Urgensi Pendidikan Akidah Akhlak dalam Mencegah dan Memperbaiki Kerusakan Moral Remaja Masa Kini
Stevia Reynata
Abstrak
Masa remaja merupakan periode penting dalam kehidupan seorang individu, di mana mereka mulai memasuki fase transisi menuju kedewasaan. Periode ini seringkali dianggap rawan terjerumus ke dalam perilaku yang menuju kepada kerusakan moral. Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang urgensi Pendidikan akidah akhlak dalam mencegah dan memperbaiki kerusakan remaja masa kini. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode penelitian kepustakaan, yaitu metode penelitian menggunakan berbagai jenis sumber informasi dari berbagai buku, literatur, referensi, jurnal, catatan dan lain sebagainya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pendidikan akidah akhlak menitikberatkan pada pemahaman tentang keyakinan dan perilaku yang berlandaskan ajaran Islam. Akidah, yang berarti “ikatan/keyakinan”, merupakan dasar yang kuat dalam membentuk akhlak yang mulia. Peran pendidikan dalam memperdalam pemahaman akan akidah sangat penting untuk memperkuat iman individu. Sedangkan akhlak, sebagai sifat-sifat yang terbentuk melalui pendidikan dari akidah, memiliki posisi penting dalam agama Islam. Keluarga, guru, dan lingkungan teman sebaya menjadi factor penting dalam pembentukan moral yang baik.
Kata Kunci : Pendidikan Akidah Akhlak, Kerusakan Moral, Remaja Masa Kini
Pendahuluan
Dalam mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, istilah pergaulan bebas telah menjadi semakin umum dalam kehidupan masyarakat. Fenomena ini tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang tabu, dan telah merambah ke berbagai kalangan usia. Namun, terutama dalam konteks zaman sekarang, pergaulan bebas seringkali dikaitkan dengan masa-masa remaja yang sedang menuju dewasa. Istilah tersebut mengacu pada perilaku yang melampaui batas-batas norma yang berlaku dalam masyarakat. Pergaulan remaja adalah masa yang sangat rawan di mana mereka sedang mencari jati diri sejati Perlu disadari bahwa dampak dari kemajuan ini tidak selalu positif. Meskipun masyarakat mungkin melihatnya sebagai bagian dari perkembangan dan kebebasan individu, budaya pergaulan bebas juga membawa dampak negatif yang patut diperhatikan. Kerusakan moral yang cenderung melanggar norma-norma agama dan sosial dapat mengarah pada masalah-masalah seperti penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, dan bahkan penyalahgunaan teknologi seperti cyberbullying.
Masa remaja merupakan periode penting dalam kehidupan seorang individu, di mana mereka mulai memasuki fase transisi menuju kedewasaan. Periode ini seringkali dianggap rawan, dan kebanyakan orang tua merasa cemas dan khawatir terhadap anak-anak mereka yang memasuki usia remaja. Mereka khawatir apakah anak-anak mereka akan memilih jalur yang positif dalam pergaulan, atau justru terjerumus ke dalam perilaku yang merugikan. Pada masa ini, para remaja biasanya mulai terpengaruh oleh lingkungan sekitar, teman sebaya, dan berbagai faktor eksternal lainnya. Di masa ini, mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, bahkan mungkin mengeksplorasi atau mencoba hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam hal ini, pendidikan akidah akhlak sangatlah berperan penting untuk memperbaiki kerusakan moral yang membantu remaja agar berakhlak mulia dalam menghadapi berbagai aspek kehidupan.
Metode Penelitian
Penelitian dalam artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan, yang melibatkan penggunaan berbagai sumber informasi seperti buku, literatur, jurnal, catatan, dan penelitian terdahulu yang relevan. Sumber-sumber tersebut digunakan untuk mendapatkan jawaban dan landasan teori mengenai masalah penelitian yang diteliti, yaitu urgensi pendidikan akidah akhlak dalam mencegah dan memperbaiki kerusakan moral remaja pada masa kini. Penulis melakukan identifikasi, pengumpulan, pengolahan, dan analisis data yang relevan baik dari data primer maupun sekunder. Analisis data didasarkan pada isi deskriptif dengan kesimpulan yang diambil menggunakan metode deduktif.
