Menjembatani Generasi : Mengaktualisasikan Nilai-Nilai Aqidah dalam Platform Digital untuk Generasi Z

Anggun Wahyu Putri Lestari
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
ABSTRAK
Artikel ini mengeksplorasi tantangan dan peluang dalam mengaktualisasikan nilai-nilai aqidah di kalangan Generasi Z dalam konteks dunia digital yang semakin kompleks. Fokus penelitian ini adalah pada upaya menjembatani generasi sehingga dapat menggunakan teknologi dengan benar dan bermanfaat melalui penanaman nilai-nilai agama, serta memahami keterlibatan gen z dalam pemanfaatan platform digital. Generasi Z, generasi yang lahir di era digital, tumbuh di lingkungan yang penuh dengan teknologi dan informasi. Mereka memiliki akses mudah ke berbagai platform digital, termasuk media sosial, internet, dan game online. Namun, di tengah kemudahan akses ini, muncul tantangan dalam menjaga nilai-nilai iman dan moral generasi muda. Analisis mendalam tentang Aqidah dan bentuk-bentuk nilainya dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, artikel ini menawarkan kerangka praktis untuk mengintegrasikan nilai-nilai aqidah ke dalam kehidupan digital Generasi Z, yang mencakup strategi pendidikan, peran keluarga dan komunitas, serta pengembangan konten digital yang relevan dan responsif. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk berkontribusi dalam pengembangan strategi yang efektif dalam membimbing Generasi Z untuk dapat menghidupi dan menerapkan nilai-nilai aqidah secara bermakna di era digital.
Kata Kunci: : nilai; Aqidah; platform digital; Generasi Z
PENDAHULUAN
Agama memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia karena agama membantu mereka menjalani kehidupan yang bermakna, damai, dan damai. Menyadari peran penting agama dalam kehidupan manusia, internalisasi nilai-nilai agama menjadi penting, dan ini dapat dicapai melalui pendidikan baik di rumah, sekolah, maupun komunitas.
Salah satu materi pendidikan agama Islam yang penting adalah aqidah akhlak. Materi ini menjelaskan dasar-dasar iman dan nilai-nilai tauhid lainnya. Kemudian, materi ini menjelaskan konsep akhlak dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Untuk memastikan bahwa siswa memiliki pemahaman dan pengetahuan yang kuat tentang keimanan dan mampu menerapkan nilai-nilai keimanannya melalui akhlak yang baik di masyarakat, pembicaraan tentang aqidah dan akhlah inilah sangatlah penting. Dan hal yang paling penting dalam pendidikan aqidah akhlak adalah tujuan untuk memadukan konsep dan praktik hablumminallah dan hablum minannas secara seimbang.
Mengingat perkembangan zaman yang semakin pesat, dan teknologi semakin canggih, generasi Z mudah menangkap dan menyebarluaskan segala bentuk informasi yang didapat. Dan yang perlu banyak diperhatikan terkait informasi yang didapat khususnya tentang Pendidikan keagamaan, yang Dimana nantinya dapat memberikan dampak negatif ataupun dampak yang buruk bagi si penerima informasi tersebut, tanpa menelaah dan menganalisis informasi terlebih dahulu. Dan dari fenomena diatas dapat disimpulkan gen Z mengalami dua efek dari dunia digital. Di satu sisi, kemudahan akses ke berbagai sumber keagamaan, seperti ceramah online, artikel, dan aplikasi berbasis agama, memudahkan mereka untuk belajar dan memperdalam pemahaman mereka tentang akidah.
Melihat fenomena diatas generasi Z lebih menyukai pembelajaran interaktif, visual, dan berbasis pengalaman. Metode pengajaran akidah tradisional, yang cenderung pasif dan tekstual, mungkin tidak efektif bagi mereka. Pendekatan yang lebih inventif dan inventif harus dapat mengakomodasi gaya belajar mereka dan memanfaatkan teknologi digital sebagai alat pembelajaran yang efektif. Perbedaan gaya hidup , preferensi media, dan cara berpikir generasi Z dibandingkan dengan generasi sebelumnya memperparah tantangan ini. Pendidik dan pemuka agama harus memahami karakteristik generasi Z dan mampu beradaptasi dengan perubahan.
