TELADAN NABI MUHAMMAD MEMBANGUN ETIKA DAN MORAL DALAM PERADABAN ISLAM

Published by Buletin Al Anwar on

Imron Ma’aruf

220101110071

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

[email protected]

Abstract

Humans are taught how to carry out deeds in accordance with what Allah has prescribed for them. So that the example of the Prophet Muhammad emerged in his life, he never had any bad morals, because his morals were the basis for determining good ethics and morals. Ethics is at the forefront and becomes the basis for self-introspection, with ethics. Other people can judge us as good or bad, with ethics a person can also be considered worthy and be an example for others in their behavior, ethics and morals are often put aside because there is no awareness of the importance of upholding ethics and morals, in this case there are several factors which causes ethics and morals as time goes by to be increasingly abandoned due to: Lack of role of parents, Influence of lifestyle, Technological Development, Lack of strengthening of religious foundations, things that can be an example of good ethics and morals, if leaders If you have qualities like the Messenger of Allah, then a civilization will emerge that is in accordance with the guidance of the Qur’an.

Abstrak

Manusia diajarkan untuk bagaimana melaksanakan amalan yang sesuai dengan apa yang disyariatkan Allah kepadanya. Sehingga muncul keteladanan yang ada pada diri Nabi Muhammad dalam kehidupan, tiada akhlak buruk yang pernah dilakukan beliau, karena akhlak beliau inilah yang menjadi landasan dalam menentukan etika serta moral yang baik. Etika menjadi garda terdepan menjadi landasan introspeksi diri, dengan etika. Orang lain dapat menilai diri kita baik atau buruk, dengan etika pula seseorang dapat dianggap layak dan menjadi contoh bagi orang lain dalam bersikap, etika dan moral sering kali dikesampingkan karena tidak ada kesadaran akan pentingnya menjunjung tinggi etika dan moral tersebut, dalam hal ini ada beberapa faktor yang menyebabkan etika dan moral tersebut seiring berkembangnya zaman semakin ditinggalkan karena : Kurangnya peranan orang tua, Pengaruh gaya hidup, Perkembangan Teknologi, Kurangnya penguatan fondasi Agama, hal-hal yang bisa menjadi contoh dalam beretika dan moral yang baik, jikalau pemimpin-pemimpin memiliki sifat-sifat seperti halnya Rasulullah, maka muncul peradaban yang sesuai dengan tuntunan Al-Quran.

Pendahuluan

Muhammad Ibn Abdullah merupakan seorang nabi dari bangsa Quraisy, yang lahir di Makkah tanggal 12 Rabiul Awal, ia merupakan nabi keturunan dari Nabi Ismail, sedangkan nabi sebelum Nabi Muhammad merupakan keturunan dari Nabi Ishaq, ia merupakan Nabi Terakhir sekaligus penutup para nabi dan  penyempurna agama, dengan risalah yang dibawanya, manusia diajarkan untuk bagaimana melaksanakan amalan yang sesuai dengan apa yang disyariatkan Allah kepadanya. Sehingga muncul keteladanan yang ada pada diri Nabi Muhammad dalam kehidupan, tiada akhlak buruk yang pernah dilakukan beliau, karena akhlak beliau inilah yang menjadi landasan dalam menentukan etika serta moral yang baik.

Etika menjadi garda terdepan menjadi landasan introspeksi diri, dengan etika. Orang lain dapat menilai diri kita baik atau buruk, dengan etika pula seseorang dapat dianggap layak dan menjadi contoh bagi orang lain dalam bersikap, di luar itu. Moral juga memiliki eksistensi yang sama dengan etika, karena keduanya itu bergandengan dan tidak bisa dipisahkan, maka keduanya memiliki satu-kesatuan. Dalam peradaban dan perkembangan zaman kali ini, Etika dan moral memiliki peran sebagai Proximity dan Security dalam kehidupan bermasyarakat, karena semakin berkembang zaman, etika dan moral sudah tidak dijunjung kembali dikarenakan tidak maksimal dalam pendidikan sejak dini. Untuk itulah perlu adanya kesadaran akan teladan nabi Muhammad membangun etika dan moral dalam peradaban Islam

Pembahasan

Di era milenial sekarang ini, etika dan moral sering kali dikesampingkan karena tidak ada kesadaran akan pentingnya menjunjung tinggi etika dan moral tersebut, dalam hal ini ada beberapa faktor yang menyebabkan etika dan moral tersebut seiring berkembangnya zaman semakin ditinggalkan karena :

  1. Kurangnya peranan orang tua

Orang tua memiliki peranan besar pertama kali dalam membentuk karakter anak, termasuk di dalamnya etika dan sopan santun, jika peranan anak sejak dini belum dilakukan maka, etika dan moral bisa saja tidak berjalan dan hilang sehingga anak bisa saja melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan baik secara agama, masyarakat maupun negara. Dalam hal ini penting juga ditekankan bahwa bimbingan anak menjadi faktor utama pembentuk karakter dan kepribadian anak

2. Pengaruh gaya hidup

Karena hidup bergantung kepada gaya hidup di masyarakat, jika ia tinggal di negara yang tidak menjunjung tinggi etika dan moral, justru yang muncul adalah sifat individualisme yang ini menjadikan seseorang tiada responsif dan tidak memedulikan etika dan moral.

