PERAN AKIDAH DALAM MEMBENTUK GEN Z YANG TANGGUH

Published by Buletin Al Anwar on

Oleh: Maya Dwi Iriantika

Generasi Z lahir antara pertengahan 1990 hingga awal 2010, tumbuh kembang dalam era teknologi digital yang canggih dan dinamis. Meskipun dikenal sebagai generasi yang terhubung secara digital dan memiliki akses ke informasi dengan mudah, Generasi Z juga dihadapkan pada berbagai tantangan dan tekanan psikologis yang unik. Dalam menghadapi ketidakpastian dan kompleksitas dunia modern, peran akidah sebagai landasan moral dan spiritual menjadi semakin penting.

Menurut laporan dari Tabloid MataHati, terjadi peningkatan signifikan sebanyak 36,4% dalam jumlah kasus kematian pada tahun 2023, yang dominan disebabkan oleh tindakan bunuh diri. Beberapa insiden tragis yang tercatat antara lain meliputi kasus seorang mahasiswa yang mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri pasca perayaan wisuda, ditemukannya seorang mahasiswa yang melakukan tindakan serupa di kamar kosnya, kasus seorang mahasiswi yang terjun ke rel kereta api, serta kasus lainnya di mana mahasiswa ditemukan meninggal karena tali gantung dengan ungkapan keluh kesah terkait kesulitan menyelesaikan skripsi, atau bahkan ditemukannya seorang mahasiswa yang meninggal dalam mobilnya dengan keberadaan gas helium dan selang yang terpasang di tubuhnya. Di samping itu, faktor-faktor pemicu utama termasuk tekanan akademik yang berlebihan, perbandingan sosial di platform media sosial, serta kurangnya dukungan emosional. Temuan dari penelitian menunjukkan bahwa remaja yang terus menerus menghadapi tekanan atau merasa terasing memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan kesehatan mental. Oleh karena itu, implementasi program pendidikan yang menyeluruh mengenai kesehatan mental di lingkungan sekolah dan ketersediaan layanan dukungan psikologis yang mudah dijangkau dapat membantu mengurangi beban mental yang mungkin dialami oleh para remaja..

Secara konseptual, Pendidikan Agama Islam diidealkan memiliki misi yang mengarah pada penguatan dimensi keimanan individu, yang pada gilirannya diharapkan mampu membawa mereka untuk secara konsisten mengamalkan serta menegakkan nilai-nilai moral dan religius dalam berinteraksi dalam konteks sosial, kebangsaan, dan politik, terutama dalam konteks gejala globalisasi yang melanda saat ini. Namun, dengan adanya kemajuan pesat dalam bidang teknologi informasi, khususnya medium internet, generasi Z rentan terhadap pengaruh serta arus gagasan dan ide-ide yang beredar dari luar. Kendati demikian, generasi ini juga terpapar pada potensi dampak negatif, termasuk ketidakpekaan terhadap dinamika sosial, terjebak dalam pola perilaku yang tidak terkendali, kecenderungan menuju individualisme yang berlebihan, serta kurangnya kesadaran akan kebijakan penggunaan media secara bijak, terutama dalam konteks penggunaan media sosial. Keadaan ini menimbulkan tantangan yang memerlukan pendekatan dan solusi yang tepat guna menghindari generasi Z dari terjerumus ke dalam perilaku yang merugikan..

Peran keyakinan dalam membentuk generasi Z yang kuat sangatlah penting, karena keyakinan memengaruhi kondisi pikiran, perasaan, perilaku, dan kesehatan tubuh. Keyakinan juga memiliki peran penting dalam memberikan arahan kehidupan, bantuan dalam kesulitan, serta menjadi penenang dan pengendali emosi. Pendidikan Islam juga terbagi menjadi dua, yaitu melalui pendidikan formal dan pembinaan ulang. Proses pembinaan mental merupakan tanggung jawab bersama, yang melibatkan orang tua, sekolah, dan masyarakat bekerjasama dalam menciptakan mental yang sehat pada generasi muda.

Akhlak bagi generasi Z dapat membantu mereka memahami tanggung jawab mereka sebagai pengguna teknologi dan membangun moralitas serta etika di era digital. Pendidikan Islam kontekstual juga dapat menjadi solusi bagi masalah kesehatan mental saat ini, karena dapat membantu generasi Z memahami dan mengatasi masalah eksistensial yang sering memengaruhi kesehatan mental mereka. Pendidikan Islam juga dapat digunakan untuk meningkatkan layanan kesehatan mental berbasis madrasah, sehingga guru Agama Islam dan guru Bimbingan Konseling (BK) dapat bekerja sama dalam memberikan layanan kesehatan mental.

