AKHLAK MULIA SEBAGAI CERMINAN KUATNYA AKIDAH DALAM KEHIDUPAN SEHARI – HARI

Published by Buletin Al Anwar on

Nailah Aqilah Fadliya Hayah

Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

[email protected]

Abstrak

Artikel ini secara mendalam mengkaji hubungan erat antara akidah dan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari, menekankan bagaimana akidah yang kokoh menjadi pondasi bagi terbentuknya akhlak mulia yang terwujud dalam perilaku sehari-hari. Melalui pendekatan kualitatif deskriptif, artikel ini menganalisis bagaimana keyakinan dan nilai-nilai agama yang kuat melahirkan perilaku terpuji yang tercermin dalam berbagai aspek kehidupan.  Pembahasan mencakup analisis mendalam tentang bagaimana akidah yang kuat melahirkan akhlak mulia yang tercermin dalam kejujuran, amanah, toleransi, kasih sayang, dan sikap rendah hati. Artikel ini juga membahas dampak positif yang dihasilkan dari akhlak mulia bagi individu, keluarga, masyarakat, dan bangsa.  Kesimpulannya, artikel ini menegaskan bahwa akidah dan akhlak merupakan dua hal yang saling terkait dan penting dalam membentuk pribadi yang berakhlak mulia, yang pada akhirnya akan berkontribusi dalam membangun masyarakat yang harmonis dan sejahtera. Artikel ini mendorong pembaca untuk merenungkan peran penting akidah dalam membangun karakter yang kuat dan berakhlak mulia, serta mengajak untuk bersama-sama membangun masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai luhur.

Kata Kunci: Akhlak Mulia, Akidah, Kehidupan Sehari-hari

Pendahuluan

Akhlak mulia, sebagai perilaku terpuji yang dilandasi oleh keyakinan dan nilai-nilai agama, merupakan pilar penting dalam kehidupan manusia. Akhlak mulia bukan sekadar perilaku baik, melainkan cerminan dari kekuatan akidah seseorang. Dalam Islam, akidah menjadi pondasi utama dalam kehidupan, dan akhlak mulia menjadi buah dari akidah yang kuat.

Perilaku seseorang merupakan refleksi dari apa yang diyakininya. Jika seseorang memiliki akidah yang kuat, maka akhlaknya pun akan terpancar dalam setiap tindakannya. Sebaliknya, akhlak yang buruk menunjukkan bahwa akidah seseorang lemah dan tidak tertanam kuat dalam dirinya.

Artikel ini akan mengkaji lebih dalam hubungan antara akidah dan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari, dengan fokus pada bagaimana akidah yang kokoh dapat melahirkan akhlak mulia yang berdampak positif bagi individu, keluarga, masyarakat, dan bangsa.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data dikumpulkan melalui studi literatur dan observasi terhadap perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara deskriptif untuk menemukan hubungan antara akidah dan akhlak.

Hasil dan Pembahasan

Hasil pembahasan menunjukkan bahwa akidah yang kuat akan melahirkan akhlak mulia yang tercermin dalam perilaku sehari-hari. Berikut beberapa contohnya:

Kejujuran

Kejujuran merupakan salah satu aspek paling fundamental dari akhlak mulia. Dalam Islam, kejujuran tidak hanya diwajibkan dalam perkataan, tetapi juga dalam tindakan. Seseorang yang berakidah kuat akan selalu berusaha untuk jujur dalam segala hal, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Kejujuran menjadi bagian integral dari akidah, karena Allah SWT sendiri Maha Benar dan tidak menyukai kebohongan. Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ ۝٧

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar.” (QS. Al-Ahzab: 70)

Kejujuran yang dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari memperlihatkan bagaimana akidah yang kuat mampu mempengaruhi perilaku seseorang. Misalnya, dalam dunia kerja, kejujuran sangat diperlukan saat menyampaikan informasi, membuat laporan, dan berkomunikasi dengan rekan kerja. Seseorang yang jujur akan selalu berusaha untuk berkata benar, menepati janji, dan tidak menipu orang lain. Kejujuran juga menjadi pondasi bagi terciptanya kepercayaan dan hubungan yang harmonis antar individu. Di lingkungan bisnis, kejujuran meningkatkan reputasi perusahaan dan menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan dan mitra.

