Strategi Pengajaran Akidah Dan Peningkatan Iman Sesuai Karakteristik Generasi Z

Published by Buletin Al Anwar on

Annisa

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Abstrak. Di era digital yang sedang kita hadapi di Indonesia saat ini sangat berpengaruh pada kehidupan sehari-hari. Berkembangnya teknologi yang canggih menjadikan rata-rata penduduk Indonesia tumbuh dan berkembang berketergantungan dengan teknologi. Maraknya gadget yang sudah seperti oksigen bagi penggunanya yang menyebabkan kecanduan. Kondisi tingkat keimanan penduduk yang semakin menurun. Hal tersebut tidak bisa kita abaikan begitu saja, maka salah satunya pada generasi Z diperlukan pengajaran akidah untuk peningkatan bahwa betapa pentingnya mengetahui dan memahami ilmu akidah yang sangat berpengaruh pada kehidupan mereka.

Kata kunci: Akidah, Iman, Karakteristik, Strategi

PENDAHULUAN

Seperti yang kita ketahui bahwa keimanan merupakan suatu hal yang penting bagi seorang muslim. Bagaimana tidak, keimanan adalah sesuatu yang menentukan apakah perbuatan seorang muslim itu diterima atau tidak, atau bahkan keimanan itu pula yang memotivasi seorang muslim untuk berbuat baik di muka bumi ini. Karena posisinya yang sangat penting, maka sangat pantas bagi kita untuk mengarahkan sebagian besar fokus kita terhadap isu keimanan tersebut. Jika kita ibaratkan menjadi sebuah pohon, iman menempati posisi sebagai akar. Pohon yang baik adalah pohon yang memiliki akar yang kuat menjalar ke dalam tanah, sehingga bisa menumbuhkan batang yang menjulang tinggi ke atas langit. Batang itu diibaratkan sebagai amal kebaikan yang  dikerjakan. Artinya adalah jika semakin baik dan kuat keimanan seseorang, maka semakin baik pula perilakunya dalam kehidupan sehari – hari. Setelah akar dan batangnya tumbuh dengan baik, maka pohon tersebut menghasil buah yang baik. begitu pula halnya ketika keimanan dan amal perbuatan kita baik, tentunya akan memberikan kebermanfaatan kepada sesama sebagai buah dari akar dan batang tanda iman dan amal baik tadi.

Ketika kita melihat kepada generasi kita saat ini yaitu generasi z, banyak dari kita memang mendapatkan pengajaran agama sejak kecil salah satunya adalah akidah. Seperti siapa tuhan kita, siapa nabi kita, kitab kita itu apa dan lain sebagainya. Akan tetapi ada satu masalah yang terjadi dalam proses itu, yakni banyak dari generasi kita sejak kecil hanya diajarkan agama sebagai doktrin yang harus diikuti tanpa sedikit pun mempertanyakan. Akhirnya banyak muncul permasalahan pada saat kita mulai beranjak remaja bahkan dewasa. Beberapa diantaranya yaitu islamophobia, melihat agamanya hanya sebagai ritual belaka, mulai kehilangan alasan beragama karena arus globalisasi dan westertinisasi. Ini terjadi karena mereka memang tidak memiliki alasan yang kuat dalam beragama islam ini atau bisa disebut beragama tanpa pengetahuan. sebenarnya yang ideal adalah kita ditanamkan dan diajarkan dengan sebuah alasan yang bisa memuaskan akal sesuai generasi dan usianya agar sampai kapan pun keimanan yang kita miliki tetap kuat dan kokoh.

