PENANAMAN NILAI AKIDAH : FONDASI PENDIDIKAN AKHLAK YANG TANGGUH DI SEKOLAH

Published by Buletin Al Anwar on

Neyla Sabrina

Email: [email protected]

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Program Study Pendidikan Agama Islam

Abstract

Faith-based values serve as a robust foundation for solid moral education. This article explores the vital role of instilling faith-based values in shaping individual character and societal morality. We examine how these values impact spiritual awareness, social ethics, and an individual’s contribution to nurturing future generations rooted in the values of goodness. With this understanding, we can strengthen moral education and build a more moral, just, and tolerant society.

Keywords : values, education, akidah, moral, tolerance

Abstrak

 Nilai-nilai akidah adalah fondasi kuat bagi pendidikan akhlak yang kokoh. Artikel ini mengeksplorasi peran penting penanaman nilai akidah dalam membentuk karakter individu dan moral masyarakat. Kami mengulas bagaimana nilai-nilai akidah memengaruhi kesadaran spiritual, etika sosial, dan kontribusi individu dalam membentuk generasi penerus yang berlandaskan nilai-nilai kebaikan. Dengan pemahaman ini, kita dapat memperkuat pendidikan moral dan membangun masyarakat yang lebih bermoral, adil, dan toleran.

Kata Kunci : nilai, pendidikan, akidah, moral, toleran

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah salah satu pilar utama dalam pembangunan masyarakat dan peradaban[1]. Namun, pendidikan sejati tidak hanya mencakup pengetahuan intelektual semata, tetapi juga pendidikan moral dan karakter. Di tengah perubahan yang cepat dan pergeseran nilai-nilai dalam masyarakat, penting bagi kita untuk mempertimbangkan peran nilai akidah dalam membentuk dasar pendidikan akhlak yang kokoh. Penanaman nilai akidah bukan hanya relevan dalam konteks agama, tetapi juga sebagai bagian penting dari pendidikan moral yang bisa bermanfaat bagi masyarakat yang majemuk.

Nilai akidah, yang mendasari keyakinan kita kepada Tuhan dan prinsip-prinsip agama, adalah inti ajaran moral yang membentuk pandangan kita tentang yang baik dan yang buruk, serta bagaimana kita berinteraksi dengan sesama manusia dan alam semesta. Nilai-nilai ini menjadi dasar bagi pembentukan karakter dan perilaku etis dalam kehidupan sehari-hari. Mereka mencerminkan bagaimana kita memahami tujuan hidup dan bagaimana kita harus berperilaku dalam mencapai tujuan tersebut. Dengan pemahaman yang mendalam tentang hubungan antara nilai akidah dan pendidikan akhlak, kita dapat lebih baik mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan moral dalam dunia yang terus berubah ini dan membantu membangun masyarakat yang lebih bermoral, adil, dan toleran.

Maka dari itu, artikel ini membahas tentang peran penting penanaman nilai akidah dalam pendidikan akhlak. Kami akan menguraikan bagaimana nilai-nilai akidah, yang berakar dalam keyakinan agama, menjadi fondasi utama dalam membentuk karakter individu dan perilaku moral. Artikel ini juga membahas bagaimana penanaman nilai akidah memengaruhi kesadaran spiritual individu, etika sosial, dan kemampuan untuk menghargai perbedaan dalam masyarakat. Selain itu, kami akan menjelaskan bagaimana nilai akidah membantu individu dalam mengemban tanggung jawab pribadi dan berkontribusi dalam membentuk generasi penerus yang berkomitmen pada nilai-nilai kebaikan.

Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana nilai akidah dan pendidikan akhlak saling terkait, kita dapat memahami pentingnya moral dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana nilai-nilai agama dapat menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan dengan integritas dan etika yang baik. Artikel ini akan menggali aspek-aspek tersebut lebih dalam untuk memberikan wawasan yang lebih baik tentang peran nilai akidah dalam pendidikan akhlak yang kokoh.

