MENGEMBANGKAN KUALITAS KEPEMIMPINAN ISLAMI DI BIDANG PENDIDIKAN

Published by Buletin Al Anwar on

Ira Putri Arifin

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Email: [email protected]

Abstrak

Berdasarkan prinsip-prinsip Al-Qur’an dan Hadits, kepemimpinan Islam dalam pendidikan adalah suatu proses manajemen, bimbingan, dan pengarahan yang berupaya mengembangkan manusia yang berilmu, beriman, dan berakhlak mulia. Pemimpin menyediakan lingkungan belajar yang ramah dan inklusif dengan memberikan teladan yang jujur, adil, dan dapat dipercaya. Kepemimpinan ini dengan terampil memadukan unsur moral, spiritual, dan teknologi sambil mengatasi isu-isu modern dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Islam. Kepemimpinan Islam menciptakan generasi yang bermoral lurus, cerdas, dan berkontribusi terhadap budaya dan masyarakat dengan menggunakan pendekatan komprehensif.

Kata Kunci: Kepemimpinan Islam, pendidikan, generasi Islami.

PENDAHULUAN

Dalam lingkungan Islam, yang mengedepankan kualitas moral, spiritual, dan intelektual, kepemimpinan merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan. Kepemimpinan Islam dipandang sebagai kewajiban untuk meningkatkan taraf hidup umat dan masyarakat, bukan sekadar jabatan penguasa. Prinsip-prinsip kepemimpinan Islam berfungsi sebagai dasar untuk membangun lingkungan belajar yang menyenangkan, menumbuhkan kebajikan kebijaksanaan, keadilan, dan kepercayaan, dan menginspirasi semua pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan pendidikan yang komprehensif.

Kepemimpinan Islam harus fleksibel dengan tetap mempertahankan nilai-nilai inti dalam menghadapi globalisasi dan kemajuan teknologi. Pemimpin dalam pendidikan Islam harus mampu memadukan prinsip-prinsip moral dengan kemajuan teknologi untuk mewujudkan sistem pendidikan yang tidak hanya tetap berdasarkan prinsip-prinsip Islam tetapi juga relevan dengan tuntutan zaman. Selain itu, seorang pemimpin harus memiliki kemampuan administratif yang kuat, visi yang jelas, dan komitmen terhadap pertumbuhan spiritual guna mewujudkan pendidikan yang berkualitas.

Pendidikan mempunyai potensi yang sangat besar untuk melahirkan generasi yang bertaqwa, unggul secara intelektual, dan berakhlak mulia jika kepemimpinan Islam terus diterapkan. Oleh karena itu, untuk mendorong terbentuknya kepemimpinan Islam yang sukses, diperlukan kolaborasi antar berbagai pemangku kepentingan—termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Hal ini akan menjadi landasan bagi berkembangnya masyarakat yang bermoral, berbudaya, dan memajukan negara dan agama.

PEMBAHASAN

Proses mengelola, membimbing, dan memimpin pendidikan menurut prinsip-prinsip Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits dikenal dengan kepemimpinan Islam dalam bidang pendidikan. Menurut teori ini, seorang pemimpin pendidikan bertugas mengarahkan siswa, guru, dan seluruh pemangku kepentingan pendidikan lainnya menuju tercapainya tujuan luhur, yaitu pengembangan manusia yang beriman, berakhlak mulia, dan berilmu praktis.

Islam memandang kepemimpinan lebih dari sekedar mengatur dan melibatkan pemberian contoh positif kepada semua orang yang berada di bawah arahannya. Pemimpin harus mampu berperilaku jujur, berintegritas, dan dapat diandalkan dalam segala keputusan dan tindakannya. Mereka berperan sebagai mentor yang secara konsisten mendorong dan menginspirasi siswa untuk tumbuh secara etis, spiritual, dan akademis.[1]

Selain itu, kepemimpinan Islam dalam bidang pendidikan sangat menjunjung tinggi konsep kewajiban, keadilan, dan kasih sayang. Para pemimpin diharuskan untuk membangun lingkungan belajar yang mendukung di mana setiap orang dapat mengembangkan kemampuan mereka sepenuhnya tanpa menghadapi prasangka. Untuk memastikan semua pihak merasa dihargai dan dilibatkan dalam proses pendidikan, prinsip musyawarah menjadi landasan penting dalam pengambilan Keputusan.

