MEMBENTUK AKHLAK TERPUJI MELALUI PENANAMAN NILAI-NILAI AKIDAH: PERAN KELUARGA DAN SEKOLAH
Syabila Pangesti
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam
Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang
Abstrak
Pendidikan karakter atau pendidikan akhlak merupakan langkah yang sangat penting dalam membentuk serta membangun jati diri pada setiap individu untuk lebih baik kedepannya. Pendidikan karakter sangat berpengaruh bagi kebangkitan dan kemajuan bangsa. Sebab, dengan terbentuknya karakter baik pada individu akan berpengaruh pada pembangunan bangsa di masa depan dan pembentukan masyarakat Indonesia yang baru. Dalam membentuk siswa yang berakhlak serta berkarakter sendiri tidaklah mudah dan tidak dengan waktu yang singkat. Hal tersebut memerlukan banyak upaya dan refleksi mendalam yang ditindak lanjuti dengan nyata sehingga pendidikan karakter tersebut berjalan dengan baik dan mendapat hasil yang maksimal. Dalam pendidikan karakter sendiri tidak hanya dilakukan dalam satu lingkungan dan harus melibatkan banyak pihak namun harus dengan beberapa lingkungan yang baik serta berkualitas sehingga siswa mampu menyerap pengaruh baik yang mana akan mempengaruhi cepat atau lambatnya siswa dalam menyerap pendidikan karakter tersebut. Lingkungan yang baik tersebut bisa berasal dari keluarga dan lingkungan sekolah. Dalam pembentukan akhlak anak, peran keluarga dan lingkungan sekolah sangat penting dan saling berkesinambungan, sebab yang satu adalah penyempurna yang lainnya. Tanggung jawab dari lingkungan keluarga dalam pendidikan akhlak anak adalah menampilkan suatu perbuatan atau tingkah laku baik yang dapat ditiru, diteladani, dan dicontoh oleh anak, serta memberikan kebiasaan-kebiasaan baik dalam hal ibadah, dan berbuat baik sesama manusia atau makhluk hidup. Lingkungan keluarga juga sebagai motivator penting dalam penanaman akhlak baik pada anak. Selain lingkungan keluarga, Lingkungan sekolah juga tak kalah besar berpengaruh pada pendidikan anak. Interaksi sosial dan lingkungan yang baik akan berpengaruh pada perilaku yang baik pada anak. Karena semakin baik lingkungan yang ada pada anak maka akan semakin baik pula kebiasaan dan akhlak yang akan tertanam dalam diri masing-masing anak dan membentuk karakter siswa yang berkualitas diperlukan pengaruh yang kuat dari lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah.
Kata Kunci: Karakter, akhlak, Keluarga, Sekolah
Pendahuluan
Pendidikan secara bahasa bisa berarti proses, perbuatan, atau cara mendidik. Sedangkan pendidikan secara istilah adalah usaha manusia untuk menyiapkan dirinya untuk suatu kehidupan yang bermakna (Ahmad Tafsir, 2013). Menurut K Hajar Dewantara pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, lebih lanjut dijelaskan pendidikan adalah menuntun segala kekuatan yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya (Tim Dosen PAI, 2016). pendidikan yaitu bimbingan yang diberikan kepada anak (Helmawati, 2014). Pendidikan adalah usaha dalam meningkatkan kualitas diri dalam segala aspek.. Pendidikan sendiri berasal dari kata didik yang berarti membentuk latihan dan memelihara diri, jadi pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan juga merupakan sebuah usaha dalam membimbing diri sendiri atau memberi bimbingan kepada seseorang agar lebih menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan mendpatkan manfaat dari bimbingan tersebut.