METODE

Penulis menyebutkan bahwa artikel ini menggunakan metode kualitatif. Sehingga dalam proses penelitian ini mengambil banyak dari beberapa referensi dan banyak menggali data melalui studi kepustakaan, yakni mengambil dari beberapa buku, literatur,  dan jurnal ilmiah yang relevan dengan topik yang sesuai judul.

Bogdan dan Taylor sebagaimana di kutip dari Lexy J.Moleong berpendapat bahwa penelitian kualitatif bermakna suatu prosedur yang banyak mendeskripsikan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati dan diarahkan pada suatu latar dan individu tersebut secara holistik (utuh).[2]

PEMBAHASAN

Pengertian Nilai Akidah

  1. Pengertian Nilai

Ditinjau dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, nilai memiliki arti penilaian, suatu sifat penting yang di anggap berguna bagi kemanusiaan dan dapat mendorong manusia mencapai mereka.[3]

Ditinjau dari bahasa Arab istilah nilai sering disebut dengan al-Qimah atau al-Taqdir. Dengan demikian, pengertian nilai adalah sesuatu yang kompleks dan bergantung pada konteks, dan istilah yang digunakan dapat berbeda-beda dalam bahasa dan budaya yang berbeda. Nilai dapat berkaitan dengan penilaian, kegunaan, harga, atau prinsip-prinsip moral, tergantung pada konteksnya.

 

  1. Pengertian Nilai Akidah

Dari sisi etimologi, pengertian akidah adalah dari bentuk masdar yakni dari kata “aqoda-ya’qidu-aqidan-aqidatan yang bermakna simpulan, perjanjian, dan kokoh.[4] Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy mengatakan akidah, adalah: “sejumlah kebenaran itu dapat diterima secara umum oleh manusia yang berdasarkan akal, wahyu, dan fitrah”. [5]

Berbeda dengan lainnya, Ulama Fiqh mengartikan akidah sebagai; sesuatu yang telah diyakini dan dipegang teguh (sukar untuk diubah). Hal ini berdasarkan dalil-dalil yang sesuai dengan keyakinan; yakni seperti beriman kepada Allah SWT, kepada para malaikat, kepada kitab-kitab Allah, kepada Rasul – Rasul Allah, qadha-qadhar, dan yang terakhir kepada hari akhir.[6]

Sedangkan menurut penulis Aqidah ialah bermakna suatu perkara yang dapat dibenarkan oleh hati yang terpatri kuat ke dalam lubuk jiwa yang dalam, yang tumbuh dari suatu sumber yang tidak bisa dirasakan.

Kamrani Buseri mengarakan bahwa nilai Akidah adalah wujud tauhid, adapun tauhid yang di maksud adalah mengimani dan meyakini keberadaan Allah, nilai ini meliputi: Nilai ilahiah-imaniyah, Nilai ilahiah-ubudiah dan Nilai ilahiah-muamalah.[7]

Nilai Akidah adalah Iman ataupun suatu keyakinan. Akidah dalam Islam tercermin dalam Rukun Iman. Kita tahu bahwa Rukun Iman ada 6 yaitu, Iman Kepada Allah, Iman Kepada Malaikat, Iman Kepada Kitab, Iman Kepada Rasul, Iman Kepada Hari Akhir, dan Iman Kepada Qada dan Qadar.[8]

Pendidikan Akhlak : Konsep dan Kepentingan

Pendidikan akhlak, juga dikenal sebagai pendidikan karakter atau moral, adalah bagian penting dari pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan dan membentuk nilai-nilai, etika, dan perilaku yang baik pada individu. Berikut adalah konsep dan kepentingan dari pendidikan akhlak:

Konsep Pendidikan Akhlak:

