Siapakah Orang Yang Takut Itu?
Oleh: A. Nahid Masyhuri
”…karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman”(QS Ali Imran :175)
Setiap manusia normal pastilah memiliki rasa takut, karena rasa takut adalah salah satu emosi dasar manusia yang sudah ada semenjak manusia itu dilahirkan. Pembicaraan dan studi tentang rasa takut sudah ada sejak masa lampau, bahkan di era modern ini orang-orang mulai membicarakan tentang phobia, yakni rasa takut akan sesuatu secara ber-lebihan yang bermacam-macam jenisnya.
Pada umumnya manusia akan merasa takut terhadap segala sesuatu yang mengancam atau membahayakan dirinya, misalnya: takut sakit, takut miskin, takut binatang buas, takut bencana alam seperti gempa, tsunami, letusan gunung berapi dan lain sebagainya. Namun di balik itu semua kita sebagai seorang mukmin seharusnya sadar bahwasanya adanya sesuatu yang membahayakan, mengancam, atau mengganggu kita semata-mata karena izin Allah SWT. Sehingga kita memiliki keyakinan bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan di dunia ini selain Allah SWT karena pada hakikatnya tidak ada yang bisa memberi manfaat atau madhorot (bahaya) selain Allah SWT.
Takut kepada Allah berarti takut akan ancaman-ancaman-Nya yang berupa adzab yang sangat pedih yang disebabkan karena tidak melakasanakan perintah-perintah-Nya dan melanggar larangan-Nya.
Orang yang mengaku takut kepada Allah SWT, pasti mengenal Allah dan mengetahui sifat-sifat-Nya. Tingkat rasa takut seorang hamba pada Tuhannya dapat diukur dari sejauh mana ia mengenal Tuhannya, mengetahui segala sifat keagungan-Nya, dan sejauh mana ia mengenal dirinya, mengetahui segala kekurangan yang ia miliki. Oleh karena itu orang yang takut kepada Allah dengan sebenar-benarnya hanyalah para ulama’ karena merekalah paling mengenal Allah. Allah Ta’ala berfirman, yang artinya:
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS. Fathir: 28).
Selanjutnya jika kita bertanya siapakah orang yang paling takut kepada Allah SWT? maka Nabi Muhammad SAW –lah jawabannya. Beliau adalah manusia yang paling mengenal Allah SWT dengan segala keagungan dan kesempurnaan-Nya. Nabi Muhammad SAW bersabda:
“… Demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling mengenal Allah dan paling takut kepada-Nya” (HR. Bukhari-Muslim).
Rasa takut timbul dari ma’rifatullah yang mendalam. Itulah mengapa orang-orang yang lancang berbuat maksiat, mereka tidak memiliki rasa takut kepada Allah, hal ini dikarenakan kurangnya ilmu/pengetahuan mereka terhadap agama Allah serta kurang-nya ma’rifah mereka kepada Allah ta’ala.
Setiap makhluk pasti memiliki rasa takut kepada Allah SWT. Hewan-hewan, tumbuh-tumbuhan, para Malaikat, bumi, langit dan seisinya bertasbih, bersujud, memuja-Nya. Bahkan syetan yang notabene merupakan makhluk yang durhaka kepada Allah tetap saja merasa sangat takut terhadap Allah SWT. disebutkan dalam surat al-Hasyr ayat: 16 setelah syetan berhasil membuat manusia menjadi kafir, mereka (syetan) berkata:
“Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah Tuhan semesta alam”.
Namun demikian rasa takut kepada Allah ini tidak berlaku pada manusia secara keseluruhan. Hanya sebagian saja dari manusia yang takut kepada Allah. Sebagian besar dari mereka tidak takut Allah SWT, banyak yang tidak menyembah Allah, menyekutukan Allah dengan selain-Nya, tidak melaksanakan perintah-perintah-Nya, dan melanggar larangan-larangan-Nya.
Untuk menumbuhkan rasa takut kepada Allah, ada beberapa cara yang dapat kita lakukan, diantaranya:
- Mempelajari nama-nama dan sifat-sifat Allah SWT. Dengan mempelajari nama dan sifat-Nya, seseorang akan menge-tahui betapa besar keagungan Allah, betapa pedih siksa-Nya, dan betapa besar balasan bagi orang-orang yang mendurhakai-Nya.
- Merasa selalu diawasi Allah (muroqobah).
- Menghayati dan berfikir (tadabbur) tentang ayat-ayat al-Qur’an. Di dalam al-Qur’an terdapat banyak disebutkan tentang keagungan dan kekuasaan Allah, keadaan hari kiamat, dan berbagai balasan/siksa yang pedih.
- Banyak mengingat kematian terutama tentang su’ul khatimah.
Di dalam al-Qur’an disebutkan bahwa Allah akan mengampuni dosa orang-orang yang takut kepada Allah. Firman Allah:
“Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya Yang tidak nampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar.” (al-Mulk:12)
Dalam sebuah hadits shohih Nabi Muhammad SAW pernah bercerita bahwa dahulu kala terdapat seorang laki-laki bertingkah ketika ajal menjelang, ia berwasiat kepada anaknya: “Jika aku meninggal dunia, maka bakarlah aku kemudian kumpulkanlah abunya dan sebarkanlah di lautan. Demi Allah, jika Allah menakdirkan keburukan atasku, maka Dia akan menyiksaku dengan siksaan yang tidak pernah dilakukan kepada seorang pun.” Maka anak-anaknya melaksanakan wasiat bapaknya itu. Allah berfirman kepada bumi, kembalikan apa yang engkau ambil.” Maka si debu mayit itu kembali menyatu. Kemudian Allah bertanya kepadanya, “Apa yang menyebabkanmu melakukan hal itu (berwasiat kepada anaknya)?” laki-laki itu menjawab, “Karena aku takut kepada-Mu.” Maka Allah pun mengampuninya.
Seorang mukmin seyogyanya memiliki perasaan selalu takut pada Allah (dawamul khauf) kapan dan dimana saja ia berada. Perasaan selalu takut ini merupakan tanda kesungguhan iman seseorang. Semakin tebal iman seseorang semakin takut ia kepada Allah. Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah kepada kita semua sehingga kita bisa menjadi seorang hamba yang benar-benar takut kepada Allah SWT.
0 Comments