Tujuan utama kepemimpinan ini adalah untuk melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki karakter Islami yang kuat, dapat menggunakan ilmunya untuk kepentingan orang lain, dan membantu menciptakan masyarakat yang adil dan diridhai Allah. Jenis kepemimpinan ini memandang pendidikan sebagai sarana untuk membina hubungan yang lebih kuat antara individu dan tuhan dan memberikan masyarakat berbagai manfaat.[2]

Kepemimpinan Islam sangat penting untuk pengembangan sistem pendidikan berkualitas tinggi. Islam memandang kepemimpinan sebagai tanggung jawab untuk mengangkat derajat manusia dan masyarakat, bukan sekedar posisi kekuasaan. Kepemimpinan Islam berfungsi sebagai landasan untuk menumbuhkan suasana belajar yang positif, menegakkan prinsip-prinsip moral, dan mendorong pertumbuhan intelektual siswa dalam lingkungan pendidikan. Sejauh mana seorang pemimpin menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam melaksanakan tugasnya merupakan indikator yang baik dari kualitas kepemimpinan Islami. Keandalan, kesetaraan, dan kecerdasan adalah ciri-ciri penting bagi seorang pemimpin pendidikan Islam. Mampu menjunjung tinggi kewajiban yang telah dilimpahkan kepada tuhan dan manusia itulah yang dimaksud dengan amanah. Dalam situasi ini, keadilan berarti memperlakukan masing-masing pihak secara setara, apa pun latar belakang mereka, namun kearifan diperlukan untuk membuat pilihan yang tepat dalam situasi yang sulit.[3]

Untuk meningkatkan standar pendidikan, pemimpin Islam juga harus memiliki visi yang jelas. Visi ini mencakup upaya untuk menghasilkan generasi yang berkepribadian luhur dan kemampuan intelektual yang luar biasa. Seorang pemimpin harus mampu memotivasi pendidik, peserta didik, dan orang tua untuk berperan aktif dalam proses pendidikan guna mewujudkan tujuan tersebut. Dengan memadukan unsur spiritual, intelektual, dan sosial, pemimpin dapat menciptakan budaya pendidikan yang holistic.

Penggunaan kepemimpinan Islam dalam pendidikan juga menyoroti pentingnya moralitas sebagai landasan. Seorang pemimpin perlu memberi contoh dalam sikap dan perilakunya sehari-hari. Para pemimpin dalam Islam menjunjung tinggi standar moral yang tinggi selain mengajarkannya. Pemimpin yang memberikan teladan akan mampu menumbuhkan lingkungan damai yang menginspirasi semua orang di sekolah untuk bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Selain itu, peningkatan kualitas kepemimpinan Islam di bidang pendidikan memerlukan respon yang fleksibel terhadap permasalahan kontemporer. Globalisasi dan teknologi telah mengubah lanskap pendidikan secara signifikan. Para pemimpin Islam harus mampu memajukan pendidikan melalui penggunaan teknologi secara bijaksana dengan tetap menjaga prinsip-prinsip Islam. Dalam pengertian ini, pendidikan mempertahankan karakter spiritualnya sambil tetap terkini dan fokus pada tuntutan masa depan.[4]

Para pemimpin Islam seharusnya memiliki literasi teknologi yang memadai di dunia digital modern. Para pemimpin, pendidik, siswa, dan orang tua semuanya dapat berkomunikasi dengan lebih efektif ketika mereka menggunakan teknologi. Misalnya, siswa yang tinggal di lokasi yang jauh mungkin akan lebih mudah memperoleh pendidikan melalui penggunaan sistem pembelajaran online. Namun para pemimpin juga harus memastikan bahwa prinsip moral dan etika yang menjadi landasan pendidikan Islam tidak diubah oleh penggunaan teknologi.

Kepemimpinan Islam tidak hanya memerlukan literasi teknologi namun juga kemampuan administratif yang kuat. Pengelolaan fasilitas, keuangan, dan sumber daya manusia yang efektif sangat penting bagi seorang pemimpin pendidikan Islam. Lingkungan belajar yang produktif dan tahan lama dapat dibangun dengan bantuan manajemen yang efektif. Untuk menumbuhkan rasa kepemilikan kolektif dan akuntabilitas prestasi akademik, pemimpin juga harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam proses pengambilan keputusan.