3. Perkembangan Teknologi

Tidak jauh dari itu perkembangan teknologi menyebabkan interaksi dengan orang lain menjadi terhambat, bisa jadi karena perkembangan alat komunikasi menyebabkan hilangnya etika dan moral dalam menggunakan Gadget secara baik dan benar

4. Kurangnya penguatan fondasi Agama

Agama juga berpengaruh terhadap pendidikan etika dan moral, karena itu penguatan spiritual juga bisa menjadi ranah yang baik dalam pembentukan etika serta moral, di dalam agama juga mengenalkan akan hormat kepada orang tua, dan berhubungan baik sesama manusia.

Dari beberapa faktor diataslah yang menyebabkan berkurangnya atau merosotnya etika dan moral kaula muda saat ini, maka dari itu. Butuh teladan sebagai kunci figuritas didalam pedoman ber-Etika dan Moral, didalam islam, figur ini tiada lain adalah Nabi Muhammad SAW,  Didalam Surat Al-Ahzab ke 21 yang artinya “…… telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu …..” sehingga apapun yang rasulullah, baik berupa tindakan dan perkataan bisa menjadi acuan dalam ber-etika dengan baik.

Rasulullah dengan etika dan akhlaknya sehingga ia bisa menciptakan kehidupan yang harmonis dimasanya, kehidupan  bangsa arab ketika masa kepemimpinan Rasulullah sangat damai serta tiada permusuhan di dalamnya, baik ketika masa awal bergabungnya pasukan Ansor kepada kaum Muhajirin, hingga ketika penyatuan kekuatan Islam melawan kaum kafir Quraisy kala itu, Rasulullah menjadi seorang Mujtahid sekaligus Musyari’ yang adil dan bijaksana sehingga menjadi cerminan Akhlak yang baik dan perlu ditirukan pada generasi sekarang ini.

Di antara keberhasilan Rasulullah di dalam membangun peradaban adalah memilih melakukan diskusi terlebih dahulu daripada perang, kita tahu sendiri bahwa kebiasaan orang arab adalah berperang, keunggulan suatu kaum ditentukan seberapa sering kaum tersebut memenangkan perang, semakin sering berperang, kaum ini akan terkenal di penjuru jazirah arab. Untuk menghentikan hal itu, Rasulullah selalu mengutamakan diskusi dan bermusyawarah jika ada permasalahan dan tidak buru-buru menuju peperangan, dengan kemuliaan akhlak dan etika Rasulullah yang baik, maka banyak kaum yang kagum akan kebijaksanaannya dan memilih untuk melakukan kerja sama dibidang perdagangan.

Di samping itu juga Rasulullah menjadi pendamai antar dua kaum dan mempersaudarakan kaum muhajirin dan ansor sebagai bentuk dan wujud tidak membeda-bedakan suku, mereka disatukan dalam dua lingkup besar satu payung, yakni Ukhuwah Islamiyyah dan Ukhuwah Wathoniyyah , kedua hal tersebut menjadi pedoman manusia dalam beretika saat ini, tidak membeda-bedakan suku dan budaya, semua sama di hadapan Tuhan YME yang berbeda adalah amal perbuatan dan itu pun tidak ada yang tahu.

Dari itu semua, masih banyak perjuangan Rasulullah yang menjadi teladan dalam membimbing manusia menjadi lebih baik melalui contoh-contoh yang beliau ajarkan kepada kita, antara lain hikmah yang bisa kita ambil antara lain :

  1. Etika terhadap orang lain

Nabi ketika duduk bersama para sahabat selalu duduk sama rata, hingga orang badui yang belum pernah bertemu Rasulullah bingung mencari keberadaan Rasulullah karena beliau tidak ingin duduk lebih tinggi daripada umat, itu merupakan contoh etika dalam bergaul dengan masyarakat.

2. Rendah hati

Rasulullah mengajarkan kita untuk senantiasa rendah hati, sebagai membangun moral yang baik, di antaranya ketika Rasulullah dipuji-puji dan diagungkan para sahabat Rasulullah memilih untuk menunduk dan malu sebagai wujud kerendahan hati, tidak peduli ada musuh beliau selalu berprasangka baik kepada musuh tersebut.

3. Bijaksana

Rasulullah menjadi figur pemimpin yang adil dan bijaksana, Rasulullah tidak memihak dan selalu adil terhadap segala keputusannya, tak jarang orang non Islam pun sering meminta Rasulullah menjadi jalan keluar permasalahannya.

4. Jujur

Moral ini sangat jarang dimiliki orang saat ini, kebanyakan dari mereka memilih untuk tidak memberitahukan sebenarnya demi kepentingan pribadi, termasuk di dalamnya adalah sikap anti korupsi

Itulah beberapa pemaparan hal-hal yang bisa menjadi contoh dalam beretika dan moral yang baik, jikalau pemimpin-pemimpin memiliki sifat-sifat seperti halnya Rasulullah, maka muncul peradaban yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an, yang Baldatun, Thoyyibatun, Wa Robbbun Ghofur.

Penutup

            Dari pemaparan singkat mengenai teladan Nabi Muhammad SAW, dapat kita simpulkan bahwa di era peradaban kali ini, perlu adanya penataran kembali terkait dengan pembenahan Akhlak, Etika dan Moral manusia untuk bisa menjadi manusia yang memiliki Akhlakul Karimah, serta meningkatkan perdamaian abadi dan keadilan sosial, dengan kata lain perlu adanya kesadaran akan etika di dalam pembangunan masyarakat yang berkelanjutan antara lain : pendidikan moral dan etika sejak dini, pendalaman mental spiritual, serta inklusi terhadap kemajuan teknologi dengan bijak.


0 Comments

Leave a Reply