Efektivitas Pendekatan Kontemporer dan Teknologi Edukasi dalam Meningkatkan Imunitas Iman Generasi Z
Gita Selvia
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Abstrak
Pendekatan kontemporer dan teknologi edukasi menjadi suatu hal yang penting jika disandingkan dengan kemajuan teknologi yang ada di zaman sekarang. Melalui pendekatan kontemporer yang menyesuaikan dengan kebutuhan zaman dan pemanfaatan teknologi edukasi, hal ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana Generasi Z dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep akidah Islam sehingga meningkatkan imunitas iman Generasi Z itu sendiri. Metode penelitian ini melibatkan analisis literatur dan studi kasus untuk mengidentifikasi manfaat serta tantangan dalam menerapkan pendekatan ini. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pendekatan kontemporer dan teknologi edukasi memiliki potensi besar dalam memperkuat imunitas iman Generasi Z dengan memfasilitasi pemahaman yang lebih mendalam, akses yang lebih luas terhadap sumber informasi, dan pengembangan keterampilan digital yang relevan. Namun, tantangan seperti pengembangan materi yang sesuai, keterampilan teknologi, dan pengendalian konten tetap menjadi fokus penting dalam implementasi efektif pendekatan ini. Implikasi praktis dari penelitian ini adalah pentingnya pengembangan strategi yang holistik dan terpadu untuk mengintegrasikan pendekatan kontemporer dan teknologi edukasi dalam konteks pengajaran akidah kepada Generasi Z guna memperkuat imunitas iman mereka dalam menghadapi tantangan zaman modern.
Pendahuluan
Berbicara tentang Generasi Z atau yang kerap disingkat dengan istilah Gen-Z, berarti kita berbicara mengenai generasi yang hidup pada masa digital, dimana internet sudah mulai masuk dan berkembang pesat dalam kehidupan manusia. Gen-Z memiliki karakteristik serta keinginan untuk selalu terhubung dengan internet setiap saat. Dengan pendidikan yang banyak menggunakan teknologi dalam setiap aktivitas kehidupannya, Gen-Z memiliki keinginan untuk selalu terhubung dengan internet dan menggunakan teknologi sebagai identitasnya. Generasi ini memiliki harapan yang berbeda di tempat kerja, berorientasi karir, generasi profesional yang ambisius, memiliki kemampuan teknis dan pengetahuan bahasa pada tingkat tinggi.
Gen-Z merupakan generasi yang terlahir setelah era Gen-Y (Generasi Milenial). David Stillman dan Jonah Stillman menyebutkan dalam pengantar bukunya yang berjudul “Gen Z Work: How the Next Generation is Transforming the Workplace”, bahwa Gen-Z adalah mereka yang terlahir antara tahun 1995–2012.[1] Pendapat ini juga disetujui oleh Jean M. Twenge. Keduanya berbeda dengan Mark McCrindle yang menyebutkan Gen-Z adalah kelahiran 1995–2009.[2] Intinya, Generasi Z merupakan kelompok yang lahir ketika internet mulai merajalela hingga awal milenium kedua. Mereka memiliki sedikit perbedaan dengan Generasi Y (Milenial) dan cenderung lebih siap serta bersemangat untuk mengejar kesuksesan dalam karier mereka, bahkan di usia muda.
Singkatnya, pembagian generasi tersebut tidak serta hanya berdasarkan pada waktu lahir, tetapi juga harus memperhatikan sosio-sejarah pembentuknya, sehingga tidak perlu generalisasi. Untuk itu, Generasi Z tidak cukup hanya dicirikan berdasarkan tahun lahir, melainkan juga sosio-historis yang dihadapinya. Salah satu ciri yang sangat kuat dari Generasi Z adalah akses dan ketergantungan terhadap teknologi, gadget dan pelacakan informasi secara acak. Mereka bukan generasi yang secara tekun membaca suatu narasi melalui buku-buku cetak. Sebaliknya, mereka lebih enjoy terhadap informasi yang bertebaran di dunia internet, terutama yang berbentuk visual dan gambar.[3]
Strategi pengajaran Akidah yang efektif dalam meningkatkan imunitas Iman Gen-Z merupakan salah satu prioritas utama untuk meningkatkan imunitas iman dan kepercayaan terhadap Akidah Islam. Dengan kemajuan teknologi dan pendekatan kontemporer, strategi pengajaran Akidah harus mengadaptasi dan menggunakan teknologi terkini untuk membantu mengubah cara belajar dan memahami Akidah. Tinjauan terhadap pendekatan kontemporer dan teknologi edukasi akan membantu meningkatkan efektivitas strategi pengajaran Akidah. Pendekatan kontemporer mencakup banyak aspek, termasuk pendekatan yang lebih individu, pendekatan yang lebih interaktif, dan pendekatan yang lebih praktis.
