IMPLEMENTASI SIFAT DAN AKHLAK RASUL DALAM PENDIDIKAN AKIDAH AKHLAK
Bela Firdausul Ma’rifah
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
ABSTRAK
Zaman sekarang ini terjadi kemrosotan akhlak pada generasi muda karena terpengaruh perkembangan zaman. Oleh karenanya perlu adanya penekanan dalam pendidikan aqidah akhlak yang mencontoh pada sifat dan akhlak nabi agar siswa memiliki akhlak yang baik. Sifat dan akhlak nabi tersebut adalah jujur, amanah, tabligh, fathonah, sabar, pemaaf, dermawan dan lain sebagainya. Proses tersebut dapat dilakukan dengan adanya pengimplementasian sifat dan akhlak rasul dalam pendidikan aqidah akhlak. Agar implementasi tersebut sesuai dengan yang diharapkan maka juga perlu adanya metode yang tepat.
Kata Kunci: Implementasi, sifat, akhlak
ABSTRACT
Nowadays, there is a decline in morals among the younger generation because they are influenced by developments over time. Therefore, there needs to be an emphasis in Aqidah moral education that imitates the character and morals of the prophet so that students have good morals. The characteristics and morals of the prophet were honest, trustworthy, tabligh, fathonah, patient, forgiving, generous and so on. This process can be carried out by implementing the characteristics and morals of the apostles in moral aqidah education. In order for the implementation to be as expected, an appropriate method is also needed.
Keyword: Implementation, nature, morals
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Rasulullah merupakan suri tauladan yang sempurna karena memiliki sifat dan akhlak yang baik. Sudah semestinya sifat dan akhlak beliau dapat dijadikan landasan dalam kehidupan terutama pada pendidikan akidah akhlak. Karena sifat dan akhlak Rasulullah selalu dijaga dan terjaga oleh Allah. Dengan mencontoh sifat dan akhlak rasul tersebut dapat menjadikan akhlak seseorang sesuai dengan ajaran Islam. Sifat wajib rasul ada empat yakni sidiq, tabligh, amanah dan fathonah. Namun ada juga sifat-sifat baik yang lain seperti sabar, rendah hati, suka menolong, ikhlas, pemaaf, dermawan. Pendidikan aqidah akhlak adalah pelajaran yang sangat penting untuk pembentukan pribadi peseta didik. Aqidah sendiri adalah keyakinan secara mendalam yang kemudian direalisasikan dengan perbuatan.
Zaman sekarang ini terjadi kemrosotan akhlak pada generasi muda karena terpengaruh perkembangan zaman. Oleh karenanaya perlu adanya penekanan dalam pendidikan Aqidah akhlak yang mencontoh pada sifat dan akhlak nabi agar siswa memiliki akhlak yang baik.
Proses tersebut dapat dilakukan dengan adanya pengimplementasian sifat dan akhlak rasul dalam pendidikan aqidah akhlak. Implentasi sendiri adalah sebuah proses penggunaan ide, konsep, kebijakan dalam sebuah perbuatan sehingga memberikan dampak seperti adanya pengetahuan, nilai dan keterampilan. Oleh karenanya artikel yang berjudul “Implementasi Sifat dan Akhlak Rasul dalam Pendidikan Aqidah Akhlak” dibuat agar pembaca dapat mengetahui bagaimana pengimplementasian sifat dan akhlak rasul dalam pendidikan akidah akhlak untuk menangani kemerosotan akhlak yang terjadi pada generasi muda.
