oleh penulis karena bertujuan untuk menggambarkan secara mendalam fenomena penguatan akidah pada generasi Z dalam konteks perkembangan dunia maya dan kebutuhan spiritual di era digital tanpa melakukan pengumpulan data primer melalui wawancara atau observasi.
Penelitian ini juga memanfaatkan data sekunder yang diperoleh dari studi pustaka dengan mengkaji literatur yang relevan mengenai karakteristik generasi Z sebagai digital native yang sangat akrab dengan teknologi dan media sosial, seperti Instagram, TikTok, Twitter, dan YouTube, serta bagaimana platform-platform tersebut dapat berperan dalam membentuk pola pikir dan sikap keagamaan mereka. Selain itu, kajian literatur yang meliputi teori dan konsep tentang akidah, spiritualitas remaja, serta dinamika interaksi budaya di dunia maya yang mempengaruhi pemahaman dan praktik keagamaan generasi Z.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara memilih dan menelaah berbagai dokumen tertulis dan digital yang membahas tren penggunaan media sosial oleh remaja Gen-Z, konten dakwah digital, serta strategi penguatan nilai-nilai keagamaan di era digital. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan analisis isi (content analysis) untuk mengidentifikasi tema-tema utama, pola, dan hubungan antar konsep yang muncul dari literatur tersebut. Analisis ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang komprehensif dan sistematis mengenai semua tantangan dan peluang dalam penguatan akidah remaja di tengah derasnya arus informasi digital.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dominasi Media Sosial dalam Kehidupan Generasi Z
Pada era digital yang semakin maju, kehidupan sehari-hari Generasi-Z tidak bisa lepas dari kehadiran dunia maya yang menawarkan berbagai macam hiburan dan interaksi sosial kehidupan sehari-hari. Aplikasi seperti Instagram, TikTok, YouTube, dan Twitter menjadi ruang utama bagi banyak orang, terutama generasi muda untuk mengekspresikan diri mereka dan mencari semua hiburan. Platform-platform tersebut tidak hanya menawarkan kemudahan akses informasi, tetapi juga membentuk budaya baru melalui tren konten video pendek, meme lucu, video joget, parodi hingga siaran langsung yang begitu menarik. Fenomena video viral, meme, dan hiburan ringan tersebut kini seakan-akan mendominasi konsumsi mereka di berbagai platform media sosial di mana kreativitas dan kecepatan menjadi kunci utama dalam menarik perhatian para pengguna (Cahyono, 2016).
Tren Hiburan Digital dan Personalisasi Konten melalui AI
Konten berbasis hiburan seperti video joget-joget viral, parodi, meme lucu, konten prank hingga tren “challenge” tersedia di aplikasi TikTok dan Instagram Reels, serta video lucu di YouTube Shorts yang menjadi bagian dari keseharian para pengguna muda. Selain itu, tren lain seperti penggunaan filter augmented reality (AR), video imersif 360 derajat, hingga siaran langsung untuk berbelanja daring atau tanya jawab dengan para followersnya juga semakin marak. Video meme lucu pun bahkan telah menjadi bagian dari strategi komunikasi digital yang mampu memperkuat keterlibatan dan menciptakan identitas kelompok di dunia maya. Tidak hanya itu, personalisasi konten melalui kecerdasan buatan (AI) mampu membuat setiap penggunanya menerima feed yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya sehingga mereka semakin betah berlama-lama di aplikasi favoritnya.
Tantangan Spiritual di Tengah Era Digital
Namun, di balik kemudahan dan keseruan dunia maya terdapat tantangan besar dalam menjaga kemurnian akidah dan pemenuhan kebutuhan spiritual. Paparan konten yang serba instan, viral, dan sering kali dangkal sangat berpotensi mengalihkan perhatian dari nilai-nilai religius yang kuat. Kecenderungan untuk mencari hiburan cepat dan mendapatkan pengakuan sosial melalui likes atau komentar dapat menggeser prioritas spiritual, bahkan memicu krisis identitas dan kekosongan makna dalam kehidupan (Wirayama et al,. 2024). Pada titik inilah penguatan akidah menjadi sangat penting, bukan hanya dengan pendekatan yang kaku atau sekadar hafalan melainkan dengan cara yang lebih relevan dan mampu menyesuaikan terhadap perkembangan zaman digital (Faizah & Maftuhah, 2024).
Strategi Penguatan Akidah Melalui Teknologi
Penguatan akidah di era digital tidak hanya penting untuk menjaga keyakinan spiritual, tetapi juga untuk menjawab kebutuhan spiritual generasi Z yang hidup di tengah derasnya arus teknologi dan informasi. Penguatan akidah juga tidak bisa hanya dilakukan melalui ceramah atau pembelajaran di ruang kelas, harus ada pendekatan yang sesuai dengan cara hidup remaja masa kini yaitu dengan memanfaatkan teknologi itu sendiri untuk memperkuat nilai-nilai tauhid. Salah satunya adalah dengan penggunaan aplikasi pengingat ibadah, seperti aplikasi NU Online yang dapat membantu remaja mengatur waktu salat dan aktivitas keagamaan secara konsisten, sehingga mereka tetap terhubung dengan rutinitas spiritual meskipun sibuk dengan dunia maya. Selain itu, penting juga membiasakan diri dengan aktivitas yang mendukung ibadah dengan mengikuti salah satu majlis pengajian yang fokus pada kegiatan keagamaan, seperti kelompok One Day One Juz (ODOJ), kajian online atau ceramah yang juga memberikan ruang bagi generasi muda untuk saling berdiskusi, saling memotivasi dan memberi dukungan, serta memperdalam pemahaman agama tanpa terbatas oleh jarak fisik (Tabrani et al., 2025).