Teknologi edukasi, seperti video pembelajaran, aplikasi pembelajaran, dan platform pembelajaran online, dapat membantu mempercepat proses belajar dan membuat belajar lebih mudah dan menarik. Strategi pengajaran Akidah yang efektif dalam meningkatkan imunitas iman Gen-Z harus mengadaptasi pendekatan kontemporer dan teknologi edukasi. Pendekatan kontemporer dapat digunakan untuk membuat belajar lebih individu, interaktif, dan praktis. Teknologi edukasi dapat digunakan terhadap pendekatan kontemporer dan teknologi edukasi akan membantu meningkatkan efektivitas strategi pengajaran Akidah. Dengan pendekatan kontemporer dan teknologi edukasi, Gen-Z dapat memahami Akidah dengan lebih mudah dan menarik sehingga dapat meningkatkan imunitas iman mereka.
Metode Penelitian
Penelitian ini memanfaatkan metode studi pustaka atau library research. Riset ini bercorak riset deskriptif yang mana riset deskriptif ini mampu menghasilkan pola yang bagus mengenai sebuah keadaan beberapa kelompok secara valid.[4] Perlu kita ketahui pula bahwa studi pustaka memiliki dua bagian, yaitu kepustakaan konseptual dan kepustakaan penelitian.[5] (1) Studi pustaka konseptual berisi mengenai konsep maupun teori yang terdapat pada buku ataupun artikel yang dijadikannya sebagai rujukan oleh peneliti. (2) Sedangkan studi pustaka penelitian berisi mengenai laporan hasil penelitian yang sudah diterbitkan baik dalam bentuk buku maupun majalah.[6] Maka dari itu, dalam penelitian ini menggunakan studi pustaka konseptual agar dapat memudahkan peneliti dalam mendapatkan hasil dari penelitian.
Hasil dan Pembahasan
A. Konsep Pendekatan Kontemporer dan Teknologi Edukasi dalam Pengajaran Akidah
Pendekatan saat ini dalam pengajaran Akidah mencakup beberapa aspek yang relevan untuk mengembangkan pendidikan Islam yang sesuai dengan kondisi zaman sekarang. Adapun beberapa konsep yang patut dipertimbangkan yaitu:
1. Interaksi Pendidikan: Konsep ini melibatkan tujuan pendidikan yang menghumanisasi, keterampilan yang dimiliki oleh guru, dan sikap yang diperlukan dalam proses pengajaran. Misalnya, pendekatan yang penuh empati seperti yang ditunjukkan oleh Luqman, sikap demokratis seperti Ibrahim, dan keahlian yang mutlak diperlukan oleh guru sebagai pendidik.[7]
2. Pendekatan Pemikiran Pembaharuan: Konsep ini melibatkan pendekatan filosofis historis yang mencari struktur dasar dari pemikiran tokoh, serta pendekatan historis yang secara sistematis dan obyektif merekonstruksi masa lampau.[8]
3. Manajemen Pendidikan Islam Kontemporer: Ini melibatkan peran sarana dan prasarana pendidikan yang mendukung proses pendidikan yang efektif dan efisien, serta peran pengajaran yang berpegang pada prinsip syariat, ibadah, dan akhlak.[9]
4. Kepemimpinan dalam Islam: Ini mencakup konsep prokurasi edukasi, yang membantu dalam pembentukan pemimpin yang memiliki pemahaman yang kokoh terhadap Akidah dan syariat. Kepemimpinan dalam perspektif Islam dapat dilihat dari Al-Qur’an dan Hadits. Diantara surat yang ada di dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang kepemimpinan adalah Surah Al-Baqarah ayat 30 dan Surah Al-Anbiya’ ayat 73. Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya (H.R Al-Bukhari Muslim).[10]
5. Iklim Kerja yang Positif: Ini merupakan faktor penting dalam meningkatkan kualitas pendidik yang berkualitas, yang bisa diperoleh melalui pelatihan tambahan untuk meningkatkan kinerja guru.[11]
Pendekatan kontemporer dalam pengajaran Akidah mencakup konsep-konsep yang relevan dengan kondisi zaman sekarang dan membantu dalam mengembangkan pendidikan Islam yang sesuai dengan tuntutan waktu dan tempat. Sementara itu, konsep teknologi pendidikan dalam pengajaran Akidah adalah penerapan teknologi sebagai sarana dan sumber pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk memahami konsep Akidah melalui penggunaan berbagai perangkat seperti gadget, komputer, laptop, dan lainnya. Pemanfaatan teknologi ini menghasilkan pengalaman belajar yang lebih optimal dan memungkinkan pendidik untuk memanfaatkan berbagai media digital sebagai alat untuk menyampaikan materi pembelajaran.