  1. Pengembangan Nilai-nilai Positif: Pendidikan akhlak berfokus pada pengembangan nilai-nilai positif seperti kejujuran, kebaikan, keadilan, dan empati. Ini membantu individu memahami perbedaan antara tindakan yang baik dan buruk.
  2. Pengembangan Kualitas Moral: Pendidikan akhlak membantu individu mengembangkan kualitas moral seperti integritas, tanggung jawab, dan kerendahan hati.
  3. Pemahaman Etika: Ini membantu individu memahami prinsip-prinsip etika yang mendasari tindakan dan keputusan mereka dalam kehidupan sehari-hari.
  4. Pengembangan Kesadaran Diri: Pendidikan akhlak juga melibatkan pengembangan kesadaran diri, di mana individu memahami nilai-nilai, keyakinan, dan prinsip-prinsip mereka sendiri.
  5. Menghormati Hak dan Nilai Orang Lain: Pendidikan akhlak mengajarkan individu untuk menghormati hak, keyakinan, dan nilai orang lain, yang merupakan dasar dari masyarakat yang harmonis.

Pendidikan akhlak memiliki berbagai kepentingan dan manfaat yang sangat penting, baik bagi individu maupun masyarakat secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa kepentingan dari pendidikan akhlak:

  1. Membentuk Karakter: Pendidikan akhlak membantu dalam pembentukan karakter yang kuat dan positif pada individu. Ini membantu mereka menjadi individu yang lebih baik dan bermanfaat dalam masyarakat.
  2. Mencegah Perilaku Negatif: Pendidikan akhlak membantu mencegah perilaku negatif seperti kejahatan, kebohongan, korupsi, dan penyalahgunaan narkoba dengan mengajarkan nilai-nilai yang positif.
  3. Membangun Hubungan Sosial yang Sehat: Dengan memahami nilai-nilai etika dan moral, individu dapat membangun hubungan sosial yang sehat dan harmonis dengan orang lain.
  4. Peningkatan Kualitas Hidup: Individu yang memiliki nilai-nilai moral yang baik cenderung memiliki kualitas hidup yang lebih baik, merasa puas, dan mampu mengatasi berbagai tantangan kehidupan.
  5. Menghasilkan Warga Negara yang Bertanggung Jawab: Pendidikan akhlak membantu dalam menciptakan warga negara yang bertanggung jawab dan peduli terhadap masyarakatnya, yang berkontribusi pada kemajuan negara.
  6. Menyelaraskan Pendidikan dengan Nilai – Nilai Budaya: Pendidikan akhlak dapat membantu dalam menyelaraskan sistem pendidikan dengan nilai-nilai budaya dan agama yang ada di suatu masyarakat.
  7. Menghadapi Tantangan Global: Dalam dunia yang semakin terglobalisasi, pendidikan akhlak dapat membantu individu menghadapi tantangan global dengan nilai-nilai yang positif dan etika yang kuat.

Pendidikan akhlak sangat penting dalam membentuk individu yang baik, berperilaku baik, dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat. Ini membantu menciptakan masyarakat yang lebih etis dan beradab.

Nilai Akidah sebagai Fondasi Pendidikan Akhlak

Nilai akidah atau keyakinan agama sering kali dianggap sebagai fondasi utama dalam pendidikan akhlak. Ini berlaku terutama dalam konteks masyarakat dan individu yang memiliki agama tertentu. Berikut adalah beberapa alasan mengapa nilai akidah dianggap sebagai fondasi penting dalam pendidikan akhlak:

