PENDIDIKAN KARAKTER SEJAK DINI: MEMAHAMI AKIDAH DAN MENGAMALKAN AKHLAK
Sofi Agustin Helda Wati
Abstrak
Artikel ini secara mendalam membahas pentingnya pendidikan karakter sejak dini sebagai pondasi bagi pembentukan generasi yang berakhlak mulia. Pendidikan karakter yang efektif Tidak terbatas pada pemberian bekal pengetahuan dan keterampilan, namun juga menanamkan landasan moral dan spiritual yang kuat, yang berakar pada pemahaman akidah yang kokoh dan pengamalan akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Dalam artikel ini, metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif diterapkan untuk menganalisis hubungan erat antara akidah, akhlak, dan pendidikan karakter. Pembahasan mencakup analisis mendalam tentang bagaimana akidah yang kuat melahirkan akhlak
mulia yang tercermin dalam kejujuran, amanah, toleransi, kasih sayang, dan sikap rendah hati. Artikel ini juga membahas peran penting kolaborasi keluarga dan pendidik dalam menumbuhkan nilai-nilai keislaman dan moral yang luhur pada anak, serta dampak positif yang dihasilkan dari pendidikan karakter sejak dini bagi individu, keluarga, masyarakat, dan bangsa. Kesimpulannya, artikel ini menegaskan bahwa pendidikan karakter sejak dini yang berakar pada akidah yang kuat merupakan kunci untuk melahirkan generasi yang berakhlak mulia, yang pada akhirnya akan berkontribusi dalam membangun masyarakat yang harmonis dan sejahtera. Artikel ini mendorong pembaca untuk merenungkan peran penting akidah dalam membangun karakter yang kuat dan berakhlak mulia, serta mengajak untuk bersama-sama membangun masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai luhur.
Kata Kunci: Sumber hukum Islam, Istihsan, Istishab, Maslahah Mursalah.
Pendahuluan
Pentingnya pendidikan karakter dalam membentuk generasi penerus bangsa yang memiliki akhlak yang terpuji. Pendidikan karakter yang efektif Lebih dari sekadar mengajarkan pengetahuan dan keterampilan, namun sekaligus membangun karakter dengan nilai-nilai moral dan spiritual yang kuat. Salah satu aspek penting dalam pendidikan karakter adalah pemahaman akidah dan pengamalan akhlak.
Akidah merupakan keyakinan dan kepercayaan terhadap Tuhan yang maha esa, para Rasul-Nya, kitab-kitab suci, akhir zaman, dan qada’ serta qadar. Akidah yang kokoh menjadi pondasi bagi terbentuknya akhlak mulia. Akhlak mulia merupakan cerminan dari nilai-nilai agama yang terwujud dalam perilaku terpuji.
Pendidikan karakter sejak dini yang berakar pada akidah yang kuat akan melahirkan generasi yang berakhlak mulia, bertanggung jawab, dan berintegritas. Generasi ini akan menjadi penerus bangsa yang memiliki kepribadian yang tangguh dan berintegritas serta bisa menciptakan masyarakat yang adil, damai, dan sejahtera.
Metode Penelitian
Penelitian ini mengadopsi metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sumber data penelitian ini diperoleh dari studi literatur dan observasi lapangan. terhadap praktik pendidikan karakter di tingkat SD/MI. Metode analisis yang digunakan untuk data yang terkumpul adalah deskriptif untuk menemukan hubungan antara akidah, akhlak, dan pendidikan karakter.
Hasil dan Pembahasan
Akidah sebagai Pondasi Akhlak Mulia
Akidah merupakan keyakinan yang mendalam tentang Allah SWT, hari akhir, dan Semua aspek yang berhubungan dengan ajaran Islam. Akidah yang kuat menjadi pondasi bagi pembentukan karakter yang berakhlak mulia. Semakin kuat akidah seseorang, semakin kuat pula komitmennya untuk berbuat baik dan menghindari perbuatan buruk.1
Akidah dan akhlak yang tertanam kuat pada siswa menjadi pondasi bagi pembentukan kepribadian yang tangguh dalam menghadapi dinamika zaman. Selain itu, siswa dengan akidah dan akhlak yang benar berperan penting dalam menjaga Kearifan lokal yang diwariskan oleh generasi pendahulu. Pendidikan akidah dan akhlak di sekolah,
