Menanamkan Akidah Yang Kuat Pada Generasi Z “Metode Pengajaran Untuk Meningkatkan Iman Ditengah Tantangan Zaman”

Published by Buletin Al Anwar on

Fauziah Nur Arifah

Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim Malang

[email protected]

Abstrak

Generasi Z merupakan generasi yang lahir dan berkembang di tengah kemajuan pesat teknologi digital dan media sosial, yang membawa pengaruh besar terhadap pola pikir, karakter, dan spiritualitas mereka. Di tengah tantangan era revolusi industri 4.0 dan society 5.0, kebutuhan untuk menanamkan akidah yang kuat menjadi semakin mendesak. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik Generasi Z, tantangan keimanan yang mereka hadapi, serta metode pengajaran akidah yang efektif dalam meningkatkan iman di tengah perubahan zaman. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif melalui studi literatur, penelitian ini mengkaji berbagai sumber akademik terkait strategi pembelajaran berbasis teknologi. Hasil kajian menunjukkan bahwa pembelajaran akidah untuk Generasi Z perlu mengintegrasikan media digital, metode interaktif, kontekstualisasi konten, serta penguatan karakter dan nilai-nilai Islam. Kurikulum yang fleksibel, relevan, dan berbasis kompetensi menjadi kunci dalam membimbing Generasi Z menjadi individu beriman, berakhlak mulia, dan mampu menghadapi tantangan global secara bijaksana.

Kata Kunci    : Generasi Z, Metode pengajaran, Tantangan zaman

PENDAHULUAN

            Generasi Z, atau Gen-Z, adalah generasi yang lahir dan tumbuh di tengah pergeseran besar menuju era 5.0. Mereka terbiasa dengan gaya hidup instan, arus informasi yang tanpa batas, dan kemajuan teknologi yang pesat. Internet, media sosial, dan perangkat digital telah membentuk cara mereka berpikir, bertindak, dan berinteraksi dengan dunia. Gen-Z dikenal sebagai generasi multitasking, kreatif, inovatif, dan analitis. Namun, di balik kecanggihan itu, mereka juga menghadapi tantangan serius dalam menjaga integritas moral dan spiritual. Pendidikan memiliki peran sentral dalam membentuk karakter dan kompetensi generasi muda. Dalam hal ini, pengembangan kurikulum yang tepat sangat penting untuk mencetak individu yang unggul secara intelektual sekaligus berakhlak mulia, terutama melalui Pendidikan Agama Islam (PAI). Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa pendidikan berbasis nilai-nilai agama memiliki peran strategis dalam menghadapi tantangan generasi masa depan. Sayangnya, metode pengajaran PAI yang masih bersifat konvensional sering kali tidak mampu menjangkau karakteristik belajar Gen-Z.

Ketidaksesuaian antara metode konservatif dan kebutuhan pembelajaran modern menyebabkan menurunnya minat terhadap pendidikan agama. Padahal, Pendidikan sangat penting dalam membentuk karakter dan menjaga kesehatan psikologis siswa. Praktik ibadah seperti shalat, dzikir, dan membaca Al-Qur’an terbukti mampu menenangkan jiwa dan menjaga keseimbangan mental. Untuk menjaga relevansi pembelajaran agama di tengah kemajuan zaman. Pendidikan agama tidak cukup hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga harus menjadi sarana pembentukan akhlak mulia yang menyelaraskan nilai-nilai Islam dengan realitas kehidupan modern. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman, perubahan dalam berbagai aspek kehidupan pun tak terhindarkan. Masyarakat global dituntut untuk menyesuaikan cara berpikir dan sistem kerjanya, baik dalam dunia akademik, pengembangan kurikulum, maupun dalam pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Munculnya era revolusi industri 4.0 menjadi salah satu tonggak besar perubahan tersebut. Meskipun teknologi telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, kenyataannya masyarakat belum sepenuhnya siap dan matang dalam memanfaatkannya secara optimal, termasuk dalam ranah pendidikan dan keagamaan.

