Kisah Perjalanan Zubair bin Awwam Menuju Islam

Published by Buletin Al Anwar on

Nabilatul Himmah

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

[email protected]

Abstract: One of the important friends of the Prophet Muhammad SAW who contributed to the formation of the early history of Islam was Zubair bin Awwam. Zubair was famous among the Quraish tribe as a strong and brave figure before he converted to Islam. However, Zubair was one of the first people to embrace Islam after the Prophet Muhammad SAW taught him Islam. He accepted Islamic principles without delay. His choice to convert to Islam demonstrated his courage in the face of significant social and political obstacles. One of the most prominent examples of the significant transformation experienced by people interested in Islamic teachings in the early days of its development was Zubair bin Awwam’s conversion to Islam.

Keywords: Zubair bin Awwam, Islam, Transformation

Abstrak: Salah satu sahabat penting Nabi Muhammad SAW yang berjasa dalam pembentukan sejarah awal Islam adalah Zubair bin Awwam. Zubair terkenal di kalangan suku Quraisy sebagai sosok yang kuat dan berani sebelum ia masuk Islam. Namun Zubair termasuk orang pertama yang memeluk Islam setelah Nabi Muhammad SAW mengajarkan islam kepadanya. Dia menerima prinsip-prinsip Islam tanpa penundaan. Pilihannya untuk masuk Islam menunjukkan keberaniannya dalam menghadapi hambatan sosial dan politik yang signifikan. Salah satu contoh paling menonjol dari transformasi signifikan yang dialami oleh orang-orang yang tertarik pada ajaran Islam pada masa awal perkembangannya adalah masuknya Zubair bin Awwam ke Islam.

Kata Kunci: Zubair bin Awwam, Islam, Transformasi

Pendahuluan

Di antara peristiwa balik penting dalam sejarah Islam adalah kemunculan Zubair bin Awwam. Salah satu sahabat terdekat Nabi Muhammad SAW, Zubair terkenal dengan kegagahannya yang luar biasa dalam berperang serta berjasa besar dalam pengembangan dan penyebaran ajaran Islam. Zubair terkenal di kalangan suku Quraisy sebelum masuknya Islam. Dia memiliki reputasi yang kuat, gagah berani, dan dihormati.

Namun Zubair termasuk di antara sedikit orang yang segera dan tanpa ragu menerima dakwah Islam ketika Nabi Muhammad mulai berkhotbah kepada masyarakat Mekah tentang agama baru. Ia menunjukkan pengabdian yang kuat dan keyakinan yang teguh terhadap kebenaran ajaran Islam melalui keberaniannya menerima ide-ide baru yang pada saat itu dipandang sebagai tantangan terhadap otoritas dan tradisi.[1]

Apa yang membuat Zubair bin Awwam masuk Islam tanpa ragu? Masuknya Zubair ke dalam Islam menunjukkan kekuatan prinsip-prinsip agama dan kebenaran yang dipegang teguhnya, selain mewakili transformasi pribadi yang luar biasa dalam konteks kehidupan sosial dan politik yang rumit di Mekkah saat itu. Latar belakang dan peristiwa penting seputar masuknya Zubair bin Awwam ke dalam lingkungan Islam akan dibahas dalam pendahuluan ini, beserta signifikansinya bagi tahap awal evolusi agama Islam.

Pembahasan

Biografi Zubair bin Awwam

Banyak suku yang membentuk suku Quraisy. Keluarga Bani Hasyim adalah marga yang paling terkenal di antara mereka. Pada masa pra-Islam, suku ini mempunyai beberapa tujuan keagamaan dan praktis. Dalam silsilah keluarganya dan di mata klan dan suku yang menyebut Mekah sebagai rumahnya, dia adalah sosok yang terkenal dan terhormat. Kabila ini termasuk Nabi Muhammad SAW. Salah satu sahabat sekaligus sepupu Nabi yaitu Zubair bin Awwam juga termasuk dalam kabilah ini. Ibunya Safiyyah binti Abdul Muthalib merupakan bibi dari Nabi Muhammad SAW.

Al-Awwam, ayah Az-Zubair, menghabiskan paruh pertama hari bersama keluarganya dan kemudian meninggal karena peperangan, suku-suku sering menyerang dan diserbu oleh suku lain, dan peperangan biasanya terjadi. Zubair tiba-tiba menjadi s anak yatim, dan ibunya menjadi janda. Yang tersisa dari banyak rumah hanyalah istri-istri yang berduka dan anak-anak yatim piatu yang menderita setelah ayahnya dibunuh dalam perselisihan suku di Arab.

Ibu Az-Zubair merasakan betapa sulitnya hidup setelah kehilangan suaminya. Oleh karena itu, dia dengan tulus berharap mendidik putranya. Dia memberikan instruksi untuk mengajari anaknya itu bagaimana menjadi pria terhormat dan bagaimana menggunakan pedang dan tombak.