Pemanfaatan Media Sosial dalam Menyebarkan Konten Islami
Berbagai teknologi juga memungkinkan akses mudah ke berbagai konten islami yang mendalam, seperti ceramah, tafsir Al-Qur’an, dan kajian fiqh yang dapat diakses melalui YouTube, podcast, atau aplikasi khusus seperti aplikasi qur’an digital maupun NU Online. Tidak hanya itu, berbagai platform lainnya seperti Telegram, Instagram, dan TikTok kini juga dimanfaatkan oleh para ulama atau kyai untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah yang ringan namun bermakna (Mastanah et al., 2023), dalam bentuk konten visual yang menarik dan mudah dipahami oleh para remaja generasi Z. Kemajuan ini menciptakan ruang baru bagi remaja untuk mendapatkan ilmu agama di luar lingkungan pendidikan formal, sehingga mampu menumbuhkan rasa ingin tahu serta semangat belajar agama yang lebih tinggi. Di sisi lain, pengaturan waktu layar dan digital detox secara berkala juga menjadi strategi penting agar remaja tidak terjebak dalam konsumsi konten yang berlebihan sehingga mengganggu fokusnya kegiatan ibadah dan refleksi spiritual. Dengan demikian, penguatan akidah tidak hanya dilakukan melalui pembelajaran formal, tetapi penting juga melalui pemanfaatan berbagai media teknologi yang terarah dan pengelolaan kebiasaan digital yang sehat.
Menjaga Niat Keikhlasan Ibadah di Tengah Sorotan Media Sosial
Lebih dalam lagi, praktik keagamaan yang terintegrasi dengan dunia digital sangatlah menuntut adanya kesadaran untuk menjaga keikhlasan dalam beribadah. Aktivitas seperti membagikan momen ibadah atau kegiatan rohani di media sosial perlu dijalankan dengan niat yang lurus (ikhlas) agar tidak tergelincir untuk menjadi ajang pencitraan atau riya. Esensi hubungan spiritual sejatinya itu bersifat personal antara individu dengan Allah SWT., bukan untuk konsumsi para publik yang berlebihan (Widiandari et al., 2023). Melalui pendekatan yang holistik dimana menggabungkan antara pendidikan akidah yang mendalam, pemanfaatan media digital, dan penguatan nilai-nilai keikhlasan pada kebutuhan spiritual generasi muda dapat dipenuhi secara seimbang. Teknologi juga dapat menjadi sarana yang efektif dalam memperkuat hubungan dengan Allah SWT., bukan sebagai pengalih perhatian dari kehidupan spiritual yang sebenarnya. Jika digunakan dengan benar, dunia digital justru dapat berfungsi sebagai jembatan untuk memperdalam pemahaman agama dan membangun komitmen spiritual yang lebih kokoh di tengah derasnya perubahan zaman.
Spiritualitas Digital Generasi Z yang Fleksibel dan Kreatif
Di sisi lain, meskipun generasi Z sangatlah bergantung pada teknologi digital, tetapi mereka tetap mampu mengembangkan corak spiritualitas digitalisnya yang cukup unik, kreatif, dan berelasi dimana hal itu mencerminkan nilai kebebasan, keterbukaan, dan ketangguhan dalam keimanan mereka. Selain itu, media digital juga menjadi sarana yang sangat efektif bagi generasi Z untuk mempelajari dan mengakses berbagai konten dakwah yang inspiratif seperti kajian live streaming, podcast, dan video pendek di platform populer seperti TikTok, Instagram, dan YouTube. Semua pendekatan ini memungkinkan generasi Z untuk menjalani perjalanan spiritualnya secara personal dan fleksibel sesuai dengan kebutuhan zaman digital.
Peran Keluarga dan Lingkungan dalam Menuntun Spiritualitas Remaja
Keterlibatan aktif dari pihak keluarga, lingkungan sekitar, dan majlis keagamaan juga memiliki peran yang sangat penting dalam membimbing generasi muda agar mampu menavigasi dunia maya tanpa kehilangan arah ke-spiritualitasnya (Wiramaya et al., 2024). Ketiga lingkungan tersebut berfungsi sebagai fondasi atau landasan utama dalam membantu para remaja untuk memahami dan menginternalisasi nilai-nilai akidah secara mendalam, sekaligus memberikan dukungan moral dan bimbingan dalam menghadapi berbagai pengaruh digital yang kerap kali membingungkan. Penguatan karakter dan nilai-nilai keagamaan harus dilakukan secara simultan dengan pemanfaatan teknologi secara bijak, sehingga dunia digital tidak hanya menjadi sumber hiburan semata, tetapi juga menjadi media yang mendukung pengembangan diri secara positif dan bermakna. Dengan pendekatan yang seimbang ini, kebutuhan spiritual generasi Z akan tetap terjaga dengan baik dan memungkinkan bagi mereka untuk menghadapi berbagai tantangan zaman dengan sikap yang bijaksana dan integritas yang kuat, sehingga mereka mampu tumbuh menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas secara teknologi tetapi juga kokoh dalam keimanan dan moralitas (Tabrani et al., 2025).