Pentingnya Pendidikan Akidah Akhlak
Di era globalisasi yang memberikan kemudahan dalam akses kontak sosial dan pergaulan, pergaulan remaja masa kini menjadi perhatian yang cukup serius. Oleh karenanya, peran pendidikan akidah akhlak perlu ditingkatkan menjadi fokus utama, agar masyarakat bisa menyadari dampak dari globalisasi yang terus berkembang, yang membawa berbagai pilihan dan perubahan serta kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan akidah akhlak bukan hanya menjadi tanggung jawab para ustadz, tetapi juga menjadi tanggung jawab seluruh pendidik, orang tua, dan seluruh lapisan masyarakat. Melalui pendidikan aqidah dan akhlak, remaja tidak hanya dibimbing untuk mencapai kebahagiaan dalam kehidupan dunia, tetapi juga untuk mencapai kebahagiaan dalam kehidupan akhirat. Pendidikan ini bertujuan tidak hanya untuk memberikan pemahaman terkait moral saja, tetapi juga untuk mempersiapkan mereka agar hidup dengan penuh kesadaran akan adanya nilai-nilai keagamaan, dalam membantu mereka mencapai tujuan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Artinya, pendidikan aqidah dan akhlak memberikan manfaat jangka panjang yang mendalam bagi kehidupan individu.[1]
Pendidikan akidah akhlak adalah proses pembelajaran yang menitik beratkan pada pemahaman tentang keyakinan dan perilaku yang berpedoman pada ajaran Islam. Akidah, yang berasal dari kata “aqd” yang berarti “pengikatan”, mengacu pada keyakinan dan keimanan seseorang. Akidah adalah prinsip yang melekat kuat dalam diri individu dan sulit untuk dirubah karena tumbuh secara alami dari kemauan pribadi, tanpa adanya tekanan eksternal. Akidah menjadi dasar yang kokoh dalam kehidupan seseorang, membentuk akhlak yang mulia dan menjadi pegangan dalam menjalani kehidupan. Pendidikan memainkan peran penting dalam memperkuat dan memperdalam pemahaman akan akidah, sehingga iman seseorang menjadi semakin kuat dan tak tergoyahkan. Sedangkan, akhlak merujuk pada perilaku seseorang, yang secara bahasa diartikan sebagai budi pekerti, perangai, atau sesuatu yang telah menjadi kebiasaan. Menurut Mujam al-Wasith, Ibrahim Anis, akhlak merupakan karakteristik yang menancap pada inner self dan menjadi sumber dari perbuatan, baik perbuatan baik maupun yang buruk. Dalam kitab Dairatul Ma’arif, akhlak dijelaskan sebagai sifat-sifat manusia yang terbentuk melalui pendidikan. Dalam Islam, akhlak memiliki posisi yang sangat penting, dan merupakan bagian integral dari tujuan pendidikan Islam, yaitu pembentukan akhlak yang mulia atau disebut dengan akhlakul karimah. Ajaran Islam sendiri sangat menekankan pada akhlak yang baik sesuai dengan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw.[2]
Pada masa kematangan pertumbuhan, peran orang tua dan keluarga sangat penting dalam pendidikan informal anak-anak. Kedua orang tua seharusnya telah merencanakan dan sepakat dalam mengajarkan nilai-nilai Pendidikan akidah akhlak yang akan diberikan kepada anak-anak mereka. Artinya, keluarga seharusnya menjadi pusat utama dalam penerapan dan penyampaian pendidikan akidah akhlak sebelum anak-anak tumbuh berkembang ke fase remaja. Selain itu, fase-fase remaja sangat membutuhkan figure seorang teladan dalam mewujudkan nilai-nilai yang diajarkan kepada mereka selama menempuh pendidikan di sekolah, mengingat kemampuan berpikir mereka masih belum sepenuhnya matang dan berkembang. Dengan begitu, peran orang tua disini sangatlah penting dalam memberikan kesan awal yang positif dan menjadi landasan yang kuat bagi perkembangan kepribadian mereka menuju arah ideal dari pembentukan nilai-nilai moral yang baik. Kekuatan teladan dari orang tua juga akan membantu mereka untuk menyaring informasi yang diterima dari lingkungan sekitarnya, karena mereka akan menjadikan apa yang diterima dari orang tua mereka sebagai standar nilai.[3] Faktor pendukung pendidikan aqidah dan akhlak yang lain juga tidak lepas dari hadirnya seorang figure guru yang membawakan pelajaran dengan memberikan contoh-contoh suri tauladan yang baik, sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW pada umatnya.[4] Selain itu, faktor pergaulan dengan teman sebaya dapat memberikan pengaruh yang besar dalam lingkungan. Teman sebaya dapat saling menginspirasi dan mendorong satu sama lain untuk berperilaku baik dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam ajaran Islam. Hal ini dapat menciptakan lingkungan yang mendukung di mana setiap individu merasa didukung dan termotivasi untuk meningkatkan kualitas diri dalam hal kebaikan.
