STRATEGI EFEKTIF DALAM MENANAMKAN NILAI AKIDAH UNTUK PENDIDIKAN KARAKTER PESERTA DIDIK
Siti Alzumrotul Fitriyah
Abstrak
Pendidikan karakter peran penting dalam pembentukan kepribadian individu, terutama dalam konteks pendidikan agama. Nilai-nilai keagamaan berfungsi sebagai pedoman moral dan dasar untuk membangun karakter yang kuat dan berintegritas. Pembahasan ini mengeksplorasi konsep dasar nilai-nilai, pengertian, serta macam-macam nilai yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk memahami dan menanamkan nilai-nilai pendidikan Islam kepada peserta didik melalui strategi keteladanan, pembiasaan, nasihat, dan hukuman. Nilai-nilai seperti aqidah, akhlaq, dan syari’ah diidentifikasi sebagai elemen penting dalam pendidikan karakter. Dengan menerapkan strategi-strategi ini secara efektif, diharapkan siswa dapat menginternalisasi ajaran agama dan menjadi generasi penerus yang cerdas secara intelektual serta memiliki kedalaman spiritual yang tinggi. Penelitian ini juga menyoroti pentingnya pendekatan yang bijaksana dalam memberikan nasihat dan penerapan hukuman, agar tidak mengganggu perkembangan psikologis siswa.
Kata kunci: Strategi, Akidah, Karakter
Pendahuluan
Pendidikan karakter merupakan aspek yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian individu, terutama dalam konteks pendidikan agama. Nilai-nilai keagamaan tidak hanya berfungsi sebagai pedoman moral, tetapi juga sebagai dasar untuk membangun karakter yang kuat dan berintegritas. Dalam pembahasan ini, kita akan mengeksplorasi konsep dasar nilai-nilai, pengertian, serta macam-macam nilai yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai-nilai, sebagai elemen abstrak yang berkaitan dengan pengertian benar dan salah, memiliki peran signifikan dalam membentuk sikap dan perilaku individu. Seiring dengan itu, pemahaman tentang nilai-nilai keagamaan, seperti aqidah, akhlaq, dan syari’ah, menjadi sangat relevan dalam mendidik generasi muda. Nilai-nilai ini tidak hanya memberikan arahan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, tetapi juga membantu individu dalam memahami tanggung jawab mereka sebagai anggota masyarakat.
Melalui strategi-strategi yang efektif dalam penanaman nilai-nilai akidah, seperti keteladanan, pembiasaan, nasihat, dan hukuman, diharapkan siswa dapat menginternalisasi ajaran agama dengan baik. Dengan demikian, pendidikan karakter yang berbasis nilai-nilai keagamaan akan dapat membentuk generasi penerus bangsa yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kedalaman spiritual yang tinggi. Pembahasan ini akan menguraikan lebih lanjut tentang pentingnya nilai-nilai keagamaan dalam pendidikan serta strategi yang dapat digunakan untuk menanamkan nilai-nilai tersebut secara efektif
Metode
Dalam mengumpulkan dan menganalisis literatur yang relevan tentang strategi efektif dalam dalam nilai akidah penelitian ini menggunakan metode penelitian library research atau dikenal penelitian pustaka, Pemilihan sumber data ini didasarkan pada tujuan penelitian ini untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana membangun karakter melalui strategi untuk memberikan hasil deskriptif melalui data yang dikumpulkan dari berbagai referensi. Sumber data yang digunakan termasuk buku, jurnal, dan semua referensi yang mendukung penelitian tentang subjek tersebut. Dalam Teknik Pengumpulan Data: Studi Literatur yaitu untuk menemukan literatur yang relevan, peneliti melakukan pencarian di perpustakaan, basis data online, dan sumber digital lainnya. Katalogisasi Sumber, Semua sumber yang ditemukan dicatat dengan rinci, termasuk judul, penulis, tahun terbit, dan ringkasan isi yang relevan dengan penelitian. Analisis Konten, Melakukan analisis konten dari sumber yang dikumpulkan untuk mengidentifikasi tema, ide, dan praktik yang terkait dengan pendidikan akhlak berbasis akidah.
Hasil dan Pembahasan
Konsep Dasar Nilai-nilai
Pengertian Nilai-nilai
Nilai memiliki beragam pengertian menurut para ahli. Setiap definisi berbeda satu sama lain karena nilai berkaitan erat dengan konsep dan aktivitas manusia yang kompleks, sehingga sulit untuk menetapkan batasan yang jelas. Sidi Gazalba mendefinisikan nilai sebagai sesuatu yang bersifat abstrak, ideal, dan bukan benda konkret. Nilai tidak hanya terbatas pada permasalahan benar dan salah yang memerlukan bukti empirik, tetapi juga melibatkan perhatian yang diinginkan dan tidak diinginkan, serta hal-hal yang disukai dan tidak disukai.