Penggunaan teknologi dalam pengajaran Akidah juga memungkinkan untuk mengakses berbagai informasi terkait Akidah, seperti koleksi hadis atau perkataan Nabi Muhammad Saw,. Hal ini tentu dapat membantu dalam memahami ajaran Islam tentang Akidah, Akhlak, Sejarah, dan topik lainnya. Penggunaan teknologi juga membantu dalam meningkatkan kompetensi literasi digital yang penting dalam era kontemporer, sehingga memudahkan akses terhadap berbagai informasi yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Dalam penggunaan teknologi untuk pengajaran Akidah, penting bagi peran teknologi dalam pembelajaran untuk ditekankan, sehingga teknologi tidak hanya menjadi variasi tambahan dalam pembelajaran.
Dengan menggunakan teknologi sebagai media dan sumber pembelajaran juga bermanfaat bagi pendidik, seperti lebih mudah mempelajari dan memahami materi ajar, serta mengembangkan kemampuan dalam menggunakan teknologi. Contohnya saja penggunaan platform media sosial. Platform media sosial telah menjadi salah satu alat yang paling populer untuk mengumpulkan informasi dan mengkomunikasikan dengan orang lain. Platform media sosial telah menjadi salah satu alat yang paling populer untuk mengumpulkan informasi dan mengkomunikasikan dengan orang lain.
Dengan pendidikan yang banyak menggunakan teknologi dalam setiap aktivitas kehidupannya, Gen-Z memiliki keinginan untuk selalu terhubung dengan internet dan menggunakan teknologi sebagai identitasnya. Platform media sosial juga dapat digunakan sebagai alat pengajaran, termasuk pengajaran Akidah. Tujuan dari penggunaan platform media sosial dalam pengajaran Akidah adalah untuk meningkatkan imunitas iman pada Gen-Z. Platform media sosial dapat membantu pengajar untuk membagikan informasi tentang Akidah, seperti hadits, serta kasus-kasus yang berkaitan dengan akidah.
Dengan menggunakan platform media sosial, pengajar dapat mengumpulkan berbagai macam informasi tentang akidah dan mengbagikan kepada siswa secara mudah dan cepat. Platform media sosial juga dapat digunakan untuk membuat diskusi tentang akidah, sehingga siswa dapat berkomunikasi dan berbagi pendapat mengenai akidah. Penggunaan platform media sosial dalam pengajaran akidah juga dapat membantu memperkuat imunitas iman pada Gen-Z. Dengan menggunakan platform media sosial, siswa dapat membaca dan memahami informasi tentang akidah lebih mudah dan cepat. Platform media sosial juga dapat membantu dalam memahami konsep akidah lebih baik, sehingga mereka dapat memahami akidah yang lebih baik dan memiliki imunitas iman yang lebih tinggi.