Akhlak sendiri merupakan tingkah laku manusia yang dilakukan dengan sengaja yang muncul dari dorongan jiwa secara spontan. Akhlak dan ilmu adalah suatu yang saling berkaitan. Keduanya adalah pendidikan dalam diri setiap individu. Akhlak juga menjadi cerminan utama dalam diri manusia yang membedakan manusia dengan hewan. Manusia akan hilang kemuliaannya jika tanpa akhlak sebab, jika akhlak adalah sebuah pembeda antara manusia dan hewan. Agama Islam juga sangat menjunjung tinggi nilai akhlak pada manusia. Akhlak juga merupakan cerminan dari umat Islam yang mempunyai dasar dan aturan yang jelas sehingga dapat dihayati, diresapi serta diamalkan Dengan sangat tingginya Agama Islam menjunjung tinggi Akhlak umatnya, kemuliaan seseorang dapat diukur dari seberapa baik akhlaknya. Maka dari itu perlu adanya penanaman akhlak yang baik sejak dini kepada anak. Acuan akhlak yang baik juga banyak tertulis baik dalam Al-Quran sebagai pedoman dan petunjuk umat manusia serta dalam Hadist Rasul dan kisah-kisah teladan para nabi atau ulama-ulama terdahulu dalam berakhlak mulia. Pada dasarnya, tujuan utama dari penerapan Akhlak mulia pada anak adalah agar mengingatkan dan selalu menerapkan bahwa setiap muslim berbudi pekerti, bertingkah laku, dan beradat istiadat yang baik sesuai dengan ajaran-ajaran Islam. Dan akhlak Islam, mendasarkan pada tujuan pencapaian kebahagiaan. Kebahagiaan yang dimaksud adalah kebahagiaan yang dapat melindungi perorangan dan melindungi umat. Itulah kebahagiaan yang sejati, bukan kebahagiaan yang sebatas angan-angan belaka (Samsul Munir Amin, 2016). Pendidikan Akhlak adalah pendidikan yang sangat penting untuk menentukan bagaimana perilaku seorang anak baik yang positif maupun negatif (Supadei, Ahmad Didiek, 2015). Pendidikan akhlak adalah suatu penanaman akhlak yang mulia, serta dasar-dasar moral, tabiat baik, yang harus dimiliki serta dijadikan kebiasaan anak sejak usia dini hingga dewasa, dan terbentuknya suatu kepribadian yang baik. Inti dari Tujuan Pendidikan akhlak adalah bagaimana penerapan pendidikan akhlak yang maksimal akan menghasilkan orang-orang yang memiliki sifat serta budi pekerti yang baik, dapat menghargai sesama dan memiliki akhlak yang mulia terhadap siapa saja dan di mana pun berada dan tidak lupa selalu menerapkan ajaran-ajaran Islam sesuai dengan tuntunan.
Ada tiga ruang Lingkup Akhlak menurut M. Quraish Shihab, yaitu Akhlak bagaimana Ruang seharusnya manusia bersikap pada Allah SWT, sesama makhluk-Nya, dan terhadap lingkungan:
- Akhlak Kepada Allah SWT
Seperti yang kita ketahui bahwa Allah adalah tuhan kita sang Khaliq dan hanya Allah lah yang patut kita sembah. Aspek dasar yang harus dipelajari serta ditanamkan kepada anak yang pertama kali adalah bagaimana anak mencintai tuhan-Nya dan mempunyai hubungan serta lepercayaan baik terhadap Allah SWT. Percaya kepada sang Pencipta adalah pondasi utama dalam membangun akhak yang baik. Dengan ketauhidan yang kuat, maka selama anak berproses akan berjalan dengan mudah karena kepercayaan terhadap tuhannya telah tertanam dan aturan-aturan agama bisa diterapkan dengan baik. Karena sejatinya akhlak dan aturan agama adalah 2 sisi yang berhubungan.
2. Akhlak Kepada Sesama Manusia
Akhlak kepada sesama merupakan prilaku baik terhadap manusia satu dengan yang lainnya, bagaimana kita selalu santun kepada sesama, memberi pertolongan, berlku lemah lembut dan menerapkan sifat terpuji lainnya kepada orang-orang dosekitar kita. Baik orang tua, tetangga, kerabat, teman maupun orang yang tidak kita kenali.
