Menanmkan Fitrah Keimanan Pada Generasi Z Melalui Metode Quran Based Played

Published by Buletin Al Anwar on

Amelia Nur Rochim

[email protected]

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Keseimbangan dunia dan seisinya akan tercapai jika manusia-manusia yang hidup di Dunia telah baik dan mengikuti aturan yang ditentukan oleh Sang Pemilik Dunia dan seisinya

Dunia Pendidikan sering kita artikan sebagai sebuah lembaga yang bernama sekoah yang terdapat sebuah aktivitas di dalamnya yang diharapkan dapat membentuk kepribadian seseorang untuk menjadi lebih baik. Arti Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah sebuah upaya yang bertujuan untuk memajukan budi pekerti dan pikiran jasmani anak agar menyempurnakan dan menghidupkan keseimbangan hidup anak dengan alam dan masyarakat (Nurkholis,2013). Islam merupakan agama yang sempurna di mana segala aspek kehidupan telah di atur dialamnya. Islam telah mengatur Pendidikan dengan sedemikian rupa, karena Pendidikan merupakan hal penting yang menjadi jalan untuk membentuk kepribadian manusia. Pendidikan dalam islam tidak semata-mata tentang akademis maupun skill yang nantinya dapat membentuk seorang manusia yang tangguh, point terpenting dalam pendidikan Islam adalah terbentuknya Pendidikan iman dalam setiap diri manusia. Tujuan Pendidikan iman tidak hanya mengenai hal-hal spiritual saja, akan tetapi terdapat hal yang lebih dari itu yaitu, terbentuknya pribadi manusia yang lebih baik, sehingga terbentuknya ekosistem yang baik karena dengan ekosistem yang baik di mana manusia-manusia hidup dengan mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh Sang Pemilik Dunia Allah Swt, maka dunia akan tentram, aman dan damai sehingga tercapianya keseimbangan kehidupan dunia dan akhirat (Karlina,2024). Imam al-Ghazali memperjelas dengan adanya taraf kehidupan seorang manusia yang dilihat dari seberapa jauh ia bergantung kepada ilmu pengetahuan yang ia miliki, dalam hal ini setiap manusia wajib untuk memperdalam ilmu pengetahunannya mengenai hakikat Allah yang Maha Agung (Eko,2015). Pembelajaran tauhid atau keimanan merupakan pembelajaran mutlak yang harus dipelajari oleh setiap muslim, karena dengan adanya membelajaran mengenai tauhid ini setipa manusia akan paham dan yakin tentang adanya keesaan Allah Swt (Laila,dkk., 2019). Akan tetapi dalam pelaksanaannya Pendidikan iman memiliki beberapa tantangan yang tidak muncul dari kita sendiri akan tetapi dari lingkunga kita beradaptasi, bahkan Pendidikan iman ini sering di pandangan sebelah mata.

Masyarakat modern atau yang disebut dengan generasi Z merupakan sebuah generasi yang hidup dijaman serba digital, generasi ini lahir di era tahun 1995-2017. Generasi Z merupakan generasi yang tidak dapat dipisahkan dengan adanya teknologi dan sosial media. Dalam menjalankan ibadah setiap seorang muslim harus sesuai dengan syariat yang benar dan tidak boleh dikerjakan dengan sembarangan. Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat ini dapat meresahkan jika seorang individu khususnya generasi Z tidak seimbang dalam keilmuan beragama yang menjadi dasar dalam menjalankan kehidupan (Rafiqah, dkk., 2023). Dalam hal ini penyimpangan akan mudah terjadi jika tidak dibekali dengan pendidikan iman dan tauhid yang kuat. Maka dari itu Pendidikan iman dan tauhid harus kuat dalam diri seorang manusia.

Iman dan Al-Quran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan saling berhubungan. Iman menurut Ibn Taymiyyah merupakan sebuah keyakinan yang tumbuh dari hati, yang kemudian disampaikan oleh lidah dan dipraktekan dengan perilaku, iman disini tidak hanya sampai pada keyakinan akan tetapi masuk didalamnya sebuah tindakan dan perilaku (Idrus, 2010). Al-Quran merupakan sumber pedoman dan landasan hukum Islam (Abdul,2017). Al-Quran pada intinya berisi mengenai aturan-aturan yang mengatur segala aspek kehidupan manusia. Aturan-aturan hukum tersebut disebut dengan syariat dimana dalam proses penerapannya tidaklah mudah. Karena penerapan yang tidak mudah tersebut maka perlu adanya iman yang kuat. Karena tanpa iman yang kuat, iman yang melekat di dada maka manusia akan sangat sulit melakukan syariat tersebut, manusia hanya akan menunda-nunda bahkan mengesampingkan aturan-aturan yang tertulis dalam al-Quran. Jika dalam diri seorang manusia telah tumbuh iman yang kuat maka dengan mudah syariat-syariat tersebut dapat dilaksanakan dan diajarakan.