Definisi ini menunjukkan adanya hubungan antara objek dan subjek penilaian, yang menjelaskan perbedaan nilai antara emas dan garam. Tanpa objek untuk dinilai, seperti ketika Allah SWT sendirian, penilaian itu hanya berlaku untuk diri-Nya sendiri. Namun, subjek yang memberikan nilai bukanlah sumber nilai itu sendiri; ada hal-hal penting yang membuat sesuatu bernilai.
Dalam kehidupan sehari-hari, istilah nilai sering digunakan dengan arti yang mirip dengan “kebaikan.” Dalam konteks ini, terdapat hubungan antara kebaikan dan kewajiban. Sebagai contoh, seorang guru perlu memiliki pemahaman yang kuat tentang tanggung jawab dan wewenangnya saat berinteraksi dengan murid. Jika tidak, murid akan mengamati dan meniru perilakunya.(Kasim Salih Ihsan 2003)
Macam-macam Nilai
Pengertian nilai yang telah dijelaskan sebelumnya tidak sepenuhnya menjelaskan bagaimana strategi pendidikan nilai dapat dibentuk. Setiap nilai memiliki perbedaan dalam sifat, sumber, dan hirarki. Nilai ilahi berhubungan dengan nilai-nilai manusia, di mana nilai ilahi memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan nilai-nilai lainnya. Nilai keagamaan mempengaruhi hierarki nilai yang berbeda. Sebaliknya, diskusi tentang nilai-nilai yang berbeda juga memerlukan pembahasan mengenai nilai-nilai keagamaan.
Penting untuk dipahami bahwa semakin kuat iman seseorang dalam aspek kedua dan ketiga, semakin dalam pula jiwa keagamaannya dalam nilai-nilai insani. Jika prinsip-prinsip kemanusiaan hanya terbatas pada area ketiga, maka nilai-nilai agama tidak akan memberikan pengaruh. Namun, saat kita membahas nilai inti, setiap aspek kehidupan seharusnya berorientasi pada nilai-nilai ilahi tersebut.
Nilai- Nilai Keagamaan
Adapun macam nilai-nilai keagamaan yang harus diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
- Nilai Akidah merujuk pada kepercayaan dan keyakinan yang dibangun dalam hati mengenai aspek-aspek fundamental agama. Nilai akidah membantu smengembangkan identitas spiritual dan memberikan arah dalam menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran agama.
- Nilai Akhlak. Berbagai pandangan menunjukkan bahwa prinsip-prinsip Islam memiliki perhatian yang serupa terhadap pendidikan akhlak. Pendidikan akhlak berfungsi sebagai cara untuk mengajarkan ajaran Islam. Melalui bimbingan guru, siswa diharapkan dapat memahami, merasakan, dan meyakini kebenaran ajaran agama Islam, sehingga mereka mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Lebih penting lagi, mereka perlu membiasakan diri untuk melakukan tindakan dengan niat yang tulus dan spontan, tanpa menyimpang dari Al-Qur’an dan Hadits.
- Nilai Syari’ah. Syari’ah merupakan jalan hidup yang ditetapkan oleh Allah SWT sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan duniawi menuju kehidupan akhirat. Tujuan Syari’ah adalah untuk membimbing umat dengan landasan hukum Islam, yaitu Al Qur’an dan Sunnah. Secara keseluruhan, syari’ah berfungsi sebagai panduan hidup yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umat manusia, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka dalam perspektif kehidupan akhirat.(Zaky and Setiawan 2023)
Strategi efektif dalam menanamkan nilai akidah untuk pendidikan karakter peserta didik
Secara umum, strategi dapat diartikan sebagai rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu pola kegiatan. Dalam konteks pendidikan, strategi ini didefinisikan sebagai perencanaan yang mencakup kegiatan yang tepat untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Salah satu faktor penting dalam pembelajaran adalah penerapan metode dalam menyelesaikan tugas. Ini merupakan komponen yang mendukung pencapaian tujuan. Efektivitas strategi dalam pembelajaran profesional sangat dipengaruhi oleh elemen-elemen yang disampaikan oleh instruktur sebelum kegiatan instruksional dimulai.