  1. Pemahaman tentang Tujuan Hidup: Nilai akidah membantu individu memahami tujuan hidup mereka sesuai dengan ajaran agama mereka. Agama sering kali memberikan pandangan yang jelas tentang tujuan hidup, moralitas, dan tindakan yang diterima atau ditolak.
  2. Pengaruh dalam Pengambilan Keputusan: Nilai-nilai akidah memengaruhi proses pengambilan keputusan. Individu yang memiliki keyakinan agama yang kuat sering kali akan merujuk pada prinsip-prinsip agama mereka saat menghadapi situasi yang memerlukan pertimbangan moral.
  3. Etika dan Moral Agama: Agama sering kali memiliki pedoman etika dan moral yang jelas. Nilai-nilai agama tersebut memandu perilaku individu dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, seperti hubungan sosial, etika bisnis, dan tindakan keseharian.
  4. Motivasi untuk Berbuat Baik: Keyakinan agama dapat menjadi motivasi yang kuat untuk berperilaku baik. Seseorang yang mempraktikkan agamanya secara sungguh-sungguh akan merasa dorongan untuk melakukan perbuatan baik dan menghindari perbuatan buruk sesuai dengan ajaran agamanya.
  5. Rasa Pertanggungjawaban kepada Tuhan: Keyakinan agama sering kali menciptakan rasa pertanggungjawaban kepada Tuhan atau kekuatan ilahi. Ini dapat memotivasi individu untuk bertindak dengan integritas dan jujur, karena mereka percaya bahwa mereka akan dimintai pertanggungjawaban atas tindakan mereka di akhirat.
  6. Membangun Solidaritas dan Kebersamaan: Nilai-nilai agama sering kali mendorong individu untuk membantu sesama dan masyarakat. Ini dapat menghasilkan rasa solidaritas dan kebersamaan dalam masyarakat.

Meskipun nilai akidah adalah fondasi penting dalam pendidikan akhlak, perlu diingat bahwa dalam masyarakat yang Multi-kultural dan Multi-agama, nilai-nilai etika universal juga dapat menjadi panduan yang baik untuk individu dari latar belakang agama yang berbeda. Selain itu, beberapa individu mungkin tidak memiliki keyakinan agama tertentu, dan mereka juga dapat mengembangkan nilai-nilai moral yang kuat berdasarkan prinsip-prinsip sekuler atau humanis. Oleh karena itu, pendidikan akhlak harus mencoba memahami dan menghormati keragaman nilai-nilai etika dan moral dalam masyarakat.

Pendekatan Penanaman Nilai Akidah dalam Pendidikan Akhlak

Nilai akidah atau keyakinan agama sering  kali dianggap sebagai fondasi utama dalam pendidikan akhlak. Ini berlaku terutama dalam konteks masyarakat dan individu yang memiliki agama tertentu. Berikut adalah beberapa alasan mengapa nilai akidah dianggap sebagai fondasi penting dalam pendidikan akhlak:

  1. Pemahaman tentang Tujuan Hidup: Nilai akidah membantu individu memahami tujuan hidup mereka sesuai dengan ajaran agama mereka. Agama sering kali memberikan pandangan yang jelas tentang tujuan hidup, moralitas, dan tindakan yang diterima atau ditolak.
  2. Pengaruh dalam Pengambilan Keputusan: Nilai-nilai akidah memengaruhi proses pengambilan keputusan. Individu yang memiliki keyakinan agama yang kuat sering kali akan merujuk pada prinsip-prinsip agama mereka saat menghadapi situasi yang memerlukan pertimbangan moral.
  3. Etika dan Moral Agama: Agama sering kali memiliki pedoman etika dan moral yang jelas. Nilai-nilai agama tersebut memandu perilaku individu dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, seperti hubungan sosial, etika bisnis, dan tindakan keseharian.
  4. Motivasi untuk Berbuat Baik: Keyakinan agama dapat menjadi motivasi yang kuat untuk berperilaku baik. Seseorang yang mempraktikkan agamanya secara sungguh-sungguh akan merasa dorongan untuk melakukan perbuatan baik dan menghindari perbuatan buruk sesuai dengan ajaran agamanya.
  5. Rasa Pertanggungjawaban kepada Tuhan: Keyakinan agama sering kali menciptakan rasa pertanggungjawaban kepada Tuhan atau kekuatan ilahi. Ini dapat memotivasi individu untuk bertindak dengan integritas dan jujur, karena mereka percaya bahwa mereka akan dimintai pertanggungjawaban atas tindakan mereka di akhirat.
  6. Membangun Solidaritas dan Kebersamaan: Nilai-nilai agama sering kali mendorong individu untuk membantu sesama dan masyarakat. Ini dapat menghasilkan rasa solidaritas dan kebersamaan dalam masyarakat.