Permasalahan yang disebutkan di atas, sebenarnya bukan tanpa alasan, banyak sekali alasannya karena ini adalah masalah yang kompleks. Tapi salah satu alasan yang bertanggung jawab dalam masalah tersebut yaitu kurangnya strategi yang tepat dalam mengajarkan agama atau dalam hal keimanan. Dari dulu kita selalu menemukan bahwa belajar agama adalah sesuatu yang membosankan, mematikan nalar kritis, cenderung taqlid dan tidak berani mempertanyakan semua hal karena takut dianggap kurang beriman atau tidak patuh pada guru atau pengajar ( Indrawan, Nur Alim 2022 ). Penyebab lainnya juga banyak ditemukan dari mereka yang sukar bersikap sesuai akidah karena enggan disebut ‘sok alim’ oleh temannya. Hal seperti itu, membuat pembelajaran agama cenderung menjadi semakin minim dilakukan. Strategi yang diterapkan dari dulu hingga sekarang pun tidak jauh berbeda, padahal harusnya strategi dalam pembelajaran agama pun harus mengikuti perkembangan zaman sama dengan pembelajaran lainnya. Maka dari itu, saya menulis artikel ini bertujuan untuk memaparkan beberapa strategi yang menurut saya cukup tepat dalam pembelajaran agama yang dalam hal ini yaitu akidah bagi generasi z yang masih sesuai dengan zaman dan cocok dengan karakteristik generasi z itu sendiri yang kemudian memberikan dampak positif dalam permasalahan ini.

PEMBAHASAN

Seperti yang kita ketahui, Indonesia dikenal dengan penduduknya yang bermayoritaskan muslim. Dan sangat dianjurkan bagi para kaum muslim untuk mengetahui ilmu akidah untuk meningkatkan keimanan mereka. Akidah sendiri berasal dari bahasa arab yaitu kata ‘aqada yang mempunyai arti rantai atau simpul. Sedangkan secara istilah ialah Syari yang berarti memiliki keyakinan atau iman pada fakta atau prinsip-prinsip yang bersifat tetap, abadi, pasti, dan suci sesuai dengan ajaran syara’ yang mengharuskan beriman kepada Allah SWT. ( Umi kalsum, 2022 ). Penting bagi kita untuk mengetahui ilmu akidah dalam peningkatan iman kita. Karena, semakin banyak ilmu yang kita dapat dan paham tentang akidah maka akan semakin berpengaruh juga pada tingkat keimanan kita. Akidah tak hanya didapat saat pembelajaran disekolah, akan tetapi juga bisa kita peroleh sejak dini.

Orangtua berperan dalam proses pengajaran akidah tersebut terhadap anak sejak usia dini, agar mereka tidak tertinggal dan untuk membiasakan mereka menerapkan ilmu-ilmu akidah yang mereka dapat itu sendiri. Apabila tidak dibiasakan sejak dini, maka akan cukup berpengaruh pada kehidupan mereka ketika mereka berada diusia remaja atau beranjak dewasa.Diumur remaja mereka akan dihadapi kondisi lingkungan yang berpengaruh pada sikap mereka. Jika mereka sudah terlanjur berada dilingkungan yang memiliki dampak negatif, maka mereka bisa saja terpengaruh hal negatif tersebut yang kemudian menyebabkan mereka terkadang misalnya seperti sulit mendengarkan nasehat, ataupun bahkan bisa saja membangkang. Oleh karena itu, akidah sangat penting untuk diajarkan dan dibiasakan sejak dini untuk menghindari hal-hal negatif untuk terjadi dan juga demi peningkatan keimanan. Termasuk bagi generasi Z yang saat ini sedang kita hadapi.

Generasi Z yang biasa juga dikenal sebagai Gen Z, adalah sekelompok orang yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Mereka, yang merupakan bagian dari populasi sebesar 27,94% di Indonesia, tumbuh dan berkembang bersama era digital saat ini. Dengan kecenderungan yang kuat dalam menggunakan teknologi, mereka mengintegrasikan teknologi dalam setiap aspek kehidupan mereka dengan cara yang sama alami hampir seperti bernapas bagi mereka ( Ari Hartawan, 2022 ).