3. Akhlak Kepada Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak bernyawa (Abuddin Nata, 2009). Al-Quran telah banyak mengajarkan akhlak
Pembahasan
A. Peran Keluarga
Keluarga adalah salah satu pengaruh penting dalam pertumbuhan akhlak anak terlebih adalah orang tua. Orang tua sendiri mempunyai kewajiban terhadap pemahaman dan pembentukan dasar-dasar pendidikan agama serta ajaran-ajaran Islam sejak masa pertumbuhannya. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran surat At-tahrim ayat 6, bahwa Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk menjaga diri dan keluarganya dari api neraka[1]. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa orang tua mempunyai tanggung jawab terhadap pendidikan anak serta memberikan bekal yang baik kepada anak agar tumbuh dengan pemahaman agama dan berakhlak mulia.
Pada saat ini, banyak orang tua yang sibuk bekerja dan tidak mempunyai banyak waktu untuk anak yang mana pada akhirnya pendidikan anak diserahkan kepada pembantu. Hal ini sangat disayangkan karena akan berdampak ketidakmaksimalnnya proses belajar anak serta berdampak akan banyak munculnya permasalahan pada perkembangan mental yang tidak diketahui oleh orang tuanya seperti menangis sangat masuk sekolah, mogok sekolah, pertemanan anak yang tidak baik atau bertengkar dan mengalami keresahan saat mulai masuk sekolah. Jika hal tersebut terjadi maka penanaman akhlak atau karakter pada anak akan terganggu karena sejatinya orang tua adalah motivasi utama bagi anak. Dorongan orang tua mempunyai dampak yang sangat baik bagi anak. Dengan begitu anak cenderung merasa lebih dihargai dan didengarkan. Stimulus baik yang orang tua berikan akan memberikan proses pendidikan yang baik pula. Perlu diketahui, orang tua harus sama-sama seimbang dalam memberikan pendidikan akhlak kepada anak. Tidak hanya peran ibu, ayah pun berperan penting dalam proses tersebut. Sejak lahir ibu sangat berperan dalam keluarga, anak cenderung mengikuti ibunnya dan setelah anak tumbuh dan berkembang maka akan semakin mengetahui pula perangai ayahnya maka pengalaman anak akan semakin bertambah. Oleh karena itu jika ada ketidakseimbangan dalam perhatian atau dukungan terhadap anak maka mental anak juga akan terganggu dan bisa menyalahkan salah satu dari orang tua anak tersebut.
Diriwayatkan oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib (RA), seorang sahabat utama Rasulullah Muhammad (SAW) menganjurkan: Ajaklah anak pada usia sejak lahir sampai tujuh tahun usia bermain, ajarkan anak peraturan atau adab ketika mereka berusia tujuh sampai empat belas tahun, pada usia empat belas sampai dua puluh satu tahun jadikanlah anak sebagai mitra orang tuannya.
Peran orang tua dalam mewujudkan karakter atau dalam menerapkan pendidikan akhlak, antara lain:
- Kedua orang tua harus menyayangi dan mencintai anaknya
- Kedua orang tua harus menciptakan dan menjaga ketenangan anak
- Saling menghormati antara kedua orang tua dan anak-anak
- Adannya kepercayaan orang tua terhadap anak, begitu pula sebaliknya
- Mengadakan kumpul kecil antara orang tua dan anak
Selanjutnya, orang tua harus banyak mengenalkan anak tentang keyakinan terhadap Allah SWT, aturan-aturan agama, hukum fikih, akhlak, serta kehidupan manusia. Yang terpenting adalah orang tua adalah satu-satunya teladan utama bagi anak. Karena dengan tidak langsung anak akan terpengaruh oleh semua hal yang dilakukan oleh orang tuannya.
B. Peran Sekolah
Pengaruh lingkungan sekolah juga sangat besar dalam membentuk pola pikir dan karakter anak. Pembentukan karakter pada anak di lingkungan sekolah adalah bukan suatu hal yang mudah. Namum dibutuhkan beberapa pihak yang seperti guru, hal ini pekerja di sekolah, ataupun sesama murid. Dalam hal ini guru menjadi pendukung utama karena dalam segala aspek di sekolah menjadi aturan guru. Namum sangat perlu digaris bawahi bahwa hal ini tidak akan terwujud tanpa usaha yang dilakukan secara baik dan tentunya konsisten.