Meskipun nilai akidah adalah fondasi penting dalam pendidikan akhlak, perlu diingat bahwa dalam masyarakat yang Multi-kultural dan Multi-agama, nilai-nilai etika universal juga dapat menjadi panduan yang baik untuk individu dari latar belakang agama yang berbeda. Selain itu, beberapa individu mungkin tidak memiliki keyakinan agama tertentu, dan mereka juga dapat mengembangkan nilai-nilai moral yang kuat berdasarkan prinsip-prinsip sekuler atau humanis. Oleh karena itu, pendidikan akhlak harus mencoba memahami dan menghormati keragaman nilai-nilai etika dan moral dalam masyarakat.

Pengaruh Penanaman Nilai Akidah dalam Kesadaran Spiritual

Penanaman nilai akidah dalam pendidikan akhlak dapat memiliki dampak positif pada kesadaran spiritual individu. Kesadaran spiritual adalah pemahaman dan kesadaran individu tentang dimensi spiritual dalam kehidupan mereka. Berikut adalah beberapa pengaruh penanaman nilai akidah dalam kesadaran spiritual:

  1. Pengembangan Kesadaran tentang Kehidupan Spiritual: Penanaman nilai akidah membantu individu untuk lebih sadar tentang dimensi spiritual dalam kehidupan mereka. Mereka belajar untuk merenungkan nilai-nilai agama mereka, menjalani praktik ibadah, dan mencari makna dalam hidup mereka.
  2. Penguatan Iman dan Koneksi dengan Tuhan: Dengan memahami dan menginternalisasi nilai-nilai agama, individu dapat memperkuat iman mereka dan merasa lebih dekat dengan Tuhan. Ini menciptakan rasa koneksi yang dalam dengan kekuatan spiritual yang lebih besar.
  3. Pertumbuhan Kehidupan Rohani: Penanaman nilai akidah membantu individu untuk berkembang dalam kehidupan rohani mereka. Mereka belajar untuk merenungkan makna eksistensi, memahami tujuan hidup, dan mencapai kedamaian dalam hati dan jiwa mereka.
  4. Pertimbangan Moral dalam Tindakan: Kesadaran spiritual dapat memengaruhi tindakan individu. Dengan memiliki nilai-nilai akidah sebagai landasan, individu sering kali cenderung mempertimbangkan aspek moral dalam setiap tindakan mereka dan mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip agama mereka.
  5. Ketahanan Emosional: Kesadaran spiritual dapat membantu individu mengatasi stres, kecemasan, dan ketidakpastian dalam hidup. Mereka merasa bahwa mereka memiliki dukungan spiritual yang kuat, yang memberikan ketenangan dan ketabahan emosional.
  6. Pemberian Makna pada Penderitaan dan Tantangan: Kesadaran spiritual dapat membantu individu dalam memberikan makna pada penderitaan dan tantangan dalam hidup. Mereka mungkin melihatnya sebagai ujian atau peluang untuk pertumbuhan spiritual.
  7. Kepedulian pada Sesama dan Lingkungan: Kesadaran spiritual yang dalam sering kali berkaitan dengan empati dan kepedulian terhadap sesama dan lingkungan. Individu yang memiliki kesadaran spiritual yang kuat sering kali lebih peduli terhadap kesejahteraan orang lain dan alam.
  8. Pengembangan Kesadaran Diri: Kesadaran spiritual juga melibatkan pemahaman diri. Individu dapat lebih memahami siapa mereka, apa nilai-nilai yang mereka pegang, dan bagaimana mereka ingin menjalani kehidupan mereka.

Penanaman nilai akidah dalam pendidikan akhlak sering kali menciptakan dasar kuat untuk pengembangan kesadaran spiritual. Ini membantu individu menghadapi kehidupan dengan rasa tujuan, makna, dan kedalaman yang lebih besar, serta memberikan kerangka moral untuk tindakan mereka.