Era digital adalah periode di mana pengguna media sosial bisa mengakses informasi dengan cepat. Kecepatan akses ini dikenal dengan istilah “viral” ( Robby Aditya Putra, 2023 ). Dan seiring berkembangnya suatu zaman maka disitulah juga ada era digital atau teknologi yang semakin berkembang juga. Dengan semakin berkembangnya suatu teknologi d era ini, sangat perpengaruh bagi kehidupan manusia karena hampir setiap dari aktivitas yang mereka lakukan itu membutuhkan teknologi-teknologi tersebut. Melihat dari semakin ketergantungannya mereka terhadap teknologi berpengaruh pada terbentuknya karakteristik yang dimiliki oleh generasi Z tersebut. Ghazali menjelaskan beberapa pendapatnya tentang karakteristik yang dimiliki oleh generasi Z sebagai berikut (Yuli Kristyowati, 2021 ):

  1. Multi-tasking. Generasi Z memiliki kemampuan multi-tasking yang memungkinkan mereka untuk melakukan beberapa tugas sekaligus. Misal, mereka dapat mengetik di laptop sambil mendengarkan musik dari internet, mengakses media sosial melalui gadget, mencari referensi untuk tugas, dan menonton TV secara bersamaan.
  2. Generasi Z ini sangat bergantung pada teknologi, khususnya teknologi berbasis internet. Mereka biasanya menghabiskan waktu 3-5 jam setiap hari atau bahkan bisa lebih untuk mengakses media sosial.
  3. Karena media sosial, mereka cenderung terbuka terhadap hal-hal baru dan selalu penasaran untuk mencoba hal-hal inovatif. Salah satu contoh media sosial yang mereka gunakan seperti aplikasi Tiktok. Dalam aplikasi tiktok ini biasa kita temukan suatu trend-trend apa saja yang membuat para generasi Z bergerak untuk mencoba hal-hal baru yang sedang viral yang menjadikan mereka semakin terbuka terhadap media sosial yang mereka gunakan tersebut.
  4. Audio-visual. Generasi ini lebih memilih konten audio dan visual dibandingkan teks, sehingga mereka lebih menyukai gambar, video, dan konten audio-visual lainnya. Karena menurut mereka hal-hal yang jelas dengan adanya suatu gambar bahkan video dan audio yang mendukung itu akan semakin memudahkan mereka dalam memahami sesuatu daripada hanya sekedar dengan suatu teks yang membuat mereka harus membayangkannya sesuai dengan teks yang mereka baca. Dan pada generasi ini juga, dinilai semakin berkurangnya minat membaca bagi beberapa orang yang tentu menjadikan mereka lebih memilih audio-visual dibandingan dengan suatu teks.
  5. Akses informasi melalui gadget mereka memacu kreativitas mereka dalam berbagai hal. Banyak ditemukan juga dari mereka para gen Z yang memiliki bakat dan potensi dalam bidang editing yang dapat mereka lakukan baik menggunakan gadget, ipad, ataupun komputer yang memberikan kebebasan bagi mereka dalam berkarya dan berkreasi sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing.
  6. Mereka selalu mencari cara baru untuk mengatasi tantangan dengan menciptakan inovasi yang dapat memudahkan kehidupan mereka. Generasi ini sering tertarik dengan hal-hal baru, jadi pada saat mereka menghadapi suatu masalah atau tantangan terkadang mereka akan mencoba beberapa hal yang tidak biasa atau hal baru untuk mengatasinya masalahnya dengan menciptakan suatu inovasi.
  7. Keterbukaan akses informasi melalui teknologi membuat mereka menjadi pembaca yang kritis, karena mereka terbiasa dengan berbagai sumber informasi. Dan dengan adanya kemajuan teknologi yang mempermudah mereka dalam mendapat suatu informasi menjadikan mereka bersikap kritis terhadap suatu informasi yang mereka temukan karena terdapat ternologi yang bantu memudahkan mereka untuk mecari informasi lebih dan lebih detail lagi.
  8. Mereka lebih suka bekerja sama dengan generasi sebaya dalam menyelesaikan masalah daripada bersaing, menandakan era kolaboratif dalam tangan generasi ini. Dengan kerjasama yang mereka lakukan semakin mempermudah mereka dalam menghadapi suatu permasalahan karena dalam bekerjasama mereka bisa mengetahui setiap pendapat partner kerjasama nya yang kemudian mereka diskusikan untuk menentukan langkah yang lebih tepat untuk dilakukan. Dan tentu dengan terjadinya diskusi tadi juga menambah pengetahuan mereka dalam berbagai hal yang sebelumnya belum mereka ketahui atau kuasai.

