WAKTU
Tiga hal yang tidak akan terulang: Waktu, Ucapan, dan Kesempatan
Satu hal yang paling berharga dimiliki setiap orang dan sayangnya sering terbengkalai adalah waktu. Andaikan setiap orang menyadari betapa berharganya waktu pasti tidak ada istilah waktu nganggur atau waktu kosong. Anda pun juga harus bisa mendefinisikan waktu itu sendiri. seperti halnya seorang pedagang mengartikan waktu adalah uang dan bagi seorang murid waktu adalah ilmu. Jadi seberapa bisa Anda mendefinisikan waktu, akan menentukan arti waktu itu sendiri. berhargakah waktu bagi Anda?
Sebagai bahan pertimbangan bagi Anda, alangkah baiknya jika Anda merenungkan makna waktu satu tahun. Jika Anda diberi kesempatan satu tahun, hal berharga atau penting apakah yang akan anda lakukan?
Makna satu bulan. Jika anda diberikan waktu satu bulan, maka hal berharga atau penting apakah yang akan anda lakukan?
Makna satu hari. Jika anda diberikan waktu satu hari, maka hal berharga atau penting apakah yang akan anda lakukan?
Makna satu jam. Jika anda diberikan waktu satu hari, maka hal berharga atau penting apakah yang akan anda lakukan?
Makna satu menit. Jika anda diberikan waktu satu menit, maka hal berharga atau penting apakah yang akan anda lakukan?
Makna satu detik. Jika anda diberikan waktu satu detik, maka hal berharga atau penting apakah yang akan anda lakukan?
Makna satu milidetik. Jika anda diberikan waktu satu milidetik, maka hal berharga atau penting apakah yang akan anda lakukan?
Menimpali pertanyaan-pertanyaan diatas, senyogiyanya sebagai seorang muslim, pasti bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Karena pada dasarnya seorang muslim sudah dibekali dua pusaka utama dalam menjalani hidup, dan pastinya dalam memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Dua pusaka tersebut adalah al-Qur’an dan al Hadits.
Allah berfirman: “Para malaikat dan jibril naik (menghadap) kepada Tuhan, dalam sehari setara dengan lima puluh ribu tahun.” (QS. Al Ma’arij 4)
“… Dan sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitungan.” (QS Al Hajj 47)
Hidup ini terlalu singkat untuk mengurus hal-hal sepele yang tidak ada manfaatnya. Namun kenyataanya, manusia lebih senang melakukan hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan dirinya, seperti mengurusi urusan orang lain, mengkritik kekurangan, mencari cela keburukan seseorang ditengah kelebihannya, dan bahkan terlalu banyak berangan-angan. Hal-hal inilah yang menjadikan manusia hidup dalam kerugian yang amat.
“Demi masa. Sungguh, masunia berada dalam kerugian. Kecuali, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.” (QS. Al Ashr 1-3)
Pada kandungan surat di atas, mendorong manusia untuk melakukan kebaikan dan saling menasihati supaya tidak mengalami kerugian. Di sini pula manusia juga harus mengetahui kapan dan bagaimana manusia bisa mengalami kerugian.