Tantangan Pergaulan Masa Kini dan Dampaknya pada Moral Remaja
Dalam era yang semakin modern seperti sekarang, perkembangan teknologi dan globalisasi memiliki dampak yang signifikan terhadap keilmuan Islam, terutama dalam hal akhlak dan moral. Globalisasi telah mempengaruhi generasi muda muslim dalam berbagai aspek, termasuk gaya hidup yang cenderung hedon dan kecenderungan untuk mengikuti tren dari negara-negara lain, dengan budaya barat seringkali dijadikan patokan utama. Salah satu contohnya adalah adopsi gaya pakaian artis barat yang terbuka, di mana beberapa individu muslim bahkan mengabaikan aturan aurat karena lebih fokus pada penampilan yang dianggap modis. Hal ini menunjukkan bahwa tantangan terbesar dalam mengajarkan aqidah dan akhlak di era modern ini adalah bagaimana menyelaraskan ajaran Islam dengan perubahan-perubahan tersebut.[5] Sebenarnya, kerusakan moral remaja tidak hanya terjadi di pusat kota tetapi juga di pedesaan. Kerusakan moral remaja yang diberitakan di berbagai media populer dinilai semakin meresahkan dan menganggu bagi Masyarakat sekitar. Misalnya, perilaku remaja yang akhir-akhir ini tidak lagi hanya melakukan aktivitas nakal seperti bolos sekolah, perkelahian, merokok, atau pergaulan bebas, namun kerap terlibat tawuran individu atau kelompok, mabuk-mabukan, penyalahgunaan narkoba, seks pranikah, dan berbagai bentuk perilaku menyimpang lainnya.[6] Keresahan yang mulai dirasakan oleh masyarakat Indonesia, terutama mereka yang tinggal di pusat kota makin menjadi-jadi. Malah akhir-akhir ini semakin menjadi masalah nasional yang diakui oleh banyak pihak. Kondisi ini semakin sulit untuk diperbaiki dan dicegah. Di berbagai media massa, kita sering membaca tentang tindakan kerusakan moral yang memicu kriminalitas terjadi di negeri ini. Mulai dari kasus anak remaja yang meniduri ibu kandungnya sendiri, perkelahian antar pelajar, judi, dan masih banyak lagi berita baru tentang kerusakan moral lainnya. Mereka turut terlibat dalam perilaku yang dapat merugikan diri mereka sendiri dan orang lain.[7]
Urgensi Pendidikan Akidah dalam Mencegah dan Memperbaiki Kerusakan Moral Remaja
Pendidikan akidah akhlak pada era saat ini mengalami perubahan yang signifikan dibandingkan dengan pendidikan sebelumnya, baik dari segi eksternal maupun internal. Meskipun pendidikan akidah akhlak di masa lalu memiliki tantangan yang berat, namun secara psikologis dan ideologis lebih mudah untuk diatasi. Pendidikan Islam menggunakan pendekatan tarik-ulur, di mana jika suatu hal sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan Hadis, maka akan ditarik dan dikembangkan lebih lanjut, namun jika bertentangan dengan syariat Islam, maka harus diubah, dilepaskan, atau bahkan ditinggalkan. Pendidikan akidah akhlak ini menjadi bagian penting dalam memastikan bahwa identitas bangsa terjaga dalam pendidikan generasi bangsa.[8] Pendidikan akidah akhlak pada era modern seperti sekarang ini sering kali dianggap kurang diperhatikan oleh kaum muda. Jika tidak ditekankan atau diperkuat kembali, dampaknya adalah meningkatnya perilaku bebas di kalangan remaja yang kurang mengenal nilai-nilai tata krama. Penurunan nilai-nilai keimanan merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap fenomena globalisasi saat ini. Kita harus menyadari bahwa pendidikan akidah akhlak memiliki peran yang sangat penting, terutama bagi kaum remaja. Karena banyaknya pengaruh budaya asing yang masuk ke negara kita, diperlukan upaya serius untuk mengatasi masalah yang hingga kini masih memerlukan penanganan khusus. Peran orang tua, pendidik, dan masyarakat sangat diperlukan untuk memberikan arahan, bimbingan, dan dukungan kepada remaja agar mereka mampu memilih jalan yang benar dan membangun masa depan yang lebih baik.[9]