Dengan mengetahui karakter-karakter yang dimiliki oleh generasi Z, membantu memudahkan kita dalam mengajarkan akidah dan meningkatkan iman mereka. Generasi Z membutuhkan pengetahuan bukan hanya bentuk suatu ibadah, melainkan juga bagaimana kualitas dan pengajaran ibadahnya. Oleh karena itu, saya menyarankan untuk menentukan beberapa strategi dalam proses-proses yang dilakukan  dengan menyesuaikan pada karakateristik generasi Z agar tidak bingung ketika akan mengajarkan mereka. Adapun strategi adalah suatu rencana atau taktik untuk melakukan suatu kegiatan dalam proses pengajaran yang melibatkan metode dan teknik mengajar ( Zubaidi Hasan, 2023 ). Beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam pengajaran akidah dan peningkatan iman sesuai generasi Z  ialah sebagai berikut:

  1. Media dakwah dengan hal yang mereka senangi. Sudah tidak asing kita mendengar kata dakwah ini. Karena sistem dakwah ini sudah dilakukan semenjak zaman Rasulullah SAW dan sampai saat ini masih banyak kita temukan dimana-mana. Akan tetapi, seiring berkembang zaman kita akan selalu menemukan perbedaan dalam cara berdakwah tersebut. Kenapa? Karena cara atau tindakan yang dilakukan agar menjadi lebih efektif maka dengan menyesuaikan setiap generasi yang dihadapi salah satunya generasi Z itu tadi. Generasi ini lebih tertarik dengan audio-visual atau yang bentuknya sudah jelas bukan hanya sekedar sebuah teks serta mereka juga tertarik dengan hal-hal yang baru dan unik. Maka bisa dilakukan suatu dakwah dengan teknik yang dapat menarik perhatian mereka. Misal dengan tema dakwah yang dibahas itu cukup menarik dengan karakteristik dan kehidupan mereka sehingga mereka mempunya ketertarikan untuk mencoba kegiatan dakwah itu tadi. Contoh akidah yang berhubungan dengan cinta, karena generasi ini suka membahas segala hal yang berbau cinta. Dan mungkin juga bisa dengan menghadirkan ustadz-ustadz yang dalam pandangan mereka sosok yang gaul tapi tetap paham agama seperti Husein Basyaiban atau ustadz Agam. Mungkin diawal keterterikan mereka untuk mengikuti dakwah itu karena orang yang mengisi diacara tadi , akan tetapi ketika mereka sudah mengikuti kegiatan tersebut maka mereka akan mendapatkan ilmu-ilmu akidah yang disampaikan dan perlahan mereka akan mengatahui dan memahami ilmu akidah yang kemudian mereka terapkan dan amalkan dapat meningkatkan iman generasi Z itu sendiri.
  2. Penggunaan teknologi. Generasi gemar sekali menggunakan ternologi-teknologi yang ada saat ini bahkan seakan mereka tidak bisa hidup tanpa teknologi. Dengan memanfaatkan teknologi yang mereka gemari ini, akan membantu mempermudah dalam pengajaran akidah dan peningkatan iman. Salah satu contohnya yaitu seperti gadget, mereka cenderung selalu menggunakan gadget dalam beberapa kegiatan mereka ditambah dengan adanya akses internet yang semakin membuat mereka berketergantungan dengan gadget. Banyak aplikasi yang digunakan dalam gadget yang mereka senangi seperti instagram, tiktok, twitter dan lainnya. Dengan memasukkan dan menyebarkan ilmu-ilmu dan akidah dalam aplikasi-aplikasi tadi akan menjadi perantara pengajaran akidah terhadap generasi Z ini. Ketika ilmu-ilmu akidah yang disebarkan tadi lewat di beranda mereka, maka mereka mulai mengetahui dan mencoba mencari tahu lebih jelas tentang ilmu yang mereka dapatkan.
  3. Generasi z ini cenderung suka berkolaborasi atau bekerjasama dengan temannya. Jika kita berkomunikasi dengan baik dan mendekatkan diri kita pada mereka, mereka akan lebih mudah mendengarkan nasehat kita dan kita pun akan lebih mudah mengajarkan akidah dan mengajak mereka untuk meningkatkan keimanan.