KESIMPULAN
Dalam era kemajuan teknologi digital, Generasi Z hidup dalam realitas yang didominasi oleh platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube, membentuk budaya konsumsi informasi yang instan, kreatif, dan ekspresif. Dinamika ini menuntut upaya penguatan akidah yang relevan dan kontekstual, melalui pemanfaatan media digital seperti aplikasi pengingat ibadah, komunitas daring, serta konten dakwah berbasis algoritma personalisasi. Ketersediaan sumber-sumber keislaman yang luas melalui media sosial, podcast, dan platform digital membuka peluang besar dalam menumbuhkan spiritualitas generasi muda, meskipun tetap diperlukan kesadaran untuk menjaga keikhlasan dan menghindari praktik riya. Dengan demikian, ruang digital telah menjadi bagian integral dari praktik keberagamaan Generasi Z, yang memerlukan peran aktif keluarga, lingkungan sekitar, dan komunitas keagamaan dalam membimbing dan memperkuat karakter spiritual mereka. Jika dikelola dengan bijak dan bertanggung jawab, teknologi digital tidak hanya berfungsi sebagai sarana penghubung dengan pemahaman keislaman yang lebih luas, tetapi juga menjadi medium efektif dalam membentuk generasi yang cakap teknologi, kuat iman, serta berintegritas dalam membangun peradaban yang berakhlak mulia.
DAFTAR RUJUKAN
Al Fahmi, F. F., & Firdiyani, F. (2022). Pengaruh media sosial TikTok terhadap kecerdasan spiritual mahasiswa Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang jurusan Pendidikan Agama Islam. Jurnal Kajian Agama Hukum dan Pendidikan Islam (KAHPI), 4(1), 1–12. https://doi.org/10.29103/kahpi.v4i1.23310
Cahyono, A. S. (2016). Pengaruh media sosial terhadap perubahan sosial masyarakat di Indonesia. Publiciana, 9(1), 140–157. https://doi.org/10.36563/publiciana.v9i1.79
Faizah, R., & Maftuhah. (2024). Peran media sosial dalam meningkatkan pemahaman agama Islam di kalangan generasi milenial. MUMTAZ: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 4(1), 38–52. https://doi.org/10.69552/mumtaz.v4i1.2889
Hidayat, A. (2023). Peran Media Sosial dalam Meningkatkan Literasi Keagamaan Generasi Z. Hikmah: Jurnal Ilmu Dakwah dan Komunikasi, 17(2), 123–135.
Mastanah, M., Mahsusi, M., Hudaa, S., Nuryani, N., & Ying, L. (2023). Transformasi dakwah Islami: Instagram sebagai media tausiah generasi milenial. Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, 12(4), 2987–2988. https://doi.org/10.30868/ei.v12i04.5046
Rahmawanti, D. S. (2024). Pengaruh media sosial terhadap nilai-nilai moderasi beragama di lingkungan mahasiswa FEBI. Jurnal Sains Student Research, 2(6), 409-420.
Rosyidah, A. N., & Ismeirita, I. (2023). Analisis penggunaan media sosial dalam pembentukan karakter peserta didik (Studi kasus di SMPN 20 Bekasi). Research and Development Journal of Education, 9(1), 34–44. https://doi.org/10.30998/rdje.v9i1.13839
Tabrani, T., Zuailan, Z., & Suparno, S. (2025). Penguatan akidah akhlak dalam pembinaan remaja di Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi. Jurnal Literasiologi, 13(1). https://doi.org/10.47783/literasiologi.v13i1.890
Widiandari, F., Khoiri, N., & Syahnaz, A. (2023). Penguatan nilai-nilai religiusitas remaja pada era digital. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 5(4), 1661-1667. https://doi.org/10.31004/edukatif.v5i4.5051
Wiramaya, D. S., Fathurrijal, F., Sukarta, S., Suhadah, S., Ni’matul Rohmah, N., & Saudi, Y. (2024). Pengaruh media sosial terhadap akidah generasi Z Muslim di perkotaan. Seminar Nasional Paedagoria, 4, 130-138. https://doi.org/10.31958/snp.v4i0.25600
Yuliasari, R., Indriya, I., & Ardiansyah, A. (2024). Pengaruh penggunaan sosial media TikTok konten religi terhadap pembentukan karakter sopan santun siswa kelas XI di SMA Bina Insani Bogor. Fikrah: Journal of Islamic Education, 8(2), 219–226.
0 Comments