Selain itu, dedikasi terhadap pengembangan spiritual juga diperlukan dari para pemimpin Islam. Pemimpin harus mampu menginspirasi para pendidik dan peserta didik untuk bertumbuh dalam ketakwaan dan keimanan sepanjang masa. Membangun program keagamaan di sekolah, seperti studi Islam, shalat berjamaah, dan praktik membaca Al-Quran, merupakan salah satu pendekatan untuk mencapai hal ini. Pengembangan spiritual yang konsisten akan memudahkan integrasi keyakinan Islam pada siswa dan berbagai pemangku kepentingan harus membantu pengembangan kepemimpinan Islam.

 Rahasia suksesnya adalah kerjasama antara pemerintah, institusi akademik, dan masyarakat umum. Masyarakat dapat membantu dengan berpartisipasi aktif dalam inisiatif pendidikan, dan pemerintah harus menawarkan undang-undang yang mendorong pertumbuhan kepemimpinan Islam. Sinergi ini diharapkan dapat menjadikan kepemimpinan Islam sebagai prinsip utama dalam pengembangan generasi individu yang luar biasa dan bermoral tinggi.[5]

Secara umum, kepemimpinan Islam dalam pendidikan mencakup kemurnian moral dan spiritual di samping kemampuan teknis. Pendidikan dapat membantu membentuk orang-orang yang tidak hanya bermoral tinggi tetapi juga cerdas secara akademis dengan menumbuhkan sifat-sifat kepemimpinan Islami. Kepemimpinan Islam di bidang pendidikan mempunyai kekuatan untuk membangun masyarakat yang beradab, bertakwa, dan memajukan negara dan keimanan.

KESIMPULAN

Kepemimpinan Islam dalam pendidikan adalah suatu metode membimbing orang lain berdasarkan prinsip-prinsip yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits guna mewujudkan manusia yang berilmu, beriman, dan berakhlak mulia. Pemimpin bertugas membangun suasana pembelajaran yang ramah dan mendukung serta menjadi teladan yang jujur, adil, dan dapat diandalkan. Kepemimpinan Islam mampu mengatasi permasalahan kontemporer dan menghasilkan generasi yang bermoral tinggi, intelektual, dan memberikan kontribusi konstruktif kepada masyarakat dan peradaban dengan memadukan moralitas, spiritualitas, dan teknologi.

 

DAFTAR PUSTAKA

Bahri, S. (2022). Meningkatkan Kualitas Manajemen Lembaga Pendidikan Islam Melalui Sumber Daya Manusia di Era Pandemi. Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam3(1).

Ikhwan, A. (2019). Sistem kepemimpinan islami: instrumen inti pengambil keputusan pada lembaga pendidikan islam. Istawa: Jurnal Pendidikan Islam3(2).

Nuryasin, M., & Mitrohardjono, M. (2019). Strategi Perencanaan Pengembangan Pendidikan Islam di Indonesia. Jurnal Tahdzibi: Manajemen Pendidikan Islam4(2), 77-84.

Khamdani, P. (2014). Kepemimpinan dan Pendidikan Islam. Madaniyah4(2),

Duryat, H. M. (2021). Kepemimpinan Pendidikan: Meneguhkan Legitimasi Dalam Berkontestasi Di Bidang Pendidikan. Penerbit Alfabeta.

[1] Khamdani, P. (2014). Kepemimpinan dan Pendidikan Islam. Madaniyah, 4(2), 259-276.

[2] Duryat, H. M. (2021). Kepemimpinan Pendidikan: Meneguhkan Legitimasi Dalam Berkontestasi Di Bidang Pendidikan. Penerbit Alfabeta.

[3] Bahri, S. (2022). Meningkatkan Kualitas Manajemen Lembaga Pendidikan Islam Melalui Sumber Daya Manusia di Era Pandemi.

[4] Ikhwan, A. (2019). Sistem kepemimpinan islami: instrumen inti pengambil keputusan pada lembaga pendidikan islam 111-154.

[5] Nuryasin, M., & Mitrohardjono, M. (2019). Strategi Perencanaan Pengembangan Pendidikan Islam di Indonesia. Jurnal Tahdzibi. 77-84.


0 Comments

Leave a Reply