PEMBAHASAN
Implementasi adalah proses melaksanakan, menerapkan, menyampaikan. Tindakan yang didasari oleh ajaran Islam dalam menghadapi masalah itu merupakan pengertian dari implementasi nilai Islami. Implementasi juga bisa diartikan sebagai suatu proses pengaplikasian konsep, ide, kebijakan dalam suatu perbuatan yang nantinya akan memberikan dampak, baik berupa perubahan, pengetahuan, keterampilan, dan sikap. [1] Sifat Rasul adalah sifat baik yang pasti dimiliki rasul. Sedangkan akhlak rasul adalah perbuatan yang dilakukan nabi. Dan pendidikan akidah akhlak adalah upaya sadar dalam menyiapkan peserta didik untuk mempercayai, memahami tentang Allah SWT dan melaksanakannya dalam bentuk perbuatan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Dengan beberapa pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa implementasi sifat dan akhlak rasul dalam pendidikan akidah akhlak adalah upaya penerapan sifat dan akhlak rasul dalam pendidikan aqidah akhlak. Rasul memiliki akhlak dan sifat yang baik yang dapat dijadikan landasan atau pondasi dalam pendidikan Aqidah akhlak. Hal tersebut sudah tidak dapat diragukan lagi karena telah disebutkan dalam Al-Quran yakni QS. Al-Ahzab:21 yang berbunyi:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharapkan (Rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”
Akhlak baik yang dimiliki rasul biasa disebut dengan Akhlak madzmumah yakni akhlak memiliki nilai positif seperti jujur, ikhlas, sabar, rendah hati, berprasangka baik (husnuzhon), optimis, suka menolong, kerja keras dan lain sebagainya. Sifat yang dimiki rasul adalah 1). Jujur (al-shidq) jujur adalah penyampaian sesuatu yang ia yakini kebenarannya. Lawan dari jujur adalah dusta. Jujur membawa kebaikan dalam pergaulan hidup ditengah masyarakat.[2] Sebenarnya siddiq memiliki banyak pengertian. Kata Siddiq berasal dari kata Saddaqa yang berarti benar, menepati janji, benar perkataan dan perbuatan.[3] Siddiq dikatakan sebagai puncak dari segala kebaikan dan penentu kualitas baik buruk suatu perbutan.
Implementasi siddiq dalam kehidupan yang pertama adalah dengan bersifat jujur dengan pikiran dengan artian jika pikiran mereka ingin selalu berbuat jujur maka kan menghindari kebohongan. Kedua adalah sifat jujur dengan ucapan artinya jujur dengan menjaga lisan tidak berkata bohong karena selamat atau tidaknya seseorang tergantung dengan ucapan mereka. Dengan sifat siddiq yang memiliki arti jujur ini peserta didik akan merasa tenang dan tidak dilanda kekhawatiran sehingga mereka merasa Allah Bersama mereka yang menjadikan rasa tenang tersebut. Dan segala sesuatu yang dilaksankan peserta didik akan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
2). Tabligh (menyampikan) Rasulullah selalu memberitahukan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT kepada umatnya tanpa mengurangi atau menambahnya.[4] Untuk memunculkan sifat tabligh dapat dilakukan dengan tabligh pada diri sendiri dengan melakukan muhasabah diri, melakukan terhadap keluarga, tabligh dalam organisasi dengan menyampikan kebaikan-kebaikan. Pengaruh dari sifat tabligh bagi peserta didik adalah dengan menyampaikan kebenaran pada orang lain maka akan menjadi orang yang beruntung, pernyataan sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al’Imran:104 yakni:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebijakan, menyuruh (berbuat) yang ma’ruf dan mencegah dari mungkar. Merekalah orang-orang yang beruntung”. (QS. Ali Imran: 104)[5]
Peserta didik akan terhindar dari siksa Allah dan akibat buruk dari orang yang tidak mengetahui kebenaran. Orang yang menyampaikan mendapatkan pahala karena menyampaikan kebenaran dan pahala dari orang yang mengikuti anjuran dari kebenaran tersebut.
3). Amanah (dapat dipercaya) amanah didalamnya terdapat unsur jujur karena dengan jujur akan menjadikan dapat dipercaya. Implementasi sifat amanah adalah dengan bersifat amanah dalam konteks ibadah yakni dengan menunaikan ibadah dengan Ikhlas, amanah terhadap social ekonomi yakni dengan menyampikan titipan pada orang yang berhak, amanah dalam kepemimpinan yakni menjalankan tugas dengan baik karena nabi juga menentang keras pada orang yang bekhianat dalam hadist beliau bersabda: “Barangsiapa ditanya tentang suatu ilju pengetahuan, lalu menyembunyikannya, niscaya ia akan dikekang pada hari kiamat dengan kekangan yang terbuat dari api neraka.” (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud).