B. Manfaat Pendekatan Kontemporer dan Teknologi Edukasi dalam Pengajaran Akidah
Penyebaran dakwah Islam tidak hanya dimanfaatkan oleh Gen-Z saja, akan tetapi banyak juga dari kalangan ulama, habaib dan influencer yang turut bedakwah melalui teknologi. Salah satu contohnya yaitu Habib Husein Ja’far al-Hadar, yang sering dikenal sebagai Habib Ja’far, adalah seorang ulama terkenal di kalangan generasi milenial dan Gen-Z. Hal ini terbukti dengan jumlah pengikut yang besar di akun Instagramnya (@husein_hadar) yang mencapai 1,3 juta orang, serta di akun YouTubenya (@jedanulis) yang memiliki 1 juta pelanggan. Habib Ja’far sering muncul dalam berbagai platform media digital, terutama di YouTube dengan konten podcast yang dibahas baik di kanalnya sendiri maupun di kanal YouTube lainnya, dengan beragam topik seputar keislaman. Sebagai seorang pendakwah, ia lebih memilih untuk mendekatkan diri dan mendidik kaum muda tentang ajaran Islam. Baginya, perkembangan teknologi dapat dimanfaatkan secara efektif sebagai cara untuk menyebarkan konten dakwah, daripada hanya menunggu orang-orang datang ke masjid atau musholla untuk belajar agama.[12]
Pendekatan kontemporer dan teknologi edukasi dalam pengajaran akidah bagi Gen-Z tentu mempunyai manfaat yang dapat dirasakan. Di antara manfaat yang dapat dirasakan di antaranya:
1. Penyampaian konsep akidah yang jelas.
Teknologi edukasi memfasilitasi peserta didik untuk memahami konsep akidah secara lebih mudah, seperti melalui video, audio, dan teks. Hal ini membantu Gen-Z yang cenderung lebih responsif terhadap materi yang disajikan dalam format multimedia.
2. Akses informasi yang lebih luas.
Dengan teknologi edukasi, Gen-Z dapat mengakses berbagai informasi terkait akidah, seperti hadis Nabi Muhammad Saw., dan sejarah Islam. Ini memperkaya pemahaman mereka tentang ajaran Islam secara keseluruhan.
3. Belajar di luar kelas.
Gen-Z cenderung memanfaatkan teknologi untuk belajar di luar lingkungan kelas. Teknologi edukasi memungkinkan peserta didik untuk belajar secara mandiri melalui video tutorial, situs web, aplikasi, dan interaksi dengan guru dan sesama siswa.
4. Peningkatan literasi digital.
Gen-Z memiliki tingkat literasi digital yang tinggi. Penggunaan teknologi edukasi membantu mereka memperkuat kemampuan digital mereka, yang sangat penting dalam era digital ini.
5. Pembangunan komunitas belajar.
Teknologi edukasi memfasilitasi komunikasi antara peserta didik, guru, dan rekan-rekan sesama siswa, sehingga membantu pembentukan lingkungan belajar yang mendukung dan kolaboratif.
Dengan pendekatan kontemporer dan teknologi edukasi, Gen-Z dapat lebih mudah memahami konsep Akidah, mengembangkan literasi digital, dan memperluas pemahaman mereka tentang Islam, yang pada akhirnya akan membantu meningkatkan imunitas iman mereka.
C. Tantangan Pendekatan Kontemporer dan Teknologi Edukasi dalam Pengajaran Akidah
Di samping berbagai manfaat dari pendekatan kontemporer dan teknologi edukasi dalam pengajaran akidah, juga tidak luput dari tantangan-tantangan yang dihadapi dalam menerapkan pendekatan kontemporer dan teknologi edukasi dalam pengajaran akidah khususnya dalam meningkatkan imunitas iman Gen-Z. Di antara tantangan-tantangan tersebut adalah:
1. Kesulitan dalam pengembangan materi
Pengembangan materi yang sesuai dengan konteks era kontemporer memerlukan waktu, sumber daya, dan pengetahuan yang cukup besar. Ini bisa menjadi tantangan karena bisa membutuhkan biaya dan waktu yang signifikan.
2. Tantangan kemahiran teknologi.
Mengimplementasikan teknologi dalam pembelajaran akidah memerlukan keterampilan teknologi yang mungkin tidak dimiliki oleh semua pendidik dan peserta didik. Pelatihan dan pembiasaan dengan teknologi baru bisa menjadi hambatan.
3. Kontrol konten.
Teknologi memungkinkan mudahnya penyebaran informasi, tetapi juga membawa risiko konten yang tidak sesuai atau bahkan bertentangan dengan nilai-nilai agama Islam.
4. Penggunaan teknologi oleh Gen-Z
Tidak semua Gen-Z terbiasa atau mahir menggunakan teknologi untuk kegiatan pendidikan. Ini bisa menjadi hambatan terutama di kalangan generasi yang belum terbiasa dengan teknologi.