Karena dunia digital memainkan peran penting dalam kehidupan Generasi Z, sangat penting untuk mengaktualisasikan nilai-nilai akidah di dunia digital. Ini tidak hanya mengubah cara mereka mengajar, tetapi juga memasukkan prinsip-prinsip akidah ke dalam aktivitas digital mereka sehari-hari. Generasi Z harus dididik untuk menyaring informasi, membedakan konten yang berputar, dan menggunakan teknologi digital secara bijak dan bertanggung jawab. Mereka juga harus dididik untuk menerapkan prinsip-prinsip akidah dalam interaksi online, menjaga etika digital, dan berkontribusi terhadap perubahan positif di internet. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mendalam tentang tantangan dan peluang yang tersedia bagi generasi Z dalam mengaktualisasikan nilai-nilai akidah di dunia digital.
PEMBAHASAN
Pengertian Aqidah
Sebagaimana diketahui, prinsip utama Islam adalah keyakinan, atau sikap. Secara khusus, akidah mengacu pada kepercayaan yang ditanamkan dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan dipraktikkan dalam tindakan. Akidah memiliki ciri materi teologis-ideologis, mengutamakan keyakinan, dan membutuhkan pembuktian. Tauhid adalah bidang yang mempelajari dasar-dasar iman Islam menuju “ke-Esaan dan meng-Esakan Tuhan”, baik dzat, sifat, maupun tindakan Tuhan yang tanpa sekutu. Puncak integrasi dari berbagai keilmuan yang ada di perguruan tinggi Islam adalah men-Tauhidkan Allah, sehingga berbagai keilmuan yang ada sangat terkait dengan tauhid dan mengarah pada hasil akhir, yaitu men-Tauhidkan Allah. Oleh karena itu, ilmu-ilmu yang menyelidiki ayat-ayat kauniyah dan Al-Qur’an menjadi sumber pendukung utama.
Sebelum memasuki ke tahap pengaktualisasian nilai-nilai akidah, perlu untuk memahami pengertian Aqidah. Secara bahasa(lughatan) Aqidah berasal dari Bahasa arab aqada-ya’qidu-aqdan-aqidatan adalah etimologi dari kata “aqidah” dalam lughatan. Aqdan berarti kokoh, ikatan, dan perjanjian. Setelah menjadi aqidah, itu berarti keyakinan (Al-Munawwir, 1984, hal. 1023). Relevansi antara istilah “aqdan” dan “aqidah” adalah keyakinan yang kuat dan mengikat di dalam hati yang mengandung perjanjian.
Secara terminologi(istilahan) terdapat beberapa definisi(ta’rif) diantaranya yaitu :
- Menurut Hasan Al-Banna
“Aqa’id(bentuk jamak dari Aqidah) adalah beberapa yang wajib diyakini keberadaanya oleh hatimy, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadikan keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan” (Al-Banna, tt, Hal. 465)
- Menurut Abu Bakar Jabir Al-Jazairy
“Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Yakni kesahihan dan keberadaannya(secara pasti) dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenera itu” (Al-Jazairy, 1978 hal.21)
Ada beberapa catatan tambahan berikut untuk lebih memahami kedua definisi di atas:
- Ilmu-ilmu tersebut terbagi menjadi dua kategori: ilmu dharuri dan ilmu nazhari. Ilmu dharuri didasarkan pada intuisi dan tidak memerlukan bukti, sedangkan ilmu nazhari memerlukan bukti. ilmu nazhari.
- Setiap manusia memiliki fitrah mengakui kebenaran (bertuhan), indera untuk mencari kebenaran, akal akan menguji kebenaran dan memerlukan wahyu untuk menjadi pedoman menentukan mana yang benar dan mana yang tidak.
- Keraguan tidak boleh dikombinasikan/digabungkan dengan keyakinan.
- Aqidah dapat mendatangkan ketengan jiwa.
- Jika seseorang percaya pada suatu kebenaran, mereka harus menolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran tersebut.
- Tingkat keyakinan aqidah seseorang bergantung pada seberapa baik dia memahami dalil.
Nilai-nilai Aqidah dalam kehidupan sehari-hari
Meninjau dari fenomena sehari-sehari, ada beberapa nilai-nilai Aqidah diantaranya yaitu :
- Sholat 5 waktu
Menjalankan sholat 5 waktu menunjukkan sebagai sebuah bentuk pengakuan seorang hamba kepada sang pencipta(kholiq), sebagai Upaya mendekatkan diri kepada-Nya, dan MengAgungkan Allah sebagai pemilik alam semesta dan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup.