Pendidikan akidah akhlak memberikan motivasi kepada para remaja untuk mempelajari dan menerapkan akhlakul karimah dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Dalam menjalankannya bisa mulai melalui pembiasaan untuk mengamalkan akhlak-akhlak terpuji dan menginternalisasi nilai-nilai luhur seperti saling tolong menolong, menjaga batasan dalam pergaulan lawan jenis, menutup aurat, tidak berkata kasar dan kotor, toleransi, serta membiasakan diri untuk tidak terpengaruh dengan arus budaya barat. Oleh karena itu, dengan diterapkannya pendidikan akidah akhlak akan sangat mendukung mencegah kerusakan moral remaja saat ini, begitu pula sebaliknya. Setidaknya ada dua alasan mengapa pendidikan akidah akhlak memiliki peran yang besar dalam pembentukan moral remaja. Akhlak sendiri memiliki peran yang besar dalam pendidikan moral. Pertama, agama merupakan fondasi yang kuat untuk memperteguh nilai-nilai moral, karena dalam islam sudah diajarkan bagaimana seharusnya seorang muslim dalam bersikap. Kehidupan berakidah akan membantu manusia saling menghargai antar sesamanya dan memenuhi fitrahnya sebagai makhluk sosial yang membutuhkan bantuan dari orang lain. Kedua, pendidikan akidah akhlak bukan hanya tentang hubungan antar manusia saja, tetapi juga tentang hubungan vertikal dengan Allah Sang Pencipta. Dengan demikian, pendidikan Aqidah akhlak akan sangat mendukung dalam pembentukan moral remaja masa kini yang cenderung menuju kerusakan.[10]
Kesimpulan
Dalam era globalisasi yang membawa kemudahan dalam berinteraksi sosial dan pergaulan, perhatian terhadap pergaulan remaja menjadi semakin penting. Oleh karena itu, peningkatan peran pendidikan akidah akhlak menjadi sangat utama. Hal ini tidak hanya menjadi tanggung jawab para ustadz, tetapi juga tanggung jawab semua pendidik, orang tua, dan masyarakat secara keseluruhan. Pendidikan akidah dan akhlak tidak hanya membimbing remaja menuju kebahagiaan dalam kehidupan dunia, tetapi juga kebahagiaan dalam kehidupan akhirat. Lebih dari sekadar pemahaman tentang moral, pendidikan akidah akhlak bertujuan untuk membekali mereka dengan kesadaran akan nilai-nilai keagamaan, mempersiapkan untuk mencapai tujuan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Pendidikan akidah akhlak menitikberatkan pada pemahaman tentang keyakinan dan perilaku yang berlandaskan ajaran Islam. Akidah, yang berarti “ikatan/keyakinan”, merupakan dasar yang kuat dalam membentuk akhlak yang mulia. Peran pendidikan dalam memperdalam pemahaman akan akidah sangat penting untuk memperkuat iman individu. Sedangkan akhlak, sebagai sifat-sifat yang terbentuk melalui pendidikan dari akidah, memiliki posisi penting dalam agama Islam. Keluarga, guru, dan lingkungan teman sebaya menjadi factor penting dalam pembentukan moral yang baik.
Daftar Pustaka
Hasnawati. “Urgensi Pendidikan Islam Pada Anak Usia Dini Dalam Membentuk Kepribadian Islami.” Jurnal Pendidikan 3, no. 1 (2019): 19–29.
Jannah, Miftahul. “Peran Pembelajaran Aqidah Akhlak Untuk Menanamkan Nilai Pendidikan Karakter Siswa.” Al-Madrasah: Jurnal Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah 4, no. 2 (2020): 237. https://doi.org/10.35931/am.v4i2.326.
Kusumawati, Silviana Putri. “Pendidikan Aqidah-Akhlak Di Era Digital.” EDUSOSHUM: Journal of Islamic Education and Social Humanities 1, no. 3 (2021): 130–38. https://doi.org/10.52366/edusoshum.v1i3.16.