Menurut penelitian Silviana Putri Kusumawati, sikap dan perilaku manusia, baik atau buruk, dapat diubah melalui pendidikan. Pendidikan dianggap sebagai kunci menuju manusia yang berakhlakul karimah, baik dalam perkataan, tingkah laku, dan perbuatan. Pendidikan dipandang sebagai proses penting dalam humanisasi manusia, membimbing dan melatih untuk meningkatkan martabat manusia di mata sesama manusia dan Sang Pencipta alam semesta. Pendidikan memiliki kemampuan untuk mengatasi ketidaktahuan, mengubah diskriminasi menjadi non-diskriminasi, serta menjadi tempat pengembangan potensi individu dalam aspek pemahaman agama, emosi, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan untuk bertahan dan hidup berkelanjutan. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Mujadalah, 58 ayat 11 :

يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

 “Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kamu, dan meninggikan derajat orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Selain itu, penggunaan teknologi digital semakin menguat mempengaruhi kehidupan beragama, terkhusus pada generasi Z. Pada era digital saat ini, generasi Z masih tetap berpegang teguh kepada nilai-nilai religiositas ajaran agama dalam kehidupan. Namun, ada kecenderungan untuk lebih senang mengikuti trend memperdalam pengetahuan keagamaan secara mudah dan instan melalui teknologi digital. Untuk membentuk generasi Z yang tangguh, perlu dilakukan langkah-langkah aktif dan berkelanjutan, seperti optimalisasi layanan kesehatan mental berbasis madrasah, penggunaan teknologi digital yang baik, dan pendidikan Islam kontekstual yang dapat membantu memahami dan mengatasi problem eksistensial.

Mengutip dari disertasi Herawati, strategi pendidikan yang ditujukan untuk memperkuat akidah dalam generasi Z merupakan langkah krusial dalam memastikan fondasi moral dan spiritual yang kokoh bagi masa depan mereka. Pertama, pendidikan agama yang holistik menjadi landasan utama, di mana bukan hanya pemahaman konseptual yang ditekankan, tetapi juga penerapan nilai-nilai akidah dalam konteks kehidupan sehari-hari. Melalui pendekatan ini, generasi Z dapat menginternalisasi ajaran agama secara lebih mendalam, serta mempraktikkannya dalam interaksi sehari-hari. Selanjutnya, pembinaan komunitas yang mendukung menjadi elemen penting, di mana mereka dapat saling memperkuat iman dan mendukung satu sama lain dalam perjalanan spiritual mereka. Dengan memiliki lingkungan yang positif dan mendukung, generasi Z akan merasa lebih termotivasi dan terinspirasi untuk memperdalam pemahaman akan ajaran agama dan memperkuat ikatan dengan nilai-nilai keagamaan. Terakhir, penerapan teknologi yang bermakna menjadi sarana efektif untuk menjangkau generasi Z yang terhubung dengan dunia digital. Dengan memanfaatkan media sosial dan platform online, pesan-pesan keagamaan yang relevan dapat disebarkan secara luas dan mencapai audiens yang lebih luas. Hal ini juga memungkinkan terbentuknya komunitas daring yang berorientasi pada nilai-nilai akidah, di mana generasi Z dapat terlibat dalam diskusi dan pertukaran gagasan yang memperkaya pemahaman akan agama mereka. Dengan demikian, melalui pendidikan agama yang holistik, pembinaan komunitas yang mendukung, dan penerapan teknologi yang bermakna, generasi Z dapat dibimbing menuju perjalanan spiritual yang kuat dan berarti, membentuk fondasi yang kokoh bagi masa depan mereka.

Daftar Pusaka

Fahrisi, Achmad. 2023. “Pendidikan Islam Di Era Digital: Perjuangan Generasi Z Dalam Menjaga Nilai-Nilai Agama.” Pondok Pesantren Baiturrahman. October 16, 2023. https://baiturrahman.com/pendidikan-islam-di-era-digital-perjuangan-generasi-z-dalam-menjaga-nilai-nilai-agama/.

Fitria, Nabilah Nur. 2023. “Mental Health Pada Gen Z.” Tabloid Matahati. December 29, 2023. https://tabloidmatahati.com/mental-health-pada-gen-z/.

Herawati. 2023. “PENDIDIKAN HOLISTIK PEMBENTUKAN KARAKTER MULTIKULTURAL PESANTREN MODERN DAN TRADISIONAL.” UIN Fatmawati Bengkulu Dissertation , March. http://repository.iainbengkulu.ac.id/11416/1/Disertasi%20Herawati%202023.pdf.

Judin. 2023. “Pendidikan Akhlak Bagi Generasi Z: Membangun Moralitas Dan Etika Di Era Digital.” SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA. May 23, 2023. https://muhaska.sch.id/pendidikan-akhlak-bagi-generasi-z-membangun-moralitas-dan-etika-di-era-digital/.

Kusumawati, Silviana Putri. 2021. “Pendidikan Aqidah-Akhlak Di Era Digital.” Journal of Islamic Education and Social Humanities 1 (3): 130–38.

Mulyadi, Elza Rahilla AlHadjrath, Putri Wulan Hutami, and Mizla Agustin P. 2023. “Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Membangun Karakter Generasi Z.” Jurnal Pendidikan Tambusai 7 (3): 1–2. https://doi.org/https://doi.org/10.31004/jptam.v7i3.11909.


0 Comments

Leave a Reply