1 Susiba, “Metode Pembelajaran Akidah Akhlak MI/SD.”
terutama madrasah ibtidaiyah, merupakan landasan yang kuat dalam membangun sumber daya manusia yang tidak mudah terpengaruh oleh budaya asing.2
Akhlak Mulia Cerminan Akidah yang Kokoh
Akhlak mulia merupakan cerminan dari akidah yang kuat. Akhlak mulia tercermin dalam berbagai aspek kehidupan, seperti kejujuran, amanah, toleransi, kasih sayang, dan sikap rendah hati. Seseorang yang berakidah kuat akan selalu berusaha untuk meneladani akhlak Rasul SAW, yang menjadi panutan bagi seluruh umat manusia.3
Pendidikan akhlak erat kaitannya dengan akidah, yang menjadi pondasi bagi pelaksanaan nilai-nilai moral. Perilaku yang dilandasi serta dijiwai oleh akidah yang benar akan terarah, terencana, dan terhindar dari perilaku syirik. Akidah yang kokoh melahirkan akhlak yang baik dan kokoh, sehingga semua tindakan menjadi perwujudan kekuatan iman, terwujud dalam perilaku yang benar, ikhlas, dan beribadah kepada Allah.4
Kolaborasi Orang Tua dan Guru dalam Menumbuhkan Akidah dan Akhlak yang Luhur
Keluarga dan guru memiliki pengaruh yang sangat penting dalam menumbuhkan akidah dan akhlak mulia pada siswa atau anak sejak dini. Sebagai pendidik pertama dan utama, orang tua memiliki tanggung jawab yang besar dalam membentuk karakter anak. Guru sebagai pendidik profesional Berkontribusi signifikan dalam memperkuat dan mengembangkan nilai-nilai akidah dan akhlak yang telah ditanamkan oleh orang tua.
Keberhasilan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh metode pengajaran, tetapi juga oleh karakter guru yang menjadi teladan bagi siswa. Keteladanan adalah faktor yang berkontribusi besar dalam membentuk karakter dan perilaku siswa. Guru yang menjadi teladan akan menjadi pendidik dan pembina yang baik, sementara guru yang tidak menjadi teladan berpotensi merusak masa depan anak didik. Ini menjadi prioritas utama, khususnya bagi anak-anak yang masih kecil. Sebagai faktor utama dalam pendidikan, guru merupakan faktor utama dalam keberhasilan proses pembelajaran di sekolah.Guru memiliki tanggung jawab besar dalam mengembangkan potensi anak didik, menanamkan integritas, ilmu pengetahuan, budi pekerti, iman, dan taqwa, serta keterampilan yang dibutuhkan dalam
2 .Mahmudah et al., “The Contribution of Moral Theology (Akidah Akhlak) Education in Ascertaining Student’s Personality.”
3 .Kurniawati, “Pengembangan Bahan Ajar Aqidah Ahklak Di Madrasah Ibtidaiyah.”
4 .Kasmali, “Sinergi Implementasi Antara Pendidikan Akidah Dan Akhlak Menurut Hamka.”
kehidupan pribadi maupun sosial. Pendidikan Agama Islam, sebagai sistem pendidikan yang terintegrasi, mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik duniawi maupun ukhrowi, sebagaimana Agama Islam menjadi pedoman hidup yang menyeluruh.
Keluarga memegang peran sentral sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama bagi anak. Orang tua, sebagai pendidik pertama, menanamkan nilai-nilai dasar dan membentuk karakter anak sejak dini. Sejak kelahiran, ibu berperan penting dalam mendampingi dan memberikan kasih sayang kepada anak. Suasana keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang merupakan faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, menentukan masa depan mereka. Oleh karena itu, Mendidik dan membimbing anak- anak merupakan tugas utama orang tua.5
Dampak Positif Pendidikan Karakter Sejak Dini
Pendidikan karakter sejak dini memiliki dampak positif yang besar bagi individu, keluarga, masyarakat, dan bangsa. Individu yang berakhlak mulia akan hidup bahagia dan damai, keluarga akan harmonis dan sejahtera, masyarakat akan hidup rukun dan damai, dan bangsa akan maju dan sejahtera.
Pendidikan merupakan pilar utama dalam membangun kehidupan seseorang. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan nasional berfokus pada pengembangan kemampuan, pembentukan karakter, dan peradaban bangsa yang luhur dan bermartabat. Tujuannya adalah untuk melahirkan individu yang beriman, Memiliki akhlak mulia, kesehatan yang prima, pengetahuan yang luas, kemampuan yang mumpuni, kreativitas tinggi, kemandirian yang kuat, serta menjadi warga negara yang menjunjung demokrasi dan bertanggung jawab. Ungkapan itu menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya berfokus pada ilmu pengetahuan, namun juga menekankan pentingnya akhlak yang baik dan karakter. Oleh karena itu, peran guru tidak hanya sebatas pengajar ilmu, tetapi juga pembentuk karakter yang baik pada murid.
