PENDIDIKAN KESEHATAN PERSPEKTIF ISLAM
Oleh : Wardatul Khasanah
Mahasiswi PAI UIN Malang Tahun 2022
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang kami
berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.”(QS. Al-Baqarah : 172).
Islam mengajarkan kita berbagai hal bukan hanya tentang beribadah. Islam melalui Al-Quran, hadis dan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT, telah mengajarkan banyak hal dalam kehidupan. Salah satunya adalah Pendidikan Kesehatan. Pendidikan itu sendiri pada dasarnya adalah aktivitas sadar yang berupa bimbingan untuk mengembangkan potensi Ilahiah, agar manusia dapat memerankan dirinya selaku hamba Allah secara tepat dalam kadar yang optimal. Salah satu tujuan pendidikan adalah untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang sehat.
Selanjutnya, dalam UU No. 36 tahun 2009 Bab 1 Pasal 1, dinyatakan bahwa “Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan Ekonomi”. Jadi kesehatan merupakan hal terpenting dalam kehidupan seseorang yang tak ternilai harganya, semua itu merupakan nikmat Allah yang sering kita rasakan dan lupakan, sehingga ketika sakit menimpa banyak dari mereka yang rela kehilangan hartanya, tenaga, dan waktu untuk kembali pulih dan melanjutkan segala aktivitasnya. Tetapi kebanyakan mereka memahami sehat dari sisi jasmani saja. Untuk memahami kesehatan secara mendalam, tentunya harus kita kembalikan pada Al-Quran. Karena nilai-nilai pendidikan kesehatan yang ada dalam Al-Quran merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan antara jasmaniah (fisik), ruhaniah (spiritual), dan akal.
Pembahasan
Di zaman ini sudah banyak kasus gangguan kesehatan jiwa mental dan fisik manusia, jenis dan bentuknya pun bermacam-macam. Kebanyakan manusia cenderung menganggap bahwa cobaan atau ujian hidup terbatas pada hal-hal yang tidak menyenangkan, seperti bencana alam, kesedihan, sakit, kecelakaan, atau hal-hal yang lazim disebut musibah. Terkadang tidak terlintas dalam benak kita bahwa nikmat berupa kesehatan, kekayaan, kesenangan, jabatan dan kemewahan merupakan ujian serta cobaan. Hal ini ini terjadi karena manusia tidak memahami kenikmatan dan kesenangan itu sebagai cobaan. Akibatnya, pada saat manusia dalam keadaan sehat, kaya, dan berkuasa ia lupa daratan, bahkan lupa pada Tuhan-Nya. Oleh karena itu Al-Quran meminta manusia agar memperhatikan keadaan dirinya dengan cermat, dan mendorongnya mempelajari keadaan tubuh, jiwa, dan hubungan di antara keduanya. Karena memelihara kesehatan jasmani amat penting agar ruh dan jiwa juga sehat, maka pengaturan pola makanan juga harus diperhatikan.
Konsep pendidikan kesehatan dalam Al-Quran sangat memperhatikan masalah makanan (nutrition). Ada jenis makanan yang diharamkan oleh Islam karena mempunyai dampak yang buruk bagi kesehatan dan akhlak manusia, dan ada pula jenis makanan yang bermanfaat bagi kesehatan dan dianjurkan untuk mengonsumsinya. Allah berfirman sebagai berikut:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُلُوا۟ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقْنَٰكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِلَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.”(QS. Al-Baqarah [2]: 172).
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُوا۟ مِمَّا فِى ٱلْأَرْضِ حَلَٰلًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu”. (QS. Al-Baqarah [2]: 168).
Dengan demikian, setiap orang dianjurkan memakan makanan yang bersih dan suci (halal), serta tidak tergiur kepada barang yang kotor, buruk, dan berbahaya. Kriteria untuk menentukan apakah sesuatu makanan itu suci atau tidak adalah dengan memerhatikan apakah ia dipandang suci-bersih menurut hukum Islam, atau bisa juga menurut pandangan yang universal sesuai dengan standar peradaban dan kebudayaan manusia yang wajar. Al-Quran juga memberikan pendidikan yang berguna tentang petunjuk pola makan yang seimbang, dengan cara memakan sejumlah zat yang bermanfaat bagi pertumbuhan, kekuatan, dan perbaikan sel-sel manusia, seperti protein hewani, lemak, kalsium, zat besi, garam, daging, ikan, susu, buah-buahan, dan lain-lain (QS. Al-Dzariyat ayat 24-27).
Selain itu, Al-Quran banyak berbicara tentang pendidikan kesehatan yang bersifat preventif supaya hidup manusia sejahtera dan selalu optimis agar terhindar dari berbagai macam penyakit (jasmani, rohani, jiwa). Al-Quran memberikan perhatian yang sangat besar terhadap kesehatan jiwa ini.
“Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhoi-Nya, maka masuklah ke dalam Jama’ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam surga-Ku”.(QS. Al-Fajr[89]: 27-30).
Menurut Ibin Kutibin Tadjudin dalam Psikoterapi Holoistik Islam, peningkatan (promosi) dan pencegahan (prevensi) penyakit jiwa dalam syariat Islam adalah sebagai berikut:
a. Tauhid kepada Allah SWT
b. Shalat 5 waktu dalam sehari
c. Larangan minum khamr (alkohol atau arak)
d. Tidak melakukan perbuatan yang akan disesali
e. Persaudaraan dan tidak berburuk sangka
f. Dilarang menikah dengan kerabat dan saudara sesusu
g. Manajemen melaksanakan amal saleh
h. Menjauhi sifat ujub, ria’, takabbur, dan hasud.
