HIJRAH DALAM SEJARAH
OLEH : KH. M. Baidhowi Muslich
Kondisi Makkah yang pada waktu itu belum memungkinkan untuk perkem-bangan islam, menyebabkan beliau diperintahkan oleh Allah hijrah ke negeri Madinah yang sementara sebagian masyarakatnya sudah mengharapkan kehadiran Rasulullah saw. Peristiwa hijrah nabi inilah yang dianggap suatu peristiwa besar dalam sejarah Islam merupakan momentum yang menentukan eksistensi umat Islam di muka bumi, sehingga peristiwa hijrah ini ditetapkan sebagai permulaan kalender islam sejak pemerintahan khulafaur rasyidin (Umar bin Khattab). Dalam peristiwa hijrah ini disebut oleh para ahli sejarah, bagaimana patriotisme islam yang dimiliki oleh pemuda Ali karromallahu wajhahu yang sanggup tidur di rumah nabi di saat-saat yang mene-gangkan di mana rumah beliau telah dikepung oleh kafir quraisy, bagaimana patriotisme islam yang dimiliki oleh Asma’ binti Abu Bakar yang sempat ditempeleng oleh Abu Jahal, sehingga perhiasan yang ada di telinganya terlempar jauh karena wanita mulia ini tidak mau mengaku ketika ditanya di mana ayahnya berada bersama nabi muhammad saw. Wanita inilah yang sanggup keluar rumah seorang diri dalam kegelapan malam sambil membawa makanan untuk mengirim nabi bersama ayahnya abu bakar yang sedang bersembunyi selama tiga malam di gua tsur di luar kota Makkah. Dalam peristiwa itu pula tercatat bagaimana ketabahan Abu Bakar as-shiddiq yang sanggup menemani nabi dalam perjalanan hijrah yang sangat melelahkan dalam jarak yang sangat jauh, melalui gurun-gurun pasir yang tandus dan sangat panas. Sementara itu dari pihak musuh orang-orang kafir sedang berusaha mati-matian untuk menangkap dan mem-bunuh nabi. Seratus unta disediakan mereka sebagai hadiah bagi siapa yang bisa menangkap nabi Muhammad saw baik dalam keadaan hidup ataupun mati. Diantara kejadian-kejadian yang sangat berpengaruh terhadap perjalanan dakwah Islamiyah serta merubah wajah sejarah adalah hijrah Rasulullah saw dari Makkah ke Madinah. Selama 13 tahun baginda rasul berada di Makkah dengan penuh kesadaran berdakwah mengajak manusia secara halus menuju ke jalan yang benar menghapus kebudayaan dan keyakinan jahiliyah yang bertentangan dengan akal sehat, perbuatan-perbuatan yang mengotori hati dan jiwa serta amaliyah-amaliyah yang merusak kehidupan.
Diajaknya manusia menuju keselamatan dan kebahagiaan yang hakiki setelah mereka jatuh tenggelam ke dalam lumpur kesesatan. Diajaknya mereka kembali ke jalan Allah – Iman dan Islam, dengan penyerahan diri sepenuhnya hanya kepada Allah rabbul alamin. Beliau tanamkan kepada mereka ajaran tauhid Laa ilaaha illa Allah. Sebagaimana yang telah diajarkan oleh para nabi dan rasul pendahulunya sampai nabi Ibrahim dan nabi Adam AS. Maka dalam hal ini baginda rasul adalah orang yang paling berjasa dalam menyelamatkan umat manusia. Diingatkan oleh beliau bahwa “martabat manusia itu menjadi mulia apabila bersih jiwanya, terang dan lurus jalan hidup yang ditempuhnya, beramal untuk tuhannya sebagaimana berbuat untuk dirinya sendiri, dan berusaha untuk kepentingan agamanya sebagaimana berusaha untuk kepentingan dunianya.” Itulah sebenarnya yang ingin dicapai oleh islam sehingga Allah mengangkat rasul-Nya dan menurunkan kitab suci-Nya. Diperjuangkannya kebenaran Islam ini, walaupun harus ditebusnya dengan harga yang sangat mahal, dengan seluruh pengorbanan. Kebenaran Islam inilah yang dipertahankan oleh nabi bersama para sahabatnya walaupun dengan penuh penderitaan – penderitaan. Di antara mereka ada yang sudah menghampiri mulut gua Tsur dengan pedang terhunus. Sementara Abu Bakar di dalam gua mendengar suara kaki mereka. Beliau mengatakan kepada nabi dengan berbisik di telinga nabi dan menangis:
“Jika aku mati terbunuh maka yang mati hanyalah aku sendiri tetapi jika engkau mati terbunuh maka musnahlah umat ini.”
Dalam hadits lain mengatakan :
“akan tetapi sungguh Rasulullah itu orang yang tabah hatinya, percaya dengan pertolongan Allah yang menguatkannya, hatinya selalu bergantung dengan tuhan penciptanya.”
Inilah islam yang sampai sekarang kita ikuti dan diikuti oleh manusia-manusia yang beriman sampai hari kiamat sebagai agama yang bermanfaat bagi umat manusia. Perumpamaan Allah dalam Al-Quran surat ar-Ra’d: 17
“ … Adapun buih itu, akan hilang musnah; adapun sesuatu yang bermanfaat itu akan tetap tinggal di bumi.”
Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan. Demikianlah semoga uraian singkat sejarah hijrah nabi ini ada manfaatnya bagi kita. Dan selanjutnya dalam menghadapi tahun baru hijriah ini marilah kita renungkan.
0 Comments