Strategi pembelajaran adalah upaya yang dilakukan guru untuk memutuskan bagaimana menyajikan pelajaran mereka, memilih metode, media, dan pendekatan pengajaran, serta komunikasi dengan siswa. Karena mengajarkan prinsip-prinsip moral adalah salah satu mata pelajaran yang dimaksudkan untuk menanamkan iman dan kesalehan serta mengembangkan siswa dengan karakter moral yang tinggi, maka harus dirancang sedemikian rupa sehingga memastikan pesan yang dimaksud diterima, diinternalisasi, dan kemudian tertanam dalam diri siswa untuk diterapkan dalam kegiatan sehari-hari.(Destu, Nuraini, and Topik 2021)
Adapun beberapa. strategi yang dapat digunakan. dalam menanamkan nilai-nilai keagaman. antara lain:
- Keteladanan
Keteladanan dalam pengembangan karakter merupakan pendekatan yang digunakan dalam pendidikan untuk membentuk sifat-sifat positif dengan memberikan contoh dan perilaku yang baik. Tujuannya adalah untuk menciptakan individu yang bertanggung jawab, etis, dan berkualitas. Dalam bahasa Arab, teladan dikenal sebagai uswah, iswah, dan qudwah, yang berarti perilaku baik yang bisa dicontoh oleh orang lain. Pendidikan dan pengembangan tidak hanya terbatas pada model pembelajaran modern. Efektivitas penggunaan keteladanan dapat dicapai secara maksimal jika semua lembaga pendidikan menerapkannya dengan benar. Jika semua institusi pendidikan secara konsisten menggunakan pendekatan ini, maka penerapannya akan lebih optimal. Sebagai contoh, jika seorang ayah meminta anaknya untuk berdoa, tetapi ia sendiri terburu-buru melaksanakan doa tanpa memberikan contoh yang baik, maka keteladanan tersebut tidak akan terwujud.
Guru yang ingin memberikan. contoh yang baik bagi. anak-anak mereka harus. konsisten dalam kata-kata dan tindakan mereka. Dengan cara ini, anak-anak yang rentan terhadap peniruan akan mengikuti petunjuk mereka dan mengikuti instruksi guru mereka. Anak-anak secara otomatis menginternalisasi tindakan yang mereka saksikan, dan sebagai hasilnya, mereka mengembangkan sikap yang mengagumkan dalam perilaku mereka.
- Pembiasaan
Metode pembiasaan adalah cara untuk membiasakan anak berpikir, berperilaku, dan bertindak sesuai dengan ajaran Islam. Metode ini sangat efektif dalam membentuk karakter anak usia dini dengan memperkuat kebiasaan dalam aktivitas sehari-hari di sekolah. Dasar dari pembiasaan adalah pengalaman, dan karena pembiasaan melibatkan praktik, hal ini menjadi bagian penting dari rutinitas harian. Inti dari pembiasaan adalah pengulangan. Dalam konteks ini, metode pembiasaan sangat berguna karena dapat melatih anak untuk mengembangkan kebiasaan baik sejak dini. Pembiasaan juga merupakan proses mengajarkan anak bagaimana berbicara dan bertindak dengan benar, sehingga mereka menikmati aktivitas tersebut. Pembiasaan tidak hanya fokus pada cara berbicara atau bertindak, tetapi juga pada konsekuensi yang lebih luas dari tindakan tersebut.
Mengajarkan siswa untuk membiasakan diri dengan perilaku baik, disiplin, pembelajaran aktif, kerja keras, kejujuran, dan tanggung jawab dalam setiap tugas dikenal sebagai “conditioning operandi” dalam psikologi pendidikan. Kebiasaan dibentuk melalui pengulangan tindakan sampai menjadi rutinitas. Pembiasaan adalah praktik yang mendefinisikan manusia sebagai makhluk yang terlatih, memungkinkan mereka untuk menghemat energi dan menjadikan kebiasaan tersebut bersifat otomatis, sehingga dapat digunakan dalam berbagai aktivitas sehari-hari.
Pembiasaan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, karena banyak orang belajar untuk bertindak dan berperilaku hanya berdasarkan kebiasaan. Tanpa kebiasaan, seseorang mungkin akan lebih lambat dalam bertindak karena harus memikirkan setiap langkah yang diambil. Dalam proses pembentukan karakter, guru perlu menerapkan metode pembiasaan untuk menanamkan nilai-nilai agama pada siswa, sehingga mereka terbiasa dengan kualitas baik dan perilaku positif dalam aktivitas sehari-hari.(Sholaikhah et al. 2019)
- Nasihat
Metode nasihat adalah salah satu pendekatan yang sangat efektif untuk menanamkan nilai akidah pada siswa. Nasihat yang disampaikan dengan bijak dan tepat dapat mendorong siswa untuk merenungkan, memperbaiki diri, dan menerapkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Namun, penerapan metode ini dalam menanamkan nilai agama memerlukan perhatian khusus. Sebagai pendidik, penting untuk memastikan bahwa niat memberikan arahan atau nasihat tidak disampaikan dengan cara yang menyakitkan atau sulit diterima oleh siswa, meskipun apa yang disampaikan itu benar.