Kepribadian seseorang terbentuk dari cara berpikir dan bertindak, yang menjadikannya unik dan berbeda dari orang lain. Akhlak, yang menitikberatkan pada pengembangan budi pekerti, mencakup aspek pengetahuan, perasaan, dan perbuatan. Pendidikan karakter bertujuan untuk membangun fondasi nilai-nilai positif yang kuat pada peserta didik, sehingga mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
5 .Saripah, “Peran Orang Tua Dan Kketeladanan Guru Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Akhlak Siswa Madrasah Ibtidaiyah.”
Pendidikan karakter bertujuan untuk membekali murid dengan kemampuan di hal mengambil keputusan yang bijak, Mempertahankan nilai-nilai luhur dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan penuh kesadaran. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pribadi, sehingga tercipta individu yang bermoral bagus dan Memiliki karakter yang terintegrasi, holistik, dan seimbang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Selain itu, pembelajaran karakter berfungsi untuk mengembangkan potensi dasar murid, sehingga hati nurani dan perilakunya selaras dengan nilai-nilai positif. Pendidikan karakter juga berperan dalam membentuk perilaku bangsa yang toleran serta multikultural serta memajukan peradaban bangsa secara komprehensif.6
Kesimpulan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter sejak dini memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk generasi yang berakhlak mulia. Pendidikan karakter yang efektif tidak hanya mengajarkan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual yang kuat, yang berakar pada pemahaman akidah yang kokoh dan pengamalan akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pendidikan karakter yang berakar pada akidah yang kuat, diharapkan dapat melahirkan generasi yang berintegritas, bertanggung jawab, dan mampu membawa perubahan positif bagi masyarakat dan bangsa. Selain itu, peran orang tua dan guru dalam menanamkan akidah dan akhlak mulia pada anak sangatlah penting. Orang tua sebagai pendidik pertama dan utama memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk karakter anak, sedangkan guru sebagai pendidik profesional memiliki peran penting dalam memperkuat dan mengembangkan nilai-nilai akidah dan akhlak. Dampak positif dari pendidikan karakter sejak dini juga terlihat dalam kehidupan individu, keluarga, masyarakat, dan bangsa.Dengan demikian, pendidikan karakter yang berlandaskan pada akidah yang kuat tidak hanya menjadi kunci untuk melahirkan generasi yang berakhlak mulia, tetapi juga kontribusi dalam membangun masyarakat yang harmonis dan sejahtera. Artikel ini mengajak pembaca untuk merenungkan peran penting akidah dalam membangun karakter yang kuat dan berakhlak mulia, serta untuk bersama-sama membangun masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai luhur.Semoga artikel ini dapat memberikan inspirasi dan manfaat bagi pembaca dalam memahami betapa pentingnya pendidikan karakter sejak dini.
6 Rahmawati and Muhroji, “Implementasi Pendidikan Karakter Pada Peserta Didik Usia 6-8 Tahun.”
DAFTAR PUSTAKA
Kasmali, Kasmali. “Sinergi Implementasi Antara Pendidikan Akidah Dan Akhlak Menurut Hamka.” Jurnal THEOLOGIA 26, no. 2 (2016): 269–83.
https://doi.org/10.21580/teo.2015.26.2.433.
Kurniawati, Fitri Erning. “Pengembangan Bahan Ajar Aqidah Ahklak Di Madrasah Ibtidaiyah.” Jurnal Penelitian 9, no. 2 (2015): 367.
https://doi.org/10.21043/jupe.v9i2.1326.
Mahmudah, Umi, Sefti Chirnawati, Zaenal Mustakim, Maulina Rezka Hayyu Salsabila, and Nur Zakiyah. “The Contribution of Moral Theology (Akidah Akhlak) Education in
Ascertaining Student’s Personality.” JURNAL PAI: Jurnal Kajian Pendidikan Agama Islam 1, no. 1 (2022): 1–11.
Rahmawati, Dyah, and Muhroji Muhroji. “Implementasi Pendidikan Karakter Pada Peserta Didik Usia 6-8 Tahun.” Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 6, no. 6 (2022): 5790–98. https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i6.3140.
Saripah, Ipah. “Peran Orang Tua Dan Kketeladanan Guru Dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan Akhlak Siswa Madrasah Ibtidaiyah.” Jurnal Ilmiah Pendidikan 10, no. 2 (2016): 19–32.
https://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/studiadidaktika/article/view/80/82.
Susiba, Susiba. “Metode Pembelajaran Akidah Akhlak MI/SD.” El-Ibtidaiy:Journal of Primary Education 3, no. 1 (2020): 55. https://doi.org/10.24014/ejpe.v3i1.9004.
0 Comments