5. Masalah keamanan.
Penggunaan teknologi membawa risiko terhadap keamanan data dan informasi, serta potensi penyebaran informasi yang tidak diinginkan atau berbahaya.
6. Kontrol kualitas.
Memastikan bahwa konten yang disampaikan melalui teknologi memenuhi standar kualitas dan sesuai dengan ajaran Islam bisa menjadi tantangan, terutama karena volume besar informasi yang tersedia di internet.
7. Ketimpangan ekonomi.
Tidak semua peserta didik memiliki akses yang sama terhadap teknologi, terutama di wilayah dengan ketimpangan ekonomi. Hal ini dapat memperkuat kesenjangan pendidikan antar kelompok sosial.
Sementara itu, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan platform media sosial dalam pengajaran akidah jika dilihat dari kegiatan belajar dan mengajar:
1. Pilihan platform media sosial yang tepat.
Pilihan platform media sosial yang tepat adalah salah satu hal penting untuk meningkatkan imunitas iman pada Gen-Z. Platform media sosial yang tepat dapat membantu pengajar untuk membagikan informasi tentang Akidah, seperti hadits, serta kasus-kasus yang berkaitan dengan Akidah.
2. Memperhatikan keinginan siswa.
Siswa memiliki keinginan untuk selalu terhubung dengan internet dan menggunakan teknologi sebagai identitasnya. Penggunaan platform media sosial dalam pengajaran Akidah dapat membuat pengajaran lebih menarik dan mudah dipahami, jika disesuaikan dengan keinginan siswa.
3. Memperhatikan ketertarikan siswa.
Platform media sosial dapat membantu pengajar untuk membuat pengajaran lebih menarik dan mudah dipahami. Memperhatikan ketertarikan siswa adalah salah satu hal penting dalam penggunaan platform media sosial dalam pengajaran akidah.
4. Memperhatikan ketertarikan pengguna platform media sosial.
Platform media sosial dapat digunakan sebagai alat pengajaran, termasuk pengajaran akidah. Memperhatikan ketertarikan pengguna platform media sosial adalah salah satu hal penting dalam penggunaan platform media sosial dalam pengajaran Akidah.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, diperlukan upaya kolaboratif antara pendidik, lembaga pendidikan, dan pemerintah untuk menyediakan pelatihan teknologi, infrastruktur yang memadai, serta kebijakan yang mendukung integrasi teknologi dalam pembelajaran akidah. Selain itu, penting juga untuk memperhatikan kontrol konten, keamanan, dan kualitas informasi yang disampaikan melalui teknologi, serta memastikan bahwa teknologi digunakan secara inklusif bagi semua peserta didik.
Hal yang sama juga semestinya diterapkan terhadap Gen-Z. Penggunaan teknologi, aplikasi, serta platform media sosial dalam pengajaran Akidah dapat membantu meningkatkan imunitas iman pada Gen-Z apabila penggunaan teknologi, aplikasi, serta platform media sosial tersebut dilakukan dengan yang tepat.
Kesimpulan
Pendekatan kontemporer dan teknologi edukasi adalah tentang cara pembelajaran yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu mengubah cara pembelajaran menjadi lebih efektif dan memudahkan pemahaman. Pendekatan ini mencakup penggunaan teknologi seperti aplikasi, platform media sosial, dan sistem komputer untuk membantu pembelajaran, yang disebut juga sebagai pendekatan digital atau pendekatan teknologi. Pendekatan kontemporer dan teknologi edukasi dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran, mempermudah pemahaman, dan membantu Gen-Z dalam meningkatkan iman dan keimanan.
Dengan menggunakan teknologi, pembelajaran dapat dilakukan secara online, yang lebih mudah dan efektif. Platform media sosial seperti TikTok, Instagram, YouTube dan platform lainnnya dapat digunakan sebagai alat pembelajaran Akidah, seperti kemudahan dalam mengakses informasi seputar Akidah, mencari dalil dan sumber rujukan, serta kemudahan dalam muntuk membantu Gen-Z dalam meningkatkan iman dan keimanan. Tinjauan terhadap pendekatan kontemporer dan teknologi edukasi juga dapat meningkatkan kemajuan dan peradaban manusia, sebagaimana yang disebut dalam pengaruh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti sirkulasi informasi yang terbuka dan bebas, kebebasan beraksi, dan kemampuan untuk mengefisiensikan pengalokasian sumber daya dan waktu. Pendekatan kontemporer dan teknologi edukasi juga dapat membantu Gen-Z dalam meningkatkan kemampuan teknis dan pengetahuan bahasa pada tingkat tinggi, yang merupakan harapan Gen-Z dalam tempat kerja. Dengan menggunakan teknologi, Gen-Z dapat memiliki akses yang mudah ke informasi dan berbagai macam materi pembelajaran, yang membantu mereka dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan.