Amanah adalah salah satu sifat yang sulit diterapkan oleh karenanya oarang yang amanah mendapatkan kemuliaan dari Allah. Dengan amanah pengaruh bagi peserta didik adalah akan akan terhindar dari kesedihan. Dengan amanah akan dibukakan pintu rezeki.[6]
4). Fathanah(cerdas) artinya gabuangan antara akal dan kecerdasan, kuatnya pikiran, kecepatan daya tangkap sehingga dapat mengetahui antara hal yang benar dan yang salah.[7] Cerdas adalah orang yang berilmu dengan berilmu akan mudah menentukan antara yang benar dan salah yang menjadikan terhindar dari celaan. Dengan kecerdasan ilmu, hidup akan lebih terang dan akan mengatahui tanda-tanda kekuasaan Allah SWT dan dapat mengimaninya sehingga akan terhindar dari azab api neraka inilah yang dikatakan dengan Aqidah. Implementasi sifat fathonah adalah bersifat fathonah sebagai hamba tuhan yakni dengan menggunakan atau memanfaatkan ikmu dengan baik, fathonah sebgai makhluk social yakni dapat mengatasi persoalan yang ada di sekitar.
Selain sifat wajib tersebut sifat rasul yang ada dalam ajaran Islam adalah: 1). Sabar, sabar menurut bahasa adalah menahan diri dari keluh kesah.[8] Sabar adalah menahan diri dari sifat kegundahan dan rasa emosi dan menahan lisan dari mengeluh serta menahan tubuh dari perbutan yang tidak sesuai dengan ajaran agama itu adalah pengertian dari sabar menurut istilah.[9] 2). Ikhlas merupakan suatu pekerjaan yang dilakuakn dengan kesucian niat, ketulusan dalam hati dan terbebas dari tujuan selain Allah (Lillahita’ala). 3) barbaik sangka (husnuzdon) sifat yang tidak mudah menilai seseorang dengan keburukan namun mengambil sisi baiknya atau prasangka baik. 4). Rendah hati atau tawadhu. Rendah hati yakni tidak memandang rendah orang lain. Rendah hati berarti tidak sombong.[10] 5). Dermawan. Dermawan berada ditengah-tengah antara boros dengan pelit. Raasululah sangatlah dermawan beliau tidak menjadikan harta sebgai tujuan hidup 6). Santun adalah halusnya budi pekerti baik tingkah laku dan bahasa yang digunakan. 7). Pemaaf adalah rela memberi maaf kepada orang lain tanpa mempunyai rasa atau tidak suka dan adanya keinginan untuk membalasnya.
Dalam proses pengimplementasian ini diperlukan metode agar penerapannya sesuai dengan yang didinginkan. Metode yang dapat digunakan adalah 1). Metode keteladanan, cara ini cara yang paling efektif dalam pendidikan karena jika peserta didik mengidolakan seseorang pasti akan meniru perbutan, akhlak, dan perkataannya. 2). Menggunkan metode pembiasaan, membiasakan anak didik untuk berfikir, bersikap, berbuat sesuai dengan ajaran Islam. 3). Metode nasihat, dengan memberi pengertian tentang hal yang benar atau hakikat dari suatu hal. 4). Metode pengawasan, dengan mengawasi dalam membentuk aqidah dan akhlak, kesiapan mental dan rasa social. 5). Menggunakan hukuman, jika metode yang lain tidak dapat digunakan atau tidak sudah tidak berjalan dengan baik maka yang digunakan adalah menggunkan hukuman.[11]
Implementasi dalam pendidikan aqidah akhlak 1). Penekanan pada teladan rasul 2). Diskusi tentang bagaiman cara sifat dan rasul dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Proses pengimplementasian adalah cara yang membutuhkan kesabaran dan ketekunan karena tidak langsung dapat terealisasi secara menyeluruh. Perlu adanya pemantauan dalam menerapkan akidah akhlak yang benar.