PEMBAHASAN

  1. Karakteristik Generasi Z dan Tantangan Keimanan

Generasi Z yang lahir antara tahun 1995 hingga 2012 merupakan generasi pertama yang tumbuh di dunia yang didominasi oleh media sosial dan teknologi digital. Mereka terbiasa berkomunikasi, belajar, dan mencari informasi melalui ponsel, media sosial, dan platform daring lainnya. Berkat keterampilan digital yang dimilikinya, mereka bahkan dapat mencari informasi secara mandiri, termasuk informasi keagamaan. Dari segi pendidikan, strategi yang disukai Generasi Z biasanya lebih menyukai metode pembelajaran berbasis teknologi, interaktif, dan visual, seperti video, infografis, diskusi, dan simulasi. Mereka juga menyukai pembelajaran campuran yang menggabungkan pembelajaran daring dan tatap muka. Selain manfaat tersebut, Generasi Z juga harus menghadapi berbagai masalah, antara lain rentang perhatian yang pendek, tekanan masyarakat untuk selalu tampil sempurna, dan kemungkinan berkembangnya digital yang dapat menimbulkan masalah kesehatan mental, seperti kesepian, putus asa, dan kecemasan. Mereka juga cenderung lebih mandiri, menekankan hak atas kebebasan berbicara, dan kurang memperhatikan pertumbuhan spiritual serta cita-cita bersama. Mereka juga sangat peduli dengan isu-isu global, seperti lebih menerima perbedaan budaya dan agama sehingga lebih terbuka. Oleh karena itu, untuk menanamkan nilai-nilai keimanan dan spiritualitas yang kuat dalam menghadapi tantangan era digital ini, guru Pendidikan saat ini memiliki pemahaman yang mendalam tentang karakteristik Generasi Z dan dapat menciptakan strategi pengajaran yang inovatif, kontekstual, dan relevan.

Selain itu, mereka menikmati pembelajaran hybrid, yang memadukan pembelajaran daring dan tatap muka. Terlepas dari kelebihan tersebut, Generasi Z juga memiliki sejumlah tantangan, termasuk rentang perhatian yang pendek, tekanan sosial untuk selalu tampil sempurna, dan potensi perkembangan digital, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti kecemasan, keputusasaan, dan kesepian. Selain itu, mereka mengutamakan kebebasan untuk berekspresi, lebih mandiri, dan kurang peduli dengan pengembangan spiritual dan nilai-nilai bersama. Selain itu, mereka sangat peduli dengan isu-isu global, seperti lebih toleran terhadap keberagaman budaya dan agama. Oleh karena itu, guru pendidikan saat ini memiliki kesadaran yang mendalam tentang sifat-sifat Generasi Z dan dapat mengembangkan taktik pengajaran yang kreatif, kontekstual, dan relevan.

  1. Metode Pengajaran Akidah yang Efektif untuk Gen Z

Setiap generasi memiliki ciri khas yang berbeda, dan ciri-ciri tersebut tidak semuanya diterapkan dengan cara yang sama. Penerapan Kurikulum Pendidikan Agama Islam untuk Generasi Z memerlukan pendekatan yang inovatif dan relevan yang mempertimbangkan ciri-ciri generasi ini. Diketahui bahwa Generasi Z sangat paham teknologi, kritis, cepat berpikir, dan lebih menyukai suasana pembelajaran yang interaktif. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika pendekatan alternatif juga digunakan. Berikut ini adalah beberapa kemungkinan tindakan dan strategi:

  • Strategi berbasis teknologi
  • Penggunaan Media Digital: Menggunakan teknologi untuk menyampaikan konten Pendidikan Agama Islam, seperti video interaktif, platform pembelajaran elektronik, dan aplikasi pembelajaran agama.
  • Media sosial: Membuat materi pendidikan yang menarik tentang Islam untuk platform seperti Instagram
  • Strategi Pembelajaran Interaktif

Diskusi dan Debat: Meminta siswa untuk membahas isu-isu modern seperti toleransi, etika internet, dan lingkungan dalam kerangka Islam.