Strategi-strategi yang dilakukan dengan menyesuaikan karateristik generasi Z ini, InsyaAllah akan lebih memudahkan dalam pengajaran akidah dan peningkatan keimanannya. Menyesuaikan pada hal-hal yang disukai, media yang menarik, ilmu yang menarik juga yang bisa membuat untuk jadi berfikir lebih kritis. Maka kesesuaian pengajaran akidah terhadap karakteristik generasi Z dengan beberapa strategi bisa meningkatkan keimanan.

KESIMPULAN

Zaman yang terus berkembang dan generasi yang terus berubah ini berpengaruh pada kehidupan. Generasi Z yang ditemani oleh perkembangan teknologi yang semakin canggih, yang dikelilingi segala macam kemudahan baik sistem berkomunikasi, mendapatkan informasi, dan lain sebagainya. Serta adanya media sosial dan akses internet menjadikan mereka seakan hidup berdampingan dengan teknologi. Dengan teknologi-teknologi yang sudah canggih itu kita manfaatkan dengan sebaik mungkin untuk proses pengajaran dan peningkatan keimanan dengan menyesuaikan strategi yang dilakukan pada karakteristik generasi Z agar memberikan dampak positif di kehidupan generasi Z itu sendiri. Maka strategi yang dterapkan dalam pengajaran akidah dan peningkatan iman melahirkan dan menciptakan generasi Z yang tidak lemah akidah dan beriman.

 

DAFTAR REFERENSI

 

Ari Hartawan, Imamul Arifin, Yogi Dwi Prasetyo. (2022). Efektivitas Aplikasi Islami Terhadap Muslim Generasi Z dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an. Jurnal Studi Al-Qur’an : Membangun Tradisi Berfikir Qur’ani. Vol. 18, No. 1.

Dewi Laili Nadiyah. (2021). Pemanfaatan Aplikasi Tik Tok Sebagai Media Pembelajaran Akidah Akhlak Di MTs NU Banat Kudus. Al-Riwayah: Jurnal Kependidikan. Vol. 13, No. 2.

Indrawan, Nur Alim. (2022). Implementasi Pembelajaran Akidah Akhlak. Edudeena : Journal of Islamic Religious Education. Vol. 6, No. 2.

Robby Aditya Putra, Exsan Adde, Maulida Fitri. (2023). Pemanfaatan Aplikasi Tiktok sebagai Media Dakwah Terhadap Generasi Z. Ath-Thariq : Jurnal Dakwah dan Komunikasi. Vol. 07, No. 01.

Siska Novra Elvina, Randi Saputra, Wanda Fitri. (2022). Strategi Dakwah Husein Ja’far al Hadar terhadap  Generasi Z di Indonesia. AL IMAM : Jurnal  Manajemen Dakwah. Vol. 5, No. 2.

Umi Kalsum, Zulkarnen. (2022). Pendidikan tauhid dan Akidah pada Anak dengan Membangun Cinta pada Islam. Jurnal Reflektika. Vol. 17, No. 2.

Yuli Kristyowati. (2021). Generasi “Z” dan Strategi Melayaninya. Ambassadors : Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani. Vol. 2, no. 1

Zubaidi Hasan, Zubairi. (2023). Strategi Dan Metode Pebelajaran Akidah Akhlak. TARQIYATUNA: Jurnal Pendidikan Agama Islam dan Madrasah Ibtidaiyah. Vol. 2, No. 1.

 


0 Comments

Leave a Reply