Amanah

Seseorang yang berakidah kuat akan selalu memegang amanah dengan baik dan bertanggung jawab atas tugas yang diberikan. Amanah merupakan kepercayaan yang diberikan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam Islam, memegang amanah adalah tanda keimanan seseorang. Rasulullah SAW sendiri dikenal sebagai “Al-Amin” yang berarti orang yang dapat dipercaya.

اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِۗ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهٖۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيْعًا ۢ بَصِيْرًا ۝٥٨

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada pemiliknya. Apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu tetapkan secara adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang paling baik kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. An-Nisa: 58)

Amanah dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya terlihat dalam pekerjaan, tetapi juga dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Contohnya, seseorang yang dipercaya untuk memegang uang kas organisasi harus bertanggung jawab dan transparan dalam pengelolaannya. Dalam keluarga, orang tua memegang amanah untuk mendidik anak-anak mereka dengan nilai-nilai moral yang benar. Seseorang yang berakidah kuat memahami bahwa setiap amanah adalah bentuk ujian, dan menjaga amanah merupakan bagian dari keimanan yang harus dijalankan dengan sepenuh hati.

Toleransi

Toleransi merupakan sikap menghargai perbedaan dan menghormati keyakinan orang lain. Dalam masyarakat yang majemuk, toleransi sangat penting untuk menciptakan kedamaian dan kerukunan. Seseorang yang berakidah kuat memahami bahwa setiap orang memiliki hak untuk memilih keyakinannya sendiri dan tidak boleh memaksakan keyakinannya kepada orang lain.

لَآ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِۗ قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّۚ فَمَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَاۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ ۝٢٥٦

” Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam). Sungguh, telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat. Siapa yang ingkar kepada tagut dan beriman kepada Allah sungguh telah berpegang teguh pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”  (QS. Al-Baqarah: 256)

Toleransi tercermin dalam tindakan sehari-hari seperti menghormati perayaan agama lain, bekerja sama dengan orang dari latar belakang yang berbeda, dan tidak melakukan diskriminasi. Ini penting dalam membangun masyarakat yang harmonis dan saling mendukung. Contoh nyata dari toleransi dalam Islam adalah Piagam Madinah yang disusun oleh Rasulullah SAW, yang menjamin hak-hak kaum Yahudi, Nasrani, dan berbagai kelompok di Madinah untuk hidup berdampingan dengan damai.

Kasih Sayang

Kasih sayang yang lahir dari akidah yang kuat mencakup cinta dan perhatian yang tulus tidak hanya kepada sesama manusia tetapi juga kepada seluruh makhluk ciptaan Allah. Pemahaman ini berasal dari keyakinan bahwa seluruh ciptaan adalah makhluk Allah yang harus diperlakukan dengan baik.

وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةًۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ ۝٢١

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri, supaya kamu cenderung kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih sayang dan rahmat.” (QS. Ar-Rum: 21)

Kasih sayang bukan hanya diwujudkan dalam hubungan antar keluarga, tetapi juga dalam hubungan sosial yang lebih luas. Misalnya, memberi makan orang yang membutuhkan, merawat hewan dengan baik, dan menjaga lingkungan. Kasih sayang memperkuat ikatan emosional dalam keluarga dan membantu mengurangi konflik dalam masyarakat, menciptakan lingkungan yang lebih penuh cinta dan perhatian.

Rendah Hati

Seseorang yang berakidah kuat akan memiliki sikap rendah hati, tidak sombong, dan tidak merasa lebih baik dari orang lain. Sikap rendah hati menunjukkan kesadaran bahwa segala sesuatu yang dimiliki adalah karunia dari Allah, dan bukan hasil usaha sendiri semata. Rasulullah SAW adalah contoh teladan dalam sikap rendah hati meskipun beliau adalah pemimpin yang sangat dihormati.

وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۚ اِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْاَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُوْلًا ۝٣٧

“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan sombong, karena sesungguhnya kamu tidak dapat membelah bumi dan kamu tidak dapat menyamai gunung-gunung tingginya.” (QS. Al-Isra’: 37)

Sikap rendah hati terlihat dalam perilaku sehari-hari seperti bersikap sopan kepada semua orang, tidak memamerkan kekayaan atau kemampuan, dan mendengarkan pendapat orang lain dengan baik. Sikap ini menciptakan suasana saling menghargai dan meminimalkan konflik.

Dampak Akhlak Mulia dalam Kehidupan

Akhlak mulia yang dilandasi oleh akidah yang kuat memiliki dampak positif yang luas dalam kehidupan, baik bagi individu, keluarga, masyarakat, maupun bangsa:

  1. Individu

Meningkatkan kualitas hidup, kebahagiaan, ketenangan, dan kedamaian. Akhlak yang baik membuat seseorang dihormati dan dipercaya oleh orang lain, memperkuat ikatan sosial dan memberikan rasa percaya diri.

  1. Keluarga

Menciptakan suasana harmonis dan membangun keluarga sakinah, mawaddah, warahmah. Anak-anak yang dibesarkan dengan contoh akhlak mulia akan belajar untuk menerapkan nilai-nilai yang sama dalam kehidupan mereka.

  1. Masyarakat

Membentuk masyarakat yang rukun, saling menghormati, dan harmonis. Akhlak mulia dapat mencegah berbagai masalah sosial seperti korupsi.

Penutup

Akhlak mulia merupakan cerminan dari kuatnya akidah seseorang. Ketika seseorang memiliki akidah yang kokoh, maka nilai-nilai akhlak mulia seperti kejujuran, amanah, toleransi, kasih sayang, dan rendah hati akan terpancar dalam kehidupan sehari-harinya. Akhlak mulia tidak hanya bermanfaat bagi individu, tetapi juga memberi dampak positif yang luas bagi keluarga, masyarakat, dan bangsa. Kehidupan yang dihiasi dengan akhlak mulia akan menciptakan harmoni, kedamaian, dan saling pengertian di antara individu-individu, yang pada akhirnya membangun lingkungan sosial yang lebih baik.

Melalui artikel ini, diharapkan pemahaman tentang pentingnya akidah yang kuat dalam membentuk akhlak mulia semakin meningkat. Dengan menguatkan akidah, kita dapat menumbuhkan perilaku yang positif dan memberikan kontribusi nyata bagi keharmonisan dan kemajuan bersama. Akhirnya, mari kita berupaya untuk selalu memperkuat keimanan dan mengaplikasikan nilai-nilai akhlak mulia dalam setiap aspek kehidupan.

Daftar Pustaka

10 Contoh Akhlak Mulia dalam Kehidupan yang Perlu Diketahui Umat Muslim. (2023, November 3). Retrieved from Kumparan : https://kumparan.com/berita-hari-ini/10-contoh-akhlak-mulia-dalam-kehidupan-yang-perlu-diketahui-umat-muslim-21V6ENHwJjH

10 Hadits Tentang Akhlak Mulia Dalam Islam. (2023, Januari 03). Retrieved from Pondok Islami: https://pondokislami.com/hadits-tentang-akhlak-mulia.html

Pentingnya Akhlak Mulia Dalam Kehidupan Sehari-hari. (2023, Oktober 9 ). Retrieved from Senyum Mandiri : https://senyummandiri.org/pentingnya-akhlak-mulia-dalam-kehidupan-sehari-hari/

Perlunya Akhlak Mulia dalam Kehidupan Sehari-hari: Perspektif Islam. (2024, April 8). Retrieved from Yayasan Pendidikan Cendekia Muslim: https://www.cendekiamuslim.or.id/perlunya-akhlak-mulia-dalam-kehidupan-sehari-hari-perspektif-islam

 

 


0 Comments

Leave a Reply