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda, “Dua nikmat kebanyakan manusia tertipu padanya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari)
Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam bersabda, “Ada dua macam kenikmatan yang sebagian manusia tertutup dari padanya (tidak mengetahui dan kurang memperhatikan), yaitu, keadaan sehat dan menganggur ketika ada waktu luang.” (HR. Bukhari)
Waspadalah terhadap waktu luang, karena ia lebih banyak membuka pintu maksiat daripada syukur (Umar bin Khatab)
Sudah sepatutnya bagi seorang muslim, kita harus berusaha memaksimalkan waktu yang dimiliki dengan sebaik mungkin dan menyegerakan pekerjaan (amal saleh) tanpa harus menunda-nunda. Waktu luang berarti kesempatan untuk melakukan sesuatu, namun sering kali berubah arti menjadi kesempatan untuk tidak melakukan apa-apa (Anonim)
Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda, “Bersegeralah kalian untuk mengerjakan amal-amal shaleh, karena akan terjadi bencana yang menyerupai sepotong malam yang gelap gulita, yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman tetapi pada waktu sore dalam keadaan kafir. Atau, pada waktu sore dia dalam keadaan beriman tetapi pada waktu paginya dia berada dalam keadaan kafir. Dia rela menukarkan agamanya dengan sedikit keuntungan dunia.” (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda, “Bersegeralah kalian melakukan amalan-amalan sebelum datangnya tuju perkara. ‘Apakah kalian mesti menantikan kemiskinan yang akan melupakan, kekayaan yang menyebabkan kesombongan, sakit yang dapat merusak, usia tua yang melemahkan, kematian yang menyudahi segala-galanya, atau menunggu datangnya Dajjal, padahal ia adalah seburuk-buruknya makhluk ghoib yang ditunggu, atau menunggu datangnya hari kiamat, padahal hari kiamat itu adalah sesuatu yang amat dahsyat dan menakutkan.” ((HR. At-Tirmidzi)
Abu Hurairah ra berkata, “Ada seorang lelaki datang kepada Nabi shalallahu alaihi wassalam lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling besar pahalanya?; beliau menjawab, “Kamu bersedekah pada saat kamu masih sehat, saat kamu kikir, saat kamu takut menjadi fakir, dan saat kamu berangan-angan menjadi kaya. Dan janganlah engkau menunda-nunda sedekah itu, hingga apabila nyawamu telah sampai di tenggorokan, kamu baru berkata, ‘Untuk si Fulan sekian dan untuk si Fulan sekian, dan harta itu sudah menjadi hak si fulan.” (HR. Bukhori Muslim)
Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam bersabda, “Jika engkau memasuki waktu sore, janganlah menunggu pagi. Jika engkau memasuki waktu pagi, janganlah menunggu sore. Ambillah kesempatan dari masa sehatmu untuk masa sakitmu dan dari masa hidupmu untuk masa matimu.” (HR. Bukhari)
Menimpali pertanyaan di awal, untuk mengetahui makna waktu satu tahun, sekiranya Anda tanyakan pada siswa yang tidak naik kelas, karena ia tahu bagaimana rasanya menetap satu tahun dikelas yang sama; untuk mengetahui makna satu bulan, sekiranya anda menanyakannya pada seorang ibu yang melahirkan anaknya secara prematur, karena ia tahu bagaimana rasanya (detik-detik) melahirkan dibulan-bulan yang sudah ditentukan, menunggu kehadiran sang buah hati; untuk mengetahui makna satu hari, maka sekiranya anda tanyakan pada seorang buruh harian, karena ia tahu bagaimana ia melewatkan hari-harinya untuk bekerja mendapatkan gaji harian (yang baginya sehari cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari); untuk mengetahui makna satu jam, maka tanyakan pada seorang kekasih yang menunggu pasanganya, karena ia bisa merasakan satu jam berpisah dengan pasangannya akan terasa sangat lama; untuk mengetahui makna satu menit, sekiranya anda tanyakan pada seseorang eksekutif yang tertinggal kereta, karena ia tahu bagaimana rasanya dikejar deadline proyek dan usahanya akan sia-sia hanya karena tertinggal kereta; untuk mengetahui arti satu detik, maka sekiranya anda tanyakan pada seseorang yang selamat dari kecelakaan, karena ia tahu apa yang akan terjadi bila ia telat ditolong; dan, untuk mengetahui arti waktu satu milidetik, sekiranya anda menanyakan pada seorang pelari lomba marathon, karena ia tahu satu milidetik akan menentukan seberapa jauh ia berlari. Cukuplah sebagai penutup sebuah nasihat penting dari Al Ghozali bahwasanya rata-rata umur manusia 60, jika rata-rata manusia tidur 8 jam dalam sehari, maka ia telah menghabiskan waktu 20 tahun untuk tidur.
0 Comments