Ibunya mendidik dengan agak kasar padanya. Ibunya bahkan kadang-kadang memukulinya. Ibunya berkata bahwa ia mendidik keras anaknya  untuk menjadikannya pria sejati, sebagai jawaban atas pertanyaan mengapa dia melakukan itu. Hari demi hari, Safiyah menyaksikan perkembangan anaknya. Dia sangat gembira mengetahui bahwa anaknya telah mematahkan lengan pria dewasa itu dalam sebuah perkelahian. Memiliki putra yang kuat membuatnya sangat bangga.[2]

Zubair bin Awwam masuk Islam pada usia muda, kemungkinan pada usia lima belas tahun. Dia terkenal karena keberanian dan kekuatannya dan merupakan salah satu Muslim pertama yang masuk Islam di Mekah. Dia dianiaya oleh pamannya setelah pindah agama, yang menyiksanya dengan api. Meskipun demikian, Zubair tetap teguh pada keyakinannya dan menjadi terkenal karena keterlibatannya dalam beberapa konflik dan pengabdiannya kepada Nabi Muhammad.

Salah satu orang yang paling awal memeluk ajaran Nabi Muhammad SAW adalah Zubair. Zubair masih muda ketika Nabi mulai menyebarkan agama Islam, namun kejujuran dan keberaniannya membuat dia menganut agama baru ini tanpa ragu. Kesiapannya memeluk Islam di usia yang masih sangat muda menunjukkan betapa teguhnya ia percaya pada dirinya sendiri.[3]

Peran dalam Islam

Zubair bin Awwam memberikan kontribusi yang signifikan terhadap ajaran Nabi Muhammad SAW dengan berbagai upaya dan kontribusinya. Dia diakui atas keberanian dan pengabdiannya kepada Islam, karena dia adalah salah satu orang pertama yang masuk Islam di bawah bimbingan Abu Bakar. Zubair adalah tokoh penting dalam masyarakat Muslim awal, mengambil bagian dalam konflik seperti Pertempuran Badar dan Pertempuran Parit, di mana ia membantu mengalahkan suku Quraisy.

Ia juga dipilih menjadi panglima Perang Ridda oleh Khalifah Abu Bakar, membela Madinah, dan berpartisipasi dalam banyak penaklukan sepanjang masa pemerintahan Umar. Pengabdian Zubair yang tak tergoyahkan dan kecakapan militer menjadikannya sebagai tokoh penting di awal Islam, membantu menyebarkan dan mempertahankan keyakinan Islam di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad. Berikut adalah perang yang diikuti oleh Zubair bin Awwam :

  1. Perang Badar
  2. Perang Uhud
  3. Perang Khandaq
  4. Perang Ridda

Sepeninggal Nabi Muhammad SAW, umat Islam terus menyebar dan menaklukkan negeri-negeri baru. Zubair bin Awwam berpartisipasi dalam berbagai pertempuran militer yang bertujuan untuk merebut wilayah baru dan mempromosikan agama Islam. Partisipasinya dalam inisiatif ini berkontribusi pada ekspansi Islam ke tempat-tempat baru.[4]

Zubair selalu patuh terhadap perintah dan instruksi Nabi Muhammad SAW. Dia menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan penuh kepatuhan dan ketaatan kepada beliau. Zubair selalu rela berkorban uang dan mempertaruhkan nyawanya untuk melindungi Nabi Muhammad SAW. Ia tak gentar menempatkan dirinya di garda depan menjaga Rasulullah dan agama Islam.[5]

Wafatnya Zubair bin Awwam

Umat Islam menghadapi ketidakstabilan politik pasca wafatnya Nabi Muhammad SAW. Perselisihan meletus di antara teman-teman tersebut, yang menyebabkan perpecahan politik yang besar dalam komunitas Muslim. Salah satu perbedaan pendapat yang paling signifikan adalah antara kelompok pendukung Ali bin Abi Thalib dan kelompok pendukung Utsman bin Affan.

Dalam situasi ini, Zubair bin Awwam, terlibat dalam pertarungan politik yang mempengaruhi nasib komunitas Muslim. Zubair awalnya mendukung Ali bin Abi Thalib, yang menjadi khalifah keempat setelah kematian Utsman bin Affan. Namun, ketika ketegangan semakin mendalam, Zubair bergabung dengan pihak yang menentang Ali.

Sayangnya, Zubair bin Awwam terbunuh dalam kekacauan pertarungan tersebut. Ia tewas di tangan Amr bin Jarmouz, seorang pendukung dan pejuang Ali bin Abi Thalib. Kematian Zubair menandai akhir yang menyedihkan atas kehidupan seorang teman yang baik dan berdedikasi.

