Jejak Kebijaksanaan dan Kesederhanaan: Memetik Inspirasi Ubay Bin Ka’ab dalam Memuliakan Agama dan Menghormati Al-Qur’an
Ajmal Ramzani Nasywa Shofi
Program Studi Pendidikan Agama Islam, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Kisah Ubay bin Ka’ab adalah sebuah perjalanan spiritual yang menginspirasi, dari pencarian kebenaran hingga pengabdian penuh terhadap Islam. Beliau lahir di Madinah dengan nama lengkap Ubay bin Ka’ab bin Qais bin Ubaid. Beliau juga seorang sahabat Anshar yang berasal dari suku Bani Amru bin Malik bin an-Najjar, suku Khazraj . Ubay bin Ka’ab yang dikenal dengan sejumlah panggilan seperti Abu Thufail dan Abu Mundzir (Khoiriah Nasution 2021). Sahabat Ubay memiliki postur tubuh yang sedang, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek, dengan rambut dan jenggot berwarna putih. Beliau diakui oleh Sayyidina Umar sebagai salah satu tokoh terkemuka di antara kaum Muslimin. Sebelum Islam tiba di Madinah, Ubay bin Ka’ab sering menghabiskan waktunya untuk menyendiri dan merenung, menjauh dari keramaian dan hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari.
Ubay bin Ka’ab merenungkan keindahan alam dan mempertimbangkan kebesaran penciptaan Allah. Walaupun telah menyelami pemikiran Yahudi sebelumnya, dia masih merasa belum menemukan jawaban yang memuaskan. Rasa ingin tahu dan pertanyaan yang menghantuinya akhirnya membawanya pada suatu malam di mana dia merasa bahwa Allah membuka hatinya untuk menerima ajaran Islam setelah mendengar tentang kerasulan Muhammad. Pada saat itu, Ubay bin Ka’ab mencari penjelasan tentang Islam kepada Sa’ad bin ar-Rabi’. Sa’ad memberikan penjelasan yang baik tentang dakwah kepada Allah, yang membuat Ubay masuk Islam dengan kesadaran penuh. Setelah itu, ia langsung menghadap Rasulullah dan memberikan sumpah setia (baiat) kepada beliau.
Ubay bin Ka’ab memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan Rasulullah SAW. Dia adalah sahabat yang sangat dekat dengan Rasulullah SAW, dan telah menerima lebih dari 164 hadis langsung dari beliau. Ketika Rasulullah SAW bertanya tentang ayat paling agung dalam Al-Qur’an, Ubay bin Ka’ab dengan keyakinan menyebutkan ayat yang memuliakan Allah dari Surah Al-Baqarah (Aisye and Suci 2022). Rasulullah SAW sangat menghargai pengetahuan yang dimiliki oleh Ubay bin Ka’ab tentang Al-Qur’an, yang mencerminkan pemahaman mendalam tentang kitab suci tersebut. Ubay juga dikenal sebagai Sayyid al-Qurra, yang menjadi pemimpin bagi para pembaca Al-Qur’an.
Beliau adalah salah satu dari empat sahabat yang direkomendasikan oleh Rasulullah SAW untuk belajar Al-Qur’an dari mereka. Selain itu, Ubay bin Ka’ab juga aktif terlibat dalam proses penulisan Al-Qur’an pada masa Rasulullah SAW. Beliau adalah bagian dari kelompok sahabat yang bekerja sama dalam mengumpulkan ayatayat Al-Qur’an, yang menunjukkan kepercayaan Rasulullah terhadap kemampuannya dalam hal tersebut. Hidupnya sepenuhnya didedikasikan untuk menjaga dan memuliakan Al-Qur’an.
Kata-kata bijak dari Ubay bin Ka’ab memberikan dorongan bagi umat Islam, menekankan pentingnya ketekunan dalam beriman dan meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat demi Allah. Pesannya mendorong umat Islam untuk mengejar kebenaran, memperjuangkan agama, serta bersikap rendah hati dan bersyukur atas segala nikmat Allah. Ketika Ubay meninggal pada tahun 21 H pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan, umat Islam kehilangan salah satu tokoh besar. Dedikasinya terhadap Al-Qur’an dan penyebaran ajaran Islam meninggalkan jejak yang tak terlupakan dalam sejarah umat Islam.
Dengan kehidupannya yang penuh dengan pencarian ilmu dan pengabdian kepada Islam, Ubay bin Ka’ab memberikan teladan yang luar biasa bagi umat Islam. Kisahnya menginspirasi kita untuk selalu mencari kebenaran, menghargai Al-Qur’an, dan mengabdikan hidup kita untuk agama Allah. Ubay bin Ka’ab tidak hanya menjadi penulis wahyu bagi Rasulullah, tetapi juga teladan zuhud yang mempesona. Meskipun memiliki pengetahuan luas sebelum masuk Islam, setelah menjadi Muslim, Ubay mengabdikan dirinya sepenuhnya pada agama dan hidup dengan sangat sederhana.