Penanaman nilai-nilai keimanan harus ditanamankan kepada pada manusia pada awal masa kehidupan seorang anak atau yang lebih sering kita dengar dengan masa golden age. Pada masa ini anak membutuhkan stimulasi fitrah keimanan yang menjadi pondasi dalam setiap melakukan tindakan. Maka pada saat anak melanjutkan ke fase berikutnya maka mereka akan tahu bahwa segala sesuatu yang mereka kerjakan karena ketaatannya kepada Allah, bukan karena ingin pintar ataupun pujian dari orang lain, segala skill yang mereka peroleh dalam kehidupan itu di lakukan karena Allah yang tujuan adalah beribadah agar menjadi amal shalih yang goalsnya kita dapat masuk surga. Dalam Qs. Adz-Dzariat ayat 56 dijelaskan bahwa Allah tidak menciptakan jin dan manusia agar mereka beribadah kepada Allah. Maka dapat kita artikan bahwa tujuan dari Pendidikan adalah tujuan penciptaan yaitu untuk beribadah kepada Allah Swt, semua yang kita lakukan karena Allah Swt. Karena jika seorang manusia telah terdidik dan beriman maka dia akan mengenal Rabbnya. Jika seorang manusia telah mengenal Rabbnya maka dengan muda manusia akan mengetahui tujuan dan fungsi manusia berada di Bumi.

Iman dan Al-Quran merupakan 2 hal yang tidak dapat dipisahkan karena keduanya memilki keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan. Sebelum mengajarkan al-Quran baik itu cara memebaca, menghafal ataupun memahami makanya, kita harus menamkan keimanan pada diri anak. Metode Qur’an Based Played merupakan sebuah metode yang digunakan dalam mendidik anak yang dilakukan secara bersamaan dengan Pendidikan Al-quran. Dalam metode ini kita tidak terfokus pada banyaknya bacaan dan hafalan melainkan pada bagaimana anak dapat melakukan Pendidikan tersebut dengan cinta, dengan sesuatu yang mereka sukai yaitu dengan bermain, bercerita, petualangan, dan lain-lain yang dalam kegiatanya bersumber dari Al-quran (Karlina,2024). Metode Quran Based Played merupakan metode yang dapat menumbuhkan fitrah keimanan pada diri Anak terutama pada anak generasi Z yang dimana dalam kehidupannya tidak terlepas dengan teknologi dan media sosial, metode Quran Based Played dirancang semenarik mungkin yang di dalam proses pembelajarannya anak tidak hanya mendengar akan tetapi bermain, bercerita dan berpetualang sehingga anak tidak merasa bosan. Karena Iman merupakan hal yang tidak dapat dilihat ataupun dihafal seperti halnya cara otak untuk bekerja, iman merupakan hal yang dapat dirasa seperti halnya cara hati bekerja, bagaimana hati dapat menumbuhkan rasa cinta seorang manusia kepada Sang Pencipta. Karena jika rasa cinta itu telah tumbuh kepada Allah maka menuruti segala perintahNya dan menjahui segala laranganNya merupakan hal yang tidak sulit.

Dalam menumbuhkan fitrah keimanan terdapat beberapa Langkah-langah, yaitu a). Taqarrub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah), dalam Qs Surah Al-Baqarah telah dijelakan bahwa Allah dekat dengan hambaNya jika hambaNya mendekat kepadaNya. Manusia dapat dikatakan taqarrub ilallah Ketika manusia dapat mencintai Allah, Rasul, dan agamanya serta senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, b). Menghilangkan pembatas dengan Allah, dalam Qs. Surah Qaaf ayat 16, Allah menjelaskan Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya, c). Hilangkan syarat normative, untuk menumbuhkan fitrah keimanan pada anak bentuk rasa nyaman terkebih dahulu agar anak merasa aman dan nyaman jangan terlalu banyak memberikan syarat kepada anak.

Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk kepribadian manusia yang sesuai dengan norma atau syariat yang berlaku. Islam memandang Pendidikan sebagai jalan dimana kepribadian manusia terbentuk dengan fokus utama terbentunya sebuah iman yang melekat pada diri manusia. Namun dalam proses tersebut terdapat banyak tantangan terutama di jaman yang serba modern seperti generasi Z yang hidup di era digital dimana sangat mudah sekali kesalahpahaman yang mengakibatkan sebuah penyimpangan. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu menanamkan fitrah keimanan pada anak sejak usia dini atau fase awal kehidupan manusia. Metode Quran Based Played merupakan sebuah cara yang dalam kita lakukan untuk menumbuhkan dan merawat fitrah keimanan pada diri anak karena visi misi Quran Based Played ini agar kita dapat tesambung dengan al-Quran dalam kehidupan keseharian kita. Karena jika proses mendekatkan anak dengan al-Quran dirasa sulit maka kita dapat dengan mudah mendekatkan al-Quran kepada anak dengan bermain yang didalam permainan tersebut juga menyediakan dan menjelasakan mengenai al-Quran, kita dapat membacanya terlebih dahulu kemudian mencari tahu makna dan hikmanya yang kemudian mengajarkan kepada anak. Karena dunia anak adalah dunia bermain maka kita mulai dengan mngajak bermain yang kemudian tersentuhnya hati anak dengan mengenalkan kalam Allah yang kita lakukan dengan menyenangkan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan anak sehingga dengan mudah anak menghafal dan menumbuhkan rasa cintanya kepada Allah dan Al-Quran. Metode ini menekankan anak harus tahu tujuan dari setiap tindakan yang dilakukannya akhirnya akan timbul perasaan cinta melakukan segalanya karena cintanya kepada Sang Pencipta. (Karlina, 2024).

 

Daftar Pustaka

Abdul, L. (2017). Al-Quran Sebagai Sumber Hukum Utama. Jurnal Hukum dan Keadilan. 4(1), 62.

Idrus, H. (20100. Konsep Iman Menurut Ibn Taimiyyah. (Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta).

Eko, S. (2015). Tinjauan Pendidikan Menurut Pandangan Al-Ghazali. Jurnal: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2(1), 74.

Karlina, L. (2024) Resume Kulwhap Tumbuhkan Fitrah Keimanan Anak Usia Dini dengan Quran Based