Kematian Zubair bin Awwam pada Pertempuran Jamal merupakan titik balik dalam sejarah Islam. Terlepas dari keterlibatannya dalam pertempuran politik yang mengerikan, rekam jejaknya sebagai sahabat yang setia dan tak kenal takut dihormati dalam sejarah Islam, dan umat Islam tidak akan pernah melupakan pengabdiannya kepada Nabi Muhammad SAW.

Sejumlah hadis yang masuk dalam literatur hadis shahih meyakinkan sepuluh sahabat bahwa mereka akan masuk surga, Nabi Muhammad SAW menyampaikan kabar gembira kepada mereka. salah satu hadits yang menyebutkan nama-nama sahabat yang dijamin masuk surga, di antaranya Zubair bin Awwas  adalah hadits yang diriwayatkan Imam At-Tirmidzi dalam kitab Sunan At-Tirmidzi. Yang artinya :

“Artinya: Rasulullah SAW bersabda, “Sepuluh orang (yang dijamin masuk) surga: Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Thalhah, Zubair, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas, Sa’id bin Zaid, dan Abu Ubaidah bin al-Jarrah.” [6]

Kesimpulan

Salah satu sahabat terdekat Nabi Muhammad SAW, Zubair bin Awwam, berperan penting dalam pertumbuhan dan penyebaran ajaran Islam. Beliau terkenal di kalangan suku Quraisy sebelum masuk Islam karena keberanian dan keberaniannya. Namun begitu Nabi Muhammad mulai melakukan evangelisasi, Zubair dengan penuh semangat dan tanpa ragu memeluk keyakinan baru tersebut, menunjukkan keberanian dan dedikasi yang luar biasa terhadap Islam.

Zubair berperan aktif dalam peristiwa sejarah awal Islam yang penting sebagai seorang Muslim. Ia berpartisipasi dalam operasi militer untuk melindungi dan memperluas wilayah Islam, termasuk Pertempuran Badar, Uhud, dan Khandaq. Komitmennya yang tanpa pamrih untuk membela umat Islam dan memajukan prinsip-prinsip Islam merupakan bukti kesetiaannya kepada Nabi Muhammad SAW dan iman Islam.

Sedihnya, kehidupan Zubair berakhir tragis ketika ia terlibat perselisihan politik pasca wafatnya Nabi Muhammad SAW. Dia terbukti menjadi rekan yang berani dan setia, namun Pertempuran Jamal merenggut nyawanya. Namun kedudukan dan penghargaannya yang tinggi dalam Islam ditegaskan oleh fakta bahwa dia adalah salah satu dari 10 sahabat yang dijanjikan Nabi Muhammad akan masuk surga.

Daftar Pustaka

Alwi, M. a. (2022). Debate on Work Ethos in Reflection of The Prophet’s. Pappaseng: International Journal of Islamic Literacy and Society, 33-46.

Ghazali, A. (2014). Zubair bin Awwam. PTS Litera Utama.

Ifriani, I. M. (2024). Biografi Nabi Muhammad SAW Masa di Makkah dan Madinah Hingga Wafat. ULIL ALBAB: Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 125-130.

Istiqomah, I. (2022). Some Aspect of Islamic Communication in First Mecca Period: A Historical Review. 751-759.

Syuhud, A. F. (2015). Meneladani Akhlak Rasul dan Para Sahabat. Pondok Pesantren Al-Khoirot.

Yansyah, L. (2019). Kisah Edukatif 10 Sahabat Nabi yang Dijamin Masuk Surga: Membangun Karakter Anak dengan Meneladani Kisah Sahabat Rasulullah Pilihan. Zikrul Hakim Bestari.

 

[1] Ghazali, Al. Zubair bin Awwam. PTS Litera Utama, 2014.

[2] Alwi, Muhammad, and Muhammad Fakri Amir. “Debate on Work Ethos in Reflection of The Prophet’s Hadith.” Pappaseng: International Journal of Islamic Literacy and Society 1.1 (2022): 33-46.

[3] Syuhud, A. Fatih. Meneladani Akhlak Rasul dan Para Sahabat. Pondok Pesantren Al-Khoirot, 2015.

[4] Istiqomah, Imroatul. “Some Aspect of Islamic Communication in First Mecca Period: A Historical Review.” (2022): 751-759.

[5] Ifriani, Ifriani, Misran Misran, and Bahaking Rama. “Biografi Nabi Muhammad SAW Masa di Makkah dan Madinah Hingga Wafat.” ULIL ALBAB: Jurnal Ilmiah Multidisiplin 3.3 (2024): 125-130.

[6] Yansyah, Luthfi. Kisah Edukatif 10 Sahabat Nabi yang Dijamin Masuk Surga: Membangun Karakter Anak dengan Meneladani Kisah Sahabat Rasulullah Pilihan. Zikrul Hakim Bestari, 2019.


0 Comments

Leave a Reply