- Pengajaran baca Al-Qur’an
Pembiasaan membaca al-Quran dengan benar dan berusaha semaksimal mungkin untuk menghafal al-Qur’an atau sebagian besar darinya dengan berbagai cara, karena al-Quran adalah jalan yang benar dan bebas dari kebathilan.
- Pengajaran tentang hukum-hukum Islam yang paling dasar
Dapat membedakan mana yang halal dan mana yang haram, yang yang diperbolehkan dan mana yang tidak diperbolehkan oleh syari’at islam. Seperti, haram hukumnya bagi orang yang memakan daging babi dan anjing.
Keterlibatan generasi Z dalam platform Digital
Platform Digital adalah : Sistem atau infrastruktur yang berguna yang memungkinkan aplikasi atau layanan berinteraksi digital dan berinteraksi satu sama lain disebut platform digital . Platform digital menjadi sarana penting bagi pengguna untuk berpartisipasi, berbagi, dan berinteraksi dengan konten dan layanan digital.
- Adapun jenis-jenis platform diantaranya sebagai berikut :
- Platform Media Sosial
Banyak jenis konten yang dapat diunggah, dipasarkan, dan ditonton di platform Berbagi konten, termasuk video, musik, dan dansi. Pembuat konten juga sering menggunakan platform ini untuk membuat dan membagikan konten mereka kepada orang lain.
- Platform Pendidikan Online
Dunia Pendidikan juga memiliki platform digital, seperti kursus dan ruang guru. Platform ini menawarkan akses ke kursus dan materi pembelajaran online yang dapat diikuti dengan cara yang fleksibel. Dengan menggunakan alat ini, siswa dapat belajar secara mandiri, mendapatkan akses ke sumber daya pendidikan, dan memperoleh keterampilan baru.
- Manfaat penggunaan Platform
- Kemudahan akses dan keterjangkauan
Dengan menggunakan Platformdigital, pengguna dapat dengan mudah mengakses berbagai layanan dan konten secara online. Mereka memungkinkan pengguna untuk mengakses informasi, berbelanja, atau berpartisipasi dalam aktivitas lain tanpa harus hadir secara fisik. Selain itu, banyak dari Platformdigital menawarkan harga yang lebih murah daripada saluran konvensional.
- Peningkatan interaksi dan keterlibatan pengguna
Karena adanya Platform digital, pengguna dapat tetap terlibat dan berinteraksi secara online tanpa harus bertemu langsung. Platform ini memungkinkan mereka untuk berbagi ide dan bertukar pikiran, yang membuka peluang untuk berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki minat dan tujuan yang sama.
- Peran platform dalam dunia Pendidikan dan pembelajaran
Platform yang memberikan akses yang luas ke pendidikan dan pembelajaran digital. Sekarang, bahkan ahli permainan kata dapat mendapatkan konten yang diinginkan. Selain itu, Platformdigital menawarkan berbagai sumber daya Pendidikan, termasuk modul interaktif, video pembelajaran, dan forum diskusi yang memungkinkan pembelajaran mandiri dan kolaboratif.
- Kontibusi platform digital dalam Masyarakat dan kehidupan sehari-hari
Memanfaatkan platform digital telah mengubah cara masyarakat berinteraksi satu sama lain, berbagi informasi, dan bahkan menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan adanya platform media sosial, semua orang sekarang dapat terhubung dan berbagi dengan orang lain di seluruh dunia. Banyak orang yang menggunakan layanan transportasi online seperti Uber dan Grab untuk mempermudah mobilitas dan transportasi mereka. Platform digital juga dapat meningkatkan kualitas hidup dengan menyediakan berbagai layanan, hiburan, dan data yang mudah diakses.
Upaya Mengaktualisasikan nilai-nilai Aqidah dalam Platform digital
Teknologi digital membuat pendidikan moral dan etika lebih mudah diakses. Pendidikan aqidah membantu orang dalam memahami nilai-nilai keagamaan dan spiritual. Tujuan dari pendidikan Islam di era digital saat ini adalah menghasilkan generasi muslim yang mampu menjalani kehidupan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Dengan dampak pendidikan akhlak di era ini, dapat menemukan cara-cara inovatif untuk belajar akhlak dengan cara yang menyenangkan, dengan harapan dapat menerapkannya dalam kehidupan dan beradaptasi dengan kemajuan teknologi.