Keberhasilan bimbingan tidak akan bertahan lama jika pendidik dan orang tua memahami hal ini saat memberi arahan kepada siswa. Jika bimbingan diberikan tanpa mempertimbangkan faktor-faktor penting dan situasi siswa, hal ini bisa menyebabkan penolakan dan bahkan pemberontakan.
- Tsawab (Hukuman)
Penggunaan metode hukuman dalam pendidikan akidah dan akhlak telah menjadi topik perdebatan yang panjang. Di satu sisi, ada yang percaya bahwa hukuman dapat memberikan efek jera dan membantu membentuk perilaku yang baik. Di sisi lain, banyak yang khawatir akan dampak negatif hukuman terhadap perkembangan psikologis anak serta nilai-nilai yang ingin ditanamkan dalam pendidikan akidah dan akhlak. Mengembangkan pola pikir disiplin dan rasa tanggung jawab yang kuat selama proses pembelajaran adalah salah satu cara untuk mencapai tujuan pendidikan. Menjaga kedisiplinan dan akuntabilitas dalam pendidikan sangat penting untuk mencapai hasil yang diinginkan. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah penerapan hukuman yang dirancang untuk mendukung proses pembelajaran. Hukuman harus diberikan sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan siswa yang melanggar aturan di kelas. Memberikan hukuman, seperti pukulan atau bentuk lainnya, seharusnya menjadi strategi pencegahan yang bertujuan untuk tidak menyakiti siswa, tetapi untuk membantu mereka memahami tanggung jawab mereka sebagai peserta didik.(Rozaq and Sunantri 2022)
Kesimpulan
Nilai-nilai merupakan konsep yang beragam dan kompleks, terkait erat dengan aktivitas manusia dan dapat bervariasi dalam definisi, sifat, dan hirarki. Nilai ilahi memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan nilai-nilai lainnya, dan nilai-nilai keagamaan seperti akidah, akhlaq, dan syari’ah sangat penting dalam membentuk karakter individu. Untuk menanamkan nilai-nilai ini dalam pendidikan, berbagai strategi dapat diterapkan, termasuk keteladanan, pembiasaan, nasihat, dan hukuman.
- Keteladanan: Memberikan contoh perilaku baik agar siswa dapat meniru dan menginternalisasi nilai-nilai positif.
- Pembiasaan: Menciptakan kebiasaan baik melalui pengulangan, sehingga siswa terbiasa berpikir dan bertindak sesuai dengan ajaran Islam.
- Nasihat: Menyampaikan arahan dan bimbingan dengan bijak, sehingga siswa termotivasi untuk merenungkan dan menerapkan nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.
- Hukuman: Menerapkan sanksi dengan bijak untuk mendisiplinkan siswa, namun perlu dilakukan dengan hati-hati agar tidak berdampak negatif pada perkembangan psikologis mereka.
Dengan menerapkan strategi-strategi ini secara konsisten dan memperhatikan konteks serta kebutuhan siswa, diharapkan nilai-nilai akidah dan akhlak dapat terinternalisasi dengan baik, membentuk individu yang bertanggung jawab dan berkualitas.
Daftar Pustaka
Destu, Wiwit, Nuraini, and Topik. 2021. “Strategi Guru Akidah Akhlak Dalam Menanamkan Karakter Sopan Santun Peserta Didik Kelas V B Di Madrasah Ibtidaiyah Swasta At-Taqwa Sambas.” Jurnal Ilmiah Edukatif 7 (1): 17–24. https://doi.org/10.37567/jie.v7i1.533.
Kasim Salih Ihsan. 2003. “Said Nursi Pemikir Dan Sufi Besar Abad 20.” Jurnal Pusaka: Media Kajian Dan Pemikiran Islam, 14–32. http://ejournal.alqolam.ac.id/index.php/jurnal_pusaka/article/view/84.
Rozaq, Ashifur, and Sri Sunantri. 2022. “Strategi Guru Aqidah Akhlak Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Di Madrasah Ibtidaiyah Ma’Arif Labschool Sintang.” Adiba: Journal of Education 2 (4): 554–70.
Sholaikhah, Vivi Mar’atus, Rosichin Mansyur, Lia Nur Atiqoh, and Bela Dina. 2019. “Strategi Guru Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Religius Untuk Meningkatkan Kualitas Kepribadian Peserta Didik.” Jurnal Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah 1 (1): 113–14. http://riset.unisma.ac.id/index.php/fai/index.
Zaky, Raihan, and Hasrian Rudi Setiawan. 2023. “Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menanamkan Karakter Kepemimpinan.” Fitrah: Journal of Islamic Education 4 (2): 232–44. https://doi.org/10.53802/fitrah.v4i2.408.
0 Comments