COVID 19 SEBAGAI PERINGATAN DARI ALLAH
Oleh:
Ali Hasan Assidiqi, S.Pd
“Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa” (QS. Al-A’raf ayat 133)
Siapa hari ini yang tak mengenal istilah corona? sebuah virus mematikan yang dimulai dari Kota Wuhan China yang terus merambat ke berbagai negara-negara baik kecil atau besar termasuk Indonesia. Sampai saat ini, Minggu (18/01/21), Corona telah membuat 120 jt terpapar dan 2,65 jt meninggal berdasarkan analisis total di dunia. Sedangkan di Indonesia virus covid-19 ini sudah menyebabkan 1,42 orang terpapar dan 38.426 meninggal dunia. Bahkan virus ini berdampak ke dalam banyak hal mulai ekonomi, dan lainnya. Pertanyaannya kapankah akan usai?
Tentu menjawab pertanyaan itu hanya Allah yang mengetahuinya. Namun dalam hal ini pernahkah kita mengetahui tentang kejadian-kejadian dahulu. Dimana musibah yang juga tidak kalah dasyatnya juga pernah terjadi ribuan tahun silam dahulu. Dimana musibah ini pernah terjadi menimpa kaum Nabi Musa As. Pada masa itu Allah menimpakan musibah kekeringan panjang, angina topan, wabah belalang, kutu dan darah. Akibatnya ummat di masa itu mengalami penderitaan yang teramat parah. Mereka menderita karena kekurangan air, lahan-lahan pertanian hancur sehingga kekurangan pangan, mereka menderita penyakit karena wabah kutu yang merajarela dalam jumlah yang banyak, dan mereka tidak mau makan karena semua tempat termasuk di tempat makan banyak katak, sehingga membuat kelaparan dan kematian terjadi dimana-mana.
Menurut penjelasan Al-Qur’an, Allah Swt menimpakan musibah seperti itu karena ummat pada masa itu telah melampaui batas. Mereka telah berbuat zalim dan sombong. Kezhaliman dan kesombongan yang diperbuat Fir’aun dan pengikutnya serta oleh Qorun dan kelompoknya itu telah dibayar mahal dengan datangnya adzab Allah. Puncak kesombongan Fir’aun ialah pengakuannya dirinya sebagai Tuhan Yang Maha Tinggi. Sedangkan Qorun ialah kekufurannya akan nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepadanya. Ia mengaku bahwa seluruh harta kekayaannya diperolehnya semata-mata hanya dengan usahanya sendiri.
Kemudian datang peringatan Allah melalui Nabi Musa As beserta pengikutnya, tetapi mereka tidak memperdulikan peringatan tersebut. Kemudian Allah timpakan musibah-musibah kepada mereka, namun mereka tetap menyombongkan diri juga. Akhirnya Allah menghancurkan mereka. Fir’aun sang raja perkasa beserta pengikutnya ditengelamkan di lautan Qulzum. Sedang Qorun beserta seluruh harta kekayaanya diluluh lantakkan dan ditengelamkan ke dalam bumi. Begitulah kisah orang-orang dan kaum yang zhalim lagi sombong terhadap karunia Allah. Tentang musibah yang menimpa kaum Nabi Musa As. Itu, tersebut dalam Firman Allah QS Al-A’raf ayat 133: “Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa”. Tampaknya musibah yang pernah terjadi pada masa Nabi Musa As. itu kini berulang kembali walaupun tidak serupa, tetapi penderitaan yang kini di alami adalah sama, yakni kesengsaraan dan kematian. Jika kita renungkan secara mendalam, ternyata musibah yang kita hadapi ini akibat ulah tangan manusia sendiri, bahwa ternyata sekarang ini sudah banyak manusia yang menganut Fir’aunisme dan Qorunisme, yakni manusia durhaka, kufur nikmat lagi sombong. Oleh karena itu Allah SWT memperingatkan kita kita semua agar segera sadar akan kelalaian kita, dan cepat-cepat bertaubat dan kembali ke jalan Allah sebelum Allah menimpakan musibah lainnya lagi.
Jika kita analisis dan menilik lebih dalam algi, tentang apa saja kesalahan ummat sekaranng sehingga Allah menurunkan adzabnya:
Pertama, ummat sekarang cenderung sombong dan angkuh. Manusia dengan segala kemampuannya merasa diri paling pintar, sehingga dengan kekuatan dan kepintarannya itu mereka bertindak atas kehendak mereka sendiri, tanpa memperdulikan aturan-aturan Allah. Mereka menganggap bahwa potensi dan segala kemampuannya itu adalah murni hak dan miliknya, mereka bebas mengunakan seenak perutnya sehingga menjadi budak nafsu mereka sendiri. Kesombongan dan keangkuhan manusia sekarang ini sudah seperti kelakuan Fir’aun, hanya bedanya Fir’aun secara terang terangan menyatakan diri sebagai Tuhan, sedangkan manusia sekarang tidak.
Kedua, ialah mereka telah berlaku zhalim. Perbuatan zhalim adalah akibat dari kesombongan dan keangkuhan, sebab orang yang sombong dan angkuh itu cenderung meendahkan orang lain, merasa diri paling benar, dan segala perbuatannya dianggap benar sepanjang mereka mau. Akibat dari sikap dan perbuatan seperti itu melahirkan kesewenang-wenangan, khianat, tidak adil, tidak jujur, curang,korup, menindas dan menyengsaraan yang lemah dan lain-lain. Bahkan yang lebih parahnya terkait makanan dan minuman yang haram atau tidak baik dikomsumsi tetaplah dikomsumsi termasuk hewan-hewan liar seperti: ular, musang, trengiling, kudanil, kelelawar.
Ketiga, ialah mereka mengingkari nikmat Allah (kufur nikmat). Manusia jika dikaruniai harta dan kekayaan yang melimpah ruah oleh Allah, biasanya mereka semakin lupa diri dan kufur nikmat. Puncak kealpaan mereka ialah karena mereka mengangap bahwa harta dan seluruh kekayaannya itu sepenuhnya dari hasil keringat, kemampuan ilmu dan usaha, sehingga harta yang mereka miliki disangka adalah milik mereka sepenuhnya.
Keempat, ialah mereka telah merendakan martabat kaum wanita. Kaum wanita dijadikan penghibur mereka di kantor-kantor, di bank-bank, di pasar, di taman hiburan, di TV dan lain -lain. Mereka dibiarkan bahkan diperintahkan memamerkan aurat mereka, mereka bebas bergaul dengan siapa saja, mereka menjadi alat bisnis, dan tidak ada aturan yang jelas bagi mereka. Akibatnya timbul perselingkuhan, perzinaan, pemerkosaan dan pembunuhan.
Oleh karena itu, sebagai seorang muslim harus kembali pada jalan yang benar. Banyak bertaubat, serta melakukan kegiatan yang baik-baik dan dianjurkan sebagai upaya kedepannya lebih baik. Dan termasuk juga dalam menghadapi dan mencegah wabah covid 19 ini.
0 Comments