Akibat arus globalisasi yang cepat, melihat bagaimana perilaku anak-anak di zaman sekarang cukup meresahkan orang tua dan guru. Hal inilah yang memunculkan munculnya televisi yang menayangkan film kekerasan dan anak-anak akan meniru cinta notabeni, yang akan merusak keteladan, mengganggu iman, dan merusak moral mereka saat mereka berbicara dan berperilaku setiap hari. Hal ini bertentangan dengan tujuan pendidikan, yaitu untuk menumbuhkan potensi siswa untuk menjadi individu yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Adapun Bentuk Implementasi nilai-nilai Aqidah dalam dunia digital diantaranya yaitu :
- Membuat konten positif dan edukatif.
Contohnya :
- Di Platform digital (Tiktok), Membuat video tentang cara sholat sunnah witir
- Di Instagram, Membuat poster Palestin yang dapat menunjukkan sikap toleransi antar sesama manusia
- Menggunakan tekonologi untuk ibadah
Contohnya, Menggunakan aplikasi (Al-Qur’an Nusantara) sebagai pengingat sholat 5 waktu, dzikir, dsb.
- Berkreasi dengan nilai-nilai agama
Contoh, membuat sebuah narasi ataupun artikel yang membahas tentang berbakti kepada orang tua (Media Jurnal, kompasiana, dan lai-lain).
- Bertanggung jawab sebagai pengguna media digital
Contohnya, dalam menyebarkanluaskan segala informasi harus ditela’ah dan dipahami terlebih dahulu di media What’s Up, Instagram, Tiktok, Tweater, dan lain sebagainya.
KESIMPULAN
Generasi Z menghadapi tantangan khusus dalam mempertahankan dan mengaktualisasikan nilai-nilai agama mereka saat menghadapi era teknologi yang semakin maju. Pemahaman dan praktik keagamaan orang dapat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi dan akses mudah ke informasi. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjembatani perbedaan antara nilai-nilai digital dan kenyataan yang mereka alami di dunia nyata.
Peran orang tua, pendidik, dan masyarakat sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang baik untuk pembelajaran dan penghayatan nilai-nilai aqidah. Nilai-nilai ini dapat dimasukkan ke dalam kehidupan sehari-hari Generasi Z dengan menggunakan metode yang tepat, seperti membuat konten edukatif digital, menggunakan media sosial untuk dakwah, dan menerapkan metode pembelajaran interaktif.
Dengan menggunakan pendekatan yang inklusif dan responsif terhadap kebutuhan dan karakteristik Generasi Z, kami dapat membantu mereka mempertahankan nilai-nilai keagamaan di tengah arus informasi yang begitu deras. Harapan ke depannya adalah Generasi Z akan menjadi agen perubahan yang tidak hanya memahami prinsip-prinsip keagamaan, tetapi juga mampu menerapkannya dengan bijak dalam dunia digital saat ini, sehingga prinsip-prinsip keagamaan tetap relevan.
DAFTAR PUSTAKA
Mustofa, Agus Hasan. “Peningkatan Iman Dan Moral Anak Melalui Pembelajaran Aqidah Akhlaq.” Al-Iman: Jurnal Keislaman Dan Kemasyarakatan 4, no. 1 (2020): 72. http://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/aliman/article/download/3821/2765/10714.
Noviana Aini. “Pemanfaatan Media Dakwah Platform Digital Di Era Generasi Z.” CBJIS: Cross-Border Journal of Islamic Studies 5, no. 2 (2023): 109–16. https://doi.org/10.37567/cbjis.v5i2.3184.
Nurfadila, Pani, and Fandey Lauda Anantara. “Pembaharuan Pemikiran Aqidah Dalam Era Digital : Pendekatan Metodologi Studi Islam” 02, no. 01 (2024): 1–12.
Rofiah, Nurul Hidayati. “Desain Pengembangan Pembelajaran Akidah Akhlak Di Perguruan Tinggi.” Fenomena 8, no. 1 (2016): 55–70. https://doi.org/10.21093/fj.v8i1.472.
Ummah, Masfi Sya’fiatul. “(Penerapan Nilai-Nilai Aqidah Dalam Pembelajaran Anak Di MI).” Sustainability (Switzerland) 11, no. 1 (2019): 1–14. http://scioteca.caf.com/bitstream/handle/123456789/1091/RED2017-Eng-8ene.pdf?sequence=12&isAllowed=y%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.regsciurbeco.2008.06.005%0Ahttps://www.researchgate.net/publication/305320484_SISTEM_PEMBETUNGAN_TERPUSAT_STRATEGI_MELESTARI.
0 Comments