Pendidikan Akhlak dan Pembentukan Generasi Penerus yang Baik di Sekolah

Pendidikan akhlak di sekolah memiliki peran kunci dalam membentuk generasi penerus yang baik. Sekolah bukan hanya tempat untuk memberikan pengetahuan akademis, tetapi juga harus menjadi lingkungan yang mempromosikan perkembangan karakter dan moral siswa. Berikut adalah beberapa cara di mana pendidikan akhlak di sekolah dapat berperan dalam membentuk generasi penerus yang baik:

  1. Pengajaran Nilai-nilai Positif: Pendidikan akhlak memberikan kerangka kerja yang kuat bagi pengajaran nilai-nilai positif. Misalnya, siswa diajarkan pentingnya kejujuran dan bagaimana menghindari tindakan seperti menipu, curang, atau merampok. Ini membantu siswa memahami mengapa perilaku tersebut tidak baik dan merugikan diri mereka dan orang lain.
  2. Menghindari Perilaku Negatif: Pendidikan akhlak juga memiliki peran dalam mencegah perilaku negatif seperti kekerasan, perundungan dan penyalahgunaan narkoba. Siswa diberikan pemahaman tentang bahaya perilaku tersebut dan konsekuensinya.
  3. Pengembangan Etika dan Tanggung Jawab: Etika adalah aspek penting dalam pendidikan akhlak. Siswa diajarkan bagaimana membuat keputusan yang tepat dan bertanggung jawab berdasarkan prinsip-prinsip moral. Mereka belajar untuk mempertimbangkan bagaimana tindakan mereka memengaruhi orang lain dan masyarakat.
  4. Pertumbuhan Karakter: Pendidikan akhlak mengembangkan karakter siswa dengan mengajarkan sifat-sifat seperti integritas, keberanian, kesabaran, dan disiplin. Karakter yang kuat membantu siswa menghadapi tantangan kehidupan dengan sikap yang positif.
  5. Pengembangan Empati dan Kepedulian: Siswa diajarkan untuk memahami perspektif orang lain dan merasakan empati terhadap perasaan dan pengalaman mereka. Ini membantu dalam mengembangkan kepemimpinan yang peduli terhadap kebutuhan orang lain dan berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat.
  6. Pendidikan Moral Universal: Meskipun pendidikan akhlak sering kali terkait dengan nilai-nilai agama, pendidikan moral universal juga menjadi fokus. Ini berarti siswa belajar nilai-nilai yang berlaku universal, seperti keadilan, toleransi, dan kasih sayang, yang dapat menjadi dasar bagi harmoni sosial di dunia yang semakin beragam.
  7. Penanaman Kesadaran Lingkungan: Kesadaran terhadap isu-isu lingkungan penting dalam pendidikan akhlak. Siswa belajar tentang pentingnya menjaga alam dan bumi sebagai tanggung jawab moral.
  8. Pengembangan Kemampuan Pemecahan Masalah: Pendidikan akhlak membantu siswa mengembangkan kemampuan pemecahan masalah yang etis. Mereka diajarkan untuk mempertimbangkan implikasi moral dari tindakan mereka, yang merupakan keterampilan berharga dalam mengatasi konflik dan dilema etis.
  9. Pemberdayaan untuk Menjadi Pemimpin: Dengan karakter dan moral yang kuat, siswa dilengkapi untuk menjadi pemimpin yang baik di berbagai aspek kehidupan. Mereka memiliki kemampuan untuk memimpin dengan integritas dan memberikan contoh yang positif bagi orang lain.

Dalam rangka membentuk generasi penerus yang baik, pendidikan akhlak di sekolah tidak hanya berfokus pada mengajar siswa apa yang benar dan salah, tetapi juga membantu mereka memahami mengapa nilai-nilai dan etika ini penting dalam kehidupan mereka. Hal ini menciptakan lingkungan di mana siswa tumbuh sebagai individu yang bertanggung jawab, peduli, dan bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan.