Nabi Muhammad SAW juga memberikan pengobatan yang tidak dapat dipahami atau dicapai oleh para dokter melalui eksperimen, hipotesis, dan teori, terutama pengobatan psikologis dan spiritual. Pengobatan cara Nabi adalah dengan memperkuat hati, serta bersandar dan tawakal kepada Allah SWT, mencari perlindungan, bersikap rendah hati, beramal saleh dan berdoa kepada Allah. Juga dengan bertobat kepada Allah, memohon ampunan-Nya, melakukan kebaikan terhadap makhluk-Nya, serta membantu mereka yang sangat membutuhkan dan menderita. Pengobatan ini telah diuji oleh berbagai bangsa dan terbukti kemanjurannya. Para dokter tidak pernah berhasil memberikan resep serupa, baik melalui eksperimen atau observasi ilmiah. Selain itu ada tiga macam pengobatan Nabi untuk mengobati penyakit adalah:
a. Obat alamiah, di antaranya: air dingin, madu, daun lontar, bekam, air zam-zam.
b. Obat Ilahiyah, seperti rukyah Ilahiyah
c. Kombinasi obat alamiah dan rukyah Ilahiyah
Beliau ini patut dijadikan sebagai teladan, panutan, leader untuk hidup sehat. Semasa hidupnya, beliau mampu membuktikan dalam menjaga kesehatannya, dalam riwayatnya beliau hanya dua kali sakit. Kesehatan prima Rasulullah SAW dan para sahabatnya adalah “Beliau makan pada saat lapar, berhenti sebelum kenyang”, makan dengan tangan kanan dan tidak tergesa-gesa, membaca bismillah dan doa makan. Oleh karena itu, kita umat Islam perlu mencontoh dan menerapkan hal ini dalam kehidupan sehari-hari. Tata cara sehat menurut perspektif Islam mempunyai beberapa tips, di antaranya:
1. Memperbanyak Membaca Al-Quran, hal ini dikatakan dalam buku Islamic Medicine, bahwa orang-orang yang melafazkan Allah dan Al-Quran (mengaji) itu akan lebih sehat dan jantung mereka akan lebih tenang. Karena ini berkaitan dengan hormon endorphin akan repairing semuanya (memperbaiki siklusnya) bagi orang-orang yang senantiasa membaca Al-Qur’an.
2. Salat Tahajud, yakni bangun sebelum subuh untuk qiyamul lail adalah waktu yang paling tepat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam sebuah riset bahwa akan terjadi peningkatan hormon-hormon tenang yang mampu memberikan relaksasi pada tubuh, proses reparasi (perbaikan sel) juga membuat berkurangnya hormon stres pada manusia. Dan terdapat beberapa manfaat di antaranya;
Dapat meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) terhadap berbagai penyakit yang menyerang jantung, otak, dan organ tubuh lainnya.
Relatif lebih aman dari serangan penyakit tulang punggung
Dapat meningkatkan respons ketahanan tubuh dan menghilangkan rasa nyeri pasien yang terkena kanker.
3. Mengatur Pola Makan dan Minum, anjuran di antaranya yaitu dengan mengonsumsi air putih, mengurangi makanan buatan, kemasan, minuman yang mengandung pengawet, pada malam hari minumlah madu , dan kurangi makanan gorengan.
4. Olahraga dan Istirahat yang cukup, tujuannya untuk mempertinggi kesehatan yang positif, daya tahan, tenaga otot, keseimbangan emosional, efisiensi dari fungsi alat tubuh, dan daya ekspresif serta daya kreatif.
5. Bersedekah, suatu hari Rasulullah SAW bersabda “Obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah” (HR. Al Tabrani dan Al Baihaqi).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kesehatan merupakan hal terpenting bagi manusia dan semua itu adalah anugerah dari Allah SWT, maka umat Islam dianjurkan untuk senantiasa mensyukuri nikmat kesehatan yang diberikan oleh Allah SWT. Bentuk syukur terhadap nikmat Allah karena telah diberi nikmat kesehatan adalah senantiasa menjaga kesehatan, karena mencegah penyakit lebih di prioritaskan daripada mengobatinya. Untuk mendapatkan kesehatan itu, seseorang perlu mengupayakan pola hidup seimbang agar sehat fisiknya, mendapatkan ketenangan jiwa sebagai seorang yang beriman dan bertakwa, serta sosialisasi dengan alam dan lingkungannya untuk menjadikan dirinya menjadi manusia yang sehat.
Oleh sebab itu, kita harus berkeyakinan bahwa Al-Quran memiliki kekuatan penyembuh yang bisa memberikan pengaruh bagi semua penyakit dan pengaruh yang sangat menakjubkan terhadap semua organ tubuh manusia. Pengobatan dengan Al-Quran tidak hanya terbatas untuk mengobati penyakit-penyakit mental saja, tetapi juga mengobati penyakit-penyakit fisik seperti kanker dan sebagainya.
Daftar Pustaka
Nina AminahM.Ag. 2013. Pendidikan Kesehatan Dalam Al-Qur’an. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Anam, K. (2016). Pendidikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam Presfektif Islam. Jurnal Sagacious, 3(1).
1 Comment
Sabrinanyla_ · December 2, 2022 at 8:36 am
Kerennn