KESIMPULAN
Dari pembahasan yang panjang dapat diambil kesimpulan. Bahwa implementasi sifat dan akhlak rasul dalam pendidikan akidah akhlak adalah upaya penerapan sifat dan akhlak rasul dalam pendidikan akidah akhlak. Akhlak baik yang dimiliki rasul biasa disebut dengan akhlak madzmumah yakni akhlak memiliki nilai positif seperti jujur, Ikhlas, sabar, rendah hati, berprasangka baik, optimis, suka menolong, kerja keras dan lain sebagainya. Sifat wajib rasul yang dapat diimplementasikan yakni siddiq, tabligh, amanah dan fathanah. Terdapat pula sifat rasul yang lain yakni sabar, ikhlas, dermawan, pemaaf, rendah hati dan santun. Cara pengimplementasian dalam pendidikan akidah akhlak adalah dengan 1). Penekanan pada teladan rasul 2). Diskusi tentang bagaimana cara sifat dan rasul dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Agar proses implementasi tersebut berhasil maka harus menggunakan metode yakni metode keteladanan, pembiasaan, pengawasan, nasihat dan yang terakhir adalah dengan menggunakan hukuman.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Sahlan, Elangi Kesabaran, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2010) Hal. 2
Abdullah Idi. Pengembangan Kurikulum Teori dan Paraktik. (Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, 2011) hal 341.
Abdullah Nashih Ulwah, Pendidikan Anak dalam Islam, (Jakarta: Khatulistiwa Press, 2013) hal. 394
Departemen Agama RI. 2008. Al-Qur’an dan Terjemahan dan Transliterasi. Bandung: Fajar Utama Madani.
Eni Setyowati. Pendidikan Karakter FAST dan Implemtasinya di Sekolah. Yogyakarta: CV Budi Utama. 2019. Hal. 29.
Juliasi Trisno. 2021. Implementasi Nilai Akhlak Rasulullah. Hal. 11-12.
Laranta. 2013. Sifat-Sifat Nabi Pembuka Sukses Hidup Dunia Akherat. Yogyakarta: Diva Press. Hal. 29.
Ramayulis. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. Hal. 387.
Sukino. Konsep Sabar dalam Al-Quran dan Kontekstualisasinya dalam Tujuan Hidup Manusia Melalui Pendidikan. Jurnal Ruhama. Vol. 1 No. 1. 2018. Hal.68
Uswatun khasanah. Modul Tematik Materi Rendah Hati. 2020. Hal.3
Zein Musyrifin. Implementasi Sifat-Sifat Rasulullah dalam Konseling Behaviorial. Al Irsyad: Jurnal Bimbingan Konseling Islam. Vol. 11. No.2. Hal. 5-6.
[1] Abdullah Idi. Pengembangan Kurikulum Teori dan Paraktik. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2011 hal 341
[2] Ramayulis. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. Hal. 387.
[3] Laranta. 2013. Sifat-Sifat Nabi Pembuka Sukses Hidup Dunia Akherat. Yogyakarta: Diva Press. Hal. 29.
[4] Zein Musyrifin. Implementasi Sifat-Sifat Rasulullah dalam Konseling Behaviorial. Al Irsyad: Jurnal Bimbingan Konseling Islam. Vol. 11. No.2. Hal. 5-6.
[5] Departemen Agama RI. 2008. Al-Qur’an dan Terjemahan dan Transliterasi. Bandung: Fajar Utama Madani.
[6] Eni Setyowati. Pendidikan Karakter FAST dan Implemtasinya di Sekolah. Yogyakarta: CV Budi Utama. 2019. Hal. 29.
[7] Juliasi Trisno. 2021. Implementasi Nilai Akhlak Rasulullah. Hal. 11-12.
[8] Abu Sahlan. 2010. Elangi Kesabaran. Jakarta: Elex Media Komputindo. Hal. 2
[9] Sukino. Konsep Sabar dalam Al-Quran dan Kontekstualisasinya dalam Tujuan Hidup Manusia Melalui Pendidikan. Jurnal Ruhama. Vol. 1 No. 1. 2018. Hal.68
[10] Uswatun khasanah. Modul Tematik Materi Rendah Hati. 2020. Hal.3
[11] Abdullah Nashih Ulwah. 2013. Pendidikan Anak dalam Islam. Jakarta: Khatulistiwa Press. Hal
394
0 Comments