Ada beberapa contoh-contoh perilaku yang dapat diterapkan guna memaksimalkan pendidikan akhlak atau karakter, antara lain:
- Memberikan contoh dan membudayakan sapa dan senyum antar sesama warga sekolah
- Mengucapkan salam sambil salaman dan cium tangan guru ketika tiba di sekolah
- Menyapa teman, satpam dan siapa pun warga sekolah
- Menerapkan anak untuk menyapa tamu yang datang ke sekolah
- Membiasakan siswa untuk berbicara yang baik dan sopan
- Mendidik siswa agar duduk di kelas dengan sopan
- Pihak sekolah menyediakan tempat duduk dan mendidik siswa untuk tidak makan dengan berdiri.
- Membimbing dan membiasakan siswa untuk salat duha dan salat dzuhur berjamaah di sekolah[2]
Pada hakikatnya, sekolah bukan hanya tempat transfer pengetahuan namun sekolah juga sarana penting dalam pembentukan karakter serta pendidikan akhlak bagi anak. Karena di sekolah banyak dilatih dan dibiasakan banyak hal-hal positif dan beberapa hal negatif jika tidak disaring dengan benar, baik beberapa anak didik yang mencontoh perilaku tidak baik guru atau perilaku buruk teman sebayanya dal lain sebagainya.
Kesimpulan
Dalam Pembentukan akhlak pada anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Ada 2 Faktor penting dalam pembentukan karakter tersebut. Faktor pertama adalah berasal dari lingkungan keluarga. Sebab, dari keluarga atau orang tua tersebut sering kali menampilkan sesuatu yang dapat ditiru baik perilaku baik maupun perilaku buruk yang akan berdampak besar dan sangat berpengaruh bagi anak. Perlu dipahami bahwa pendidikan adalah tanggung jawab semua keluarga dan merupakan motivator penting bagi anak. Tak hanya itu, faktor Lingkungan juga berpengaruh besar dalam pembentukan karakter anak dan pada saat ini, setengah hari anak adalah belajar di sekolah dengan kebiasaan yang ada di sekolah. Oleh karena itu kebiasaan yang diterapkan harus baik dan berpengaruh baik positif bagi pembentukan akhlak anak.
Daftar Pustaka
Azra, Azyumardi, 2003 (cetakan 2, 2006), Paradigma Baru Pendidikan Nasional: Rekonstruksi dan Demokratisasi. Jakarta: Penerbit Kompas.
Arifin, F. A. R., & Tjahjono, A. B. (2021). Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Akhlak Anak Di Keluarga. Prosiding Konstelasi Ilmiah Mahasiswa Unissula (KIMU) Klaster Humanoira.
ARIFIN, Fitri Amalia Rizki; TJAHJONO, Ali Bowo. Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Akhlak Anak Di Keluarga. Prosiding Konstelasi Ilmiah Mahasiswa Unissula (KIMU) Klaster Humanoira, 2021.
Arsyad, S.A. 2010. Character Education, Disajikan Pada Sarsehan Nasional Pendidikan Karakter. Dikti Kementerian Pendidikan Nasional di Hotel Murcure Pontianak, Tanggal 17 April 2010.
Subianto, J. (2013). Peran keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam pembentukan karakter berkualitas. Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 8(2).
Makhmudah, S. (2018). Penguatan Peran Keluarga dalam Pendidikan Anak. Martabat, 2(2), 269-286.
Mahmud Junus, Terjemah Al-Qur’an Al-Karim (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 2012), 506.
Soebahar Abd Halim. 2002. Wawasan Baru Pendidikan Islam.Kalam Mulia. Jakarta
[1] Mahmud Junus, Terjemah Al-Qur’an Al-Karim (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 2012), 506.
[2] Soebahar Abd Halim. 2002. Wawasan Baru Pendidikan Islam.Kalam Mulia. Jakarta
0 Comments