Keseluruhan, pendekatan kontemporer dan teknologi edukasi dalam pengajaran akidah adalah sebuah inovasi yang bertujuan untuk mengubah cara pengajaran agar lebih modern, efektif, dan memperkuat prinsip akhlak yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai pemula, pendekatan kontemporer dan teknologi edukasi dapat dilakukan dengan cara menggunakan aplikasi belajar online, platform media sosial, dan sistem komputer. Hal ini dapat membantu Gen-Z dalam meningkatkan pemahaman dan kemampuan, sekaligus membantu mereka dalam meningkatkan iman dan keimanan.
Oleh sebab itu, pendekatan kontemporer dan teknologi edukasi dapat dikatakan efektif dalam meningkatkan imunitas iman Gen-Z apabila diimplementasikan dengan baik dan benar atau dengan semestinya. Selain itu, Gen-Z juga diharuskan cermat dalam memilah dan memilih informasi yang beredar. Hal ini dikarenakan informasi tentang Akidah itu dapat diakses dengan mudah dan cepat. Apabila tidak berhati-hati, maka hal tersebut juga dapat menjerumuskan Gen-Z kepada pemahaman yang salah, pola pikir yang kacau, serta ketimpangan-ketimpangan lainnya. Akibatnya imunitas iman pada Gen-Z tidak meningkat, melainkan melemah bahkan bisa saja mencapai puncak keruntuhan.
Daftar Pustaka
Andri Ardiansyah, Khairun Nisa, Amrin, “Penerapan Pendidikan Karakter Perspektif Islam Pada Gen Z di Era Globalisasi”, Jurnal Fikrah, Vol. 7 No. 2, (Desember 2023), 2453-5468-1-PB.pdf
David Stillman dan Jonah Stillman, “Gen Z Work: How the Next Generation Is Transforming the Workplace”, (HarperCollins, 2017)
Erwan Effendy, Gita Ramadhani, Tria Tanti, “Efektivitas Dakwah dalam Media Digital untuk Generasi Z”, Jurnal Dawatuna Jurnal Of Commucation and Islamic Broadcasting, Vol. 4 No. 2, (2024), Efektivitas_Dakwah_dalam_Media_Digital_untuk_Gener.pdf
Fauzana Annova, “Pendidikan Keimanan dalam Al-Qur’an”, Jurnal Al-Uswah, Vol. 2 No. 2, (2019), 8327-30715-1-PB.pdf
Hatim Gazali, “Islam Untuk Gen-Z”, (Jakarta : 2019), Wahid Foundation, hlm. 4.
Indrawati, dkk, “Isu-ISu Kontemporer Pendidikan Islam”, (2023), Banten : PT Sada Kurnia Pustaka, hlm. 73.
Hidayat Ginanjar, Nia Kurniawati, “Pembelajaran Akidah Akhlak dan Korelasinya dengan Peningkatan Akhlak Al-Karimah Peserta Didik”, Jurnal Edukasi Islami, Vol. 06 No. 12, (Juli 2017), admin,+6 (1).pdf
Mark McCrindle, The ABC of XYZ: Understanding the Global Generations (The ABC of XYZ, 2011), hlm. 22–23.
Moch. Kalam Mollah, “Konsep Interaksi Edukatif Dalam Pendidikan Islam Dalam Perspektif Al-Qur’an”, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol.3 No.2, (November 2015), Jakarta : PT Rineka Cipta.
Moleong, “Metode Penelitian Kualitatif”, (Jakarta: Press, 1990), hlm. 12.