Ketika Jundub bin Abdullah ra mengunjungi Madinah, dia melihat dengan mata kepala sendiri betapa sederhananya gaya hidup Ubay. Meskipun memiliki kemampuan dan pengetahuan yang luar biasa, Ubay tidak tergoda oleh kemewahan dunia dan memilih untuk hidup dengan sederhana. Pesan-pesan kebijaksanaan dari Ubay mencerminkan keteguhan iman dan ketulusan hati. Beliau mengajarkan umat Islam untuk mengedepankan Allah dalam segala hal, menekankan pentingnya keikhlasan dalam beribadah, dan mengingatkan akan bahaya meremehkan hal-hal yang tidak pantas serta bakhil terhadap rezeki Allah.
Ketekunan, kesetiaan, dan semangat dalam belajar serta mengajar Al-Qur’an adalah warisan berharga yang ditinggalkan oleh Ubay bin Ka’ab untuk umat Islam. Melalui contoh hidupnya yang sederhana namun penuh ketakwaan, dia menjadi teladan bagi generasi Muslim yang akan datang. Kesungguhan dan keberhasilannya dalam menjaga dan memuliakan Al-Qur’an menjadikannya salah satu sahabat yang paling dihormati dan diingat dalam sejarah Islam.
Selain peran utamanya dalam menjaga dan mengajarkan Al-Qur’an, Ubay bin Ka’ab juga dikenal karena keterlibatannya dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Muslim di Madinah pada masa Rasulullah. Dia adalah salah satu anggota suku Anshar yang aktif dalam mendukung dan memperluas ajaran Islam di Madinah. Sebagai seorang sahabat yang dekat dengan Rasulullah, Ubay terlibat dalam berbagai peristiwa penting dalam sejarah awal Islam. Beliau ikut serta dalam banyak ekspedisi militer yang dipimpin oleh Rasulullah SAW untuk mempertahankan agama dan melawan musuh-musuh Islam. Keberaniannya dalam medan perang dan kesetiaannya terhadap Rasulullah menjadikannya salah satu sahabat yang dihormati oleh seluruh umat Islam (Nasrulloh 2017).
Selain itu, Ubay bin Ka’ab juga dikenal sebagai seorang penasihat yang bijaksana bagi komunitas Muslim. Dia sering diminta pendapatnya oleh Rasulullah dan para pemimpin Muslim lainnya dalam berbagai masalah, baik yang bersifat agama maupun dunia. Kehadirannya memberikan kontribusi besar dalam pembentukan kebijakan dan pengambilan keputusan yang memengaruhi umat Islam pada masa itu. Dalam konteks sosial, Ubay bin Ka’ab juga aktif dalam membantu orang-orang miskin dan memperjuangkan keadilan di masyarakat. Beliau terkenal karena kebaikan hatinya dan kemurahan sikapnya terhadap sesama.
Tindakan dan perilaku Ubay bin Ka’ab mencerminkan ajaran Islam tentang pentingnya kasih sayang, keadilan, dan empati terhadap orang lain. Keseluruhan, peran Ubay bin Ka’ab dalam sejarah Islam tidak hanya terbatas pada aspek keagamaan, tetapi juga meliputi peran pentingnya dalam kehidupan sosial dan politik umat Islam. Dedikasinya terhadap Islam dan pelayanan terhadap masyarakat menjadikannya salah satu sahabat yang paling dihormati dalam sejarah Islam. Kisah hidupnya memberikan inspirasi bagi umat Islam untuk mengikuti jejaknya dalam mencari ilmu, mengabdi kepada agama, dan berbuat baik kepada sesama.
Sumber Referensi
Aisye, Inayatul, and Indah Suci. 2022. “Jam’Ul Qur’an Masa Khulafa Alrasyidin Dan Setelah Khulafa Alrasyidin.” MUSHAF JOURNAL: Jurnal Ilmu Al Quran Dan Hadis 2
(1): 112–23.
Khoiriah Nasution, Fatwatul. 2021. “Konsep Keadilan Dalam Kisah Ubay Bin Ka’Ab
Perspektif Al-Qur’an Dalam Surah Al-Bayyinah.”
Nasrulloh, Nasrulloh. 2017. “Kontekstualitas Dan Historisitas Matan Hadis-Hadis Peperangan Terhadap Non-Muslim.” Jurnal THEOLOGIA 28 (1): 165–82.
0 Comments