KESIMPULAN

Peran penting penanaman nilai akidah dalam pendidikan akhlak sebagai fondasi yang kokoh untuk membentuk karakter individu dan perilaku etis. Pendidikan sejati tidak hanya mencakup pengetahuan intelektual, tetapi juga nilai-nilai moral dan karakter yang kuat. Penanaman nilai akidah, yang berakar dalam keyakinan agama, membantu membentuk dasar moral yang kuat bagi individu, dan berperan penting dalam membentuk karakter individu, perilaku, serta cara berinteraksi dengan sesama manusia dan alam semesta.

Selain itu, artikel ini menyoroti bagaimana penanaman nilai akidah juga memengaruhi kesadaran spiritual individu, etika sosial, dan kemampuan untuk menghargai perbedaan dalam masyarakat. Ini membantu individu dalam mengemban tanggung jawab pribadi dan berkontribusi pada pembentukan generasi penerus yang berkomitmen pada nilai-nilai kebaikan.

Dengan demikian, pemahaman yang lebih dalam tentang hubungan antara nilai akidah dan pendidikan akhlak menjadi kunci untuk membentuk karakter individu dan masyarakat yang baik dan beretika. Penanaman nilai-nilai agama menjadi fondasi yang kokoh dalam menghadapi perubahan sosial dan tantangan moral di dunia yang terus berubah ini. Maka dari itu kita harus membangun setiap anak didik, masyarakat menjunjung moral, adil, dan toleran melalui pendidikan akhlak yang didasarkan pada nilai akidah.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Muhammad Abdul Qadir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, ed. by H.A.Mustofa (Jakarta: Rineka Cipta, 2008)

Ali, Muhammad, ‘Kamus Bahasa Indonesia’, Kamus Bahasa Indonesia, 2006, 269

Ali, Muhammad Daud, Pendidikan, Pendidikan Agama Islam, Cet.XI (jakarta: Rajawali Pers, 2011)

Anjani, Prayashi, ‘Nilai-Nilai Akidah Dalam Film Munafik 2 Karya Syamsul Yusof Skripsi’, Nilai-Nilai Akidah Dalam Manuskrip Kitab Asmarakandi, 2020, 1–129

Aqidah, Nilai, Syariah D A N Al-dharuriyat, and Andi Muhammad Asbar, ‘AL-SITTAH SEBAGAI DASAR NORMATIF PENDIDIKAN ISLAM’, 1.1 (2022)

Fiqardina, Anitsah, ‘Pascasarjana Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar 2016’, 2016, 138

Mathematics, Applied, ‘Ibid, h.2’, 2016, 1–23

Normina, Normina, ‘Pendidikan Dalam Kebudayaan’, Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan, 15.28 (2017), 17–28

 

[1] Normina Normina, ‘Pendidikan Dalam Kebudayaan’, Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan, 15.28 (2017), 17–28.

[2] Anitsah Fiqardina, ‘Pascasarjana Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar 2016’, 2016, 138.

[3] Muhammad Ali, ‘Kamus Bahasa Indonesia’, Kamus Bahasa Indonesia, 2006, 269.

[4] Muhammad Daud Ali,  Pendidikan Agama Islam, Cet.XI (jakarta: Rajawali Pers, 2011).

[5] Applied Mathematics, ‘Ibid, h.2’, 2016, 1–23.

[6] Muhammad Abdul Qadir Ahmad, Metodologi Pnegajaran Agama Islam, ed. by H.A.Mustofa (Jakarta: Rineka Cipta, 2008).

[7] Nilai Aqidah, Syariah D A N Al-dharuriyat, and Andi Muhammad Asbar, ‘AL-SITTAH SEBAGAI DASAR NORMATIF PENDIDIKAN ISLAM’, 1.1 (2022).

[8] Prayashi Anjani, ‘Nilai-Nilai Akidah Dalam Film Munafik 2 Karya Syamsul Yusof Skripsi’, Nilai-Nilai Akidah Dalam Manuskrip Kitab Asmarakandi, 2020, 1–129.


0 Comments

Leave a Reply