Noor Hasanah, Huriyah, “Religius Radikal: Dualisme Gen-Z dalam Mengekspresikan Kesadaran Beragama dan Kesalehan”, Jurnal Penelitian, Vol. 16 No. 1, (Februari 2022), 13759-49937-1-PB.pdf
Nurul Hidayatul Ummah, “Pemanfaatan Sosial Media dalam Meningkatkan Efektivitas Dakwah di Era Digital”, Jurnal Manajemen Dakwah, Vol. 10 No. 1, (2022), 151-169, 32914-101474-2-PB.pdf
Rz. Ricky Satria Wiranata, “Konsep Pemikiran Pembaharuan Muhammad Abduh Dan Relevansinya Dalam Manajemen Pendidikan Islam Di Era Kontemporer (Kajian Filosofis Historis)”, Jurnal Al-Fahim, Vol.1 No.1, (Maret 2019), hlm. 115.
Septi Nurjanah, Nurilatul Rahma Yahdiyani, Sri Wahyuni, “Analisis Mode Pembelajaran Akidah Akhlak dalam Meningkatkan Pemahaman dan Karakter Peserta Didik”, Jurnal EduPsyCouns, Vol. 2 No. 2, (2020), 496-Article Text-1001-1-10-20200527.pdf
Shiren Destrianjasari, Nyayu Khodijah dan Ernis Suryana, “Pengertian, Teori Dan Konsep, Ruang Lingkup Isu-Isu Kontemporer Pendidikan Islam”, Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME), Vol. 8 No. 2, (April 2022).
Siska Novra Elvina, Randi Saputra, Wanda Fitri, “Strategi Dakwah Husein JA’far al Hadar Terhadap Generasi Z di Indonesia”, Jurnal Al Imam (Jurnal Manajemen Dakwah), Vol. 5 No.1, (Juli-Desember 2022), hlm. 15, 5036-13229-1-PB.pdf
Zubaidi Hasan, Zubairi, “Strategi dan Metode Pembelajaran Akidah Akhlak”, Jurnal Tarqiyatuna, Vol. 2 No. 1, (2023), Strategi_Dan_Metode_Pebelajaran_Akidah_Akhlak (1).pdf
[1] David Stillman dan Jonah Stillman, Gen Z Work: How the Next Generation Is Transforming the Workplace (HarperCollins, 2017)
[2] Mark McCrindle, The ABC of XYZ: Understanding the Global Generations (The ABC of XYZ, 2011), hlm. 22–23.
[3] Hatim Gazali, “Islam Untuk Gen-Z”, (Jakarta : 2019), Wahid Foundation, hlm. 4.
[4] Moleong, “Metode Penelitian Kualitatif”, (Jakarta: Press, 1990), hlm. 12.
[5] Iwan Hermawan, “Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif & Mixed Methode”, (Kuningan : Hidayatul Quran Kuningan, 2019) hlm. 17.
[6] Iwan Hermawan, “Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif & Mixed Methode”, (Kuningan : Hidayatul Quran Kuningan, 2019) hlm. 17.
[7] Moch. Kalam Mollah, “Konsep Interaksi Edukatif Dalam Pendidikan Islam Dalam Perspektif Al-Qur’an”, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol.3 No.2, (November 2015), Jakarta : PT Rineka Cipta.
[8] Rz. Ricky Satria Wiranata, “Konsep Pemikiran Pembaharuan Muhammad Abduh Dan Relevansinya Dalam Manajemen Pendidikan Islam Di Era Kontemporer (Kajian Filosofis Historis)”, Jurnal Al-Fahim, Vol.1 No.1, (Maret 2019), hlm. 115.
[9] Shiren Destrianjasari, Nyayu Khodijah dan Ernis Suryana, “Pengertian, Teori Dan Konsep, Ruang Lingkup Isu-Isu Kontemporer Pendidikan Islam”, Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME), Vol.8 No. 2, (April 2022).
[10] Indrawati, dkk, “Isu-ISu Kontemporer Pendidikan Islam”, (2023), Banten : PT Sada Kurnia Pustaka, hlm. 73.
[11] Shiren Destrianjasari, Nyayu Khodijah dan Ernis Suryana, “Pengertian, Teori Dan Konsep, Ruang Lingkup Isu-Isu Kontemporer Pendidikan Islam”, Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME), Vol.8 No. 2, (April 2022).
[12] Siska Novra Elvina, Randi Saputra, Wanda Fitri, “Strategi Dakwah Husein JA’far al Hadar Terhadap Generasi Z di Indonesia”, Jurnal Al Imam (Jurnal Manajemen Dakwah), Vol. 5 No.1, (Juli-Desember 2022), hlm. 15.
0 Comments