Pembelajaran Berbasis Proyek: Menguraikan kelompok proyek yang membahas tentang penerapan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari

  • Kontekstualisasi Konten

Dengan mengaitkan materi Pendidikan Agama Islam dengan topik dan fenomena yang

memengaruhi Generasi Z, seperti inklusi sosial, globalisasi, dan etika teknologi, relevansi

tercipta dalam kehidupan sehari-hari. Contoh dari kehidupan nyata termasuk menyoroti

kaum muda Muslim yang berjasa yang telah berhasil menerapkan nilai-nilai Islam di dunia

modern.

  • Memperkuat Moral dan Karakter
  • Komunitas belajar, program sekolah asrama jangka pendek, dan acara sosial semuanya membantu menanamkan moral yang kuat dan membantu orang menyerap cita-cita Islam.
  • Pemodelan: Instruktur bertindak sebagai panutan untuk penerapan nilai-nilai Islam.
  • Berkolaborasi dengan orang tua: Membantu keluarga dalam membantu anak-anak muda dalam memahami dan menegakkan nilai-nilai agama.
  • Kurikulum berbasis kompetensi

Menekankan pengembangan kompetensi dasar termasuk ibadah, moral, iman, dan muamalah, adalah desain kurikulum fleksibel kelima. Integrasi lintas mata pelajaran adalah penunjukan kurikulum Pendidikan Agama Islam dengan mata pelajaran lain, seperti sejarah, sains, atau seni.

Fleksibilitas Metode dan Media: keinginan siswa untuk belajar dengan cara yang sesuai dengan gaya belajar masing-masing, seperti aural, visual, atau kinestetik.

  • Evaluasi dan kuantifikasi

Evaluasi Berbasis Proses: Menilai keterlibatan siswa dengan kegiatan belajar dan bukan hanya hasil akhir mereka.

Refleksi Diri: Membantu siswa dalam berpikir tentang bagaimana mereka menafsirkan dan menerapkan prinsip-prinsip agama.

Umpan Balik yang Membangun: Menawarkan kritik yang bermanfaat untuk mendorong peningkatan yang berkelanjutan.

KESIMPULAN

Lingkungan tempat Generasi Z tumbuh besar sangat dipengaruhi oleh arus informasi global dan kemajuan teknologi. Kemampuan computer yang tinggi merupakan salah satu manfaat dari penyakit ini, tetapi agama, Kesehatan mental, dan perkembangan spiritual mereka juga mendapat tantangan serius. Akibatnya, praktik Pendidikan harus dimodifikasi untuk mengakomodasi kebutuhan dan sifat Gen Z. Integrasi teknologi, interaktivitas, kontekstualisasi, dan penekanan pada pengembangan karakter dan internalisasi nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari semuanya diperlukan untuk strategi Pendidikan iman yang efektif bagi Generasi Z. Menanamkan iman yang kuat pada Generasi Z memerlukan pendekatan berbasis media digital, pembelajaran aktif, penguatan nilai, keterlibatan keluarga, dan penilaian berbasis proses.

DAFTAR PUSTAKA

Arastamar, Stak, Grimenawa Jayapura, Kristen Dalam, and Menjawab Tantangan. “Imitatio Christo” 1 (2025). https://doi.org/10.63536/imitatiochri.

Pd, S K. “MUNGKINKAH MENANAMKAN KEIMANAN DI ERA DIGITAL ?,” n.d.

Rivai, M, Mita Dwi Amanda, Putri Maisyarah Batubara, and Email Penulis Korespondensi. “Kurikulum PAI Untuk Generasi Z : Menanamkan Akhlak Mulia Di Dunia Yang Serba Cepat” 02 (2025): 301–10.

M Rivai et al., “Kurikulum PAI Untuk Generasi Z : Menanamkan Akhlak Mulia Di Dunia Yang Serba Cepat” 02 (2025): 301–10.

S K Pd, “MUNGKINKAH MENANAMKAN KEIMANAN DI ERA DIGITAL ?,” n.d.

Stak Arastamar et al., “Imitatio Christo” 1 (2025), https://doi.org/10.63536/imitatiochri.


0 Comments

Leave a Reply