Leuwol, Natasya Virginia, Christian J. Pheter, Meydelin Yekwan, and Erika Patricia Lukman. “Etika Pergaulan Muda Mudi Masa Kini( Suatu Tinjauan Studi Etika Di Universitas Victory Sorong).” Jurnal Ilmu Sosial, Humaniora Dan Seni (JISHS) 1, no. 4 (2023): 701–6.
Mahmudah, Siti, Yazida Ichsan, Siti Nur Azizah, Safira Anggraeni, and Rani Salwa Ussyifa. “Urgensi Pendidikan Akidah Akhlak Menurut Kh. Ahmad Dahlan.” Tamaddun 23, no. 2 (2022): 151. https://doi.org/10.30587/tamaddun.v23i2.5431.
Rulmuzu, Fahrul. “Kenakalan Remaja Dan Penanganannya.” JISIP (Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan) 5, no. 1 (2021): 364–73. https://doi.org/10.58258/jisip.v5i1.1727.
Suyudi, Muhamad, and Nasrul Wathon. “Peran Guru Akidah Akhlak Dalam Menanamkan Karakter Siswa.” QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Agama 12, no. 2 (2020): 195–205. https://doi.org/10.37680/qalamuna.v12i2.563.
Yuniarweti. “Pentingnya Pendidikan Aqidah Akhlak Dalam Pembentukan Karakter Anak.” SKULA: Jurnal Pendidikan Profesi Guru Madrasah 03 no 01 (2023): 252.
Yusuf, Muh, Muhammad Zuhdi Hibatullah, Alawiyah Nabila, Nur Hasyikin, and Muhammad Yasin. “Peran Fikih Dalam Mengatur Pergaulan Remaja Masa Kini” 2, no. 4 (2023): 583–89. https://doi.org/10.55123/sosmaniora.v2i4.3011.
[1] Yuniarweti, “Pentingnya Pendidikan Aqidah Akhlak Dalam Pembentukan Karakter Anak,” SKULA: Jurnal Pendidikan Profesi Guru Madrasah 03 no 01 (2023): 252.
[2] Silviana Putri Kusumawati, “Pendidikan Aqidah-Akhlak Di Era Digital,” EDUSOSHUM: Journal of Islamic Education and Social Humanities 1, no. 3 (2021): 130–38, https://doi.org/10.52366/edusoshum.v1i3.16.
[3] Hasnawati, “Urgensi Pendidikan Islam Pada Anak Usia Dini Dalam Membentuk Kepribadian Islami,” Jurnal Pendidikan 3, no. 1 (2019): 19–29.
[4] Muhamad Suyudi and Nasrul Wathon, “Peran Guru Akidah Akhlak Dalam Menanamkan Karakter Siswa,” QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Agama 12, no. 2 (2020): 195–205, https://doi.org/10.37680/qalamuna.v12i2.563.
[5] Siti Mahmudah et al., “Urgensi Pendidikan Akidah Akhlak Menurut Kh. Ahmad Dahlan,” Tamaddun 23, no. 2 (2022): 151, https://doi.org/10.30587/tamaddun.v23i2.5431.
[6] Muh Yusuf et al., “Peran Fikih Dalam Mengatur Pergaulan Remaja Masa Kini” 2, no. 4 (2023): 583–89, https://doi.org/10.55123/sosmaniora.v2i4.3011.
[7] Fahrul Rulmuzu, “Kenakalan Remaja Dan Penanganannya,” JISIP (Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan) 5, no. 1 (2021): 364–73, https://doi.org/10.58258/jisip.v5i1.1727.
[8] Mahmudah et al., “Urgensi Pendidikan Akidah Akhlak Menurut Kh. Ahmad Dahlan.”
[9] Natasya Virginia Leuwol et al., “Etika Pergaulan Muda Mudi Masa Kini( Suatu Tinjauan Studi Etika Di Universitas Victory Sorong),” Jurnal Ilmu Sosial, Humaniora Dan Seni (JISHS) 1, no. 4 (2023): 701–6.
[10] Miftahul Jannah, “Peran Pembelajaran Aqidah Akhlak Untuk Menanamkan Nilai Pendidikan Karakter Siswa,” Al-Madrasah: Jurnal Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah 4, no. 2 (2020): 237, https://doi.org/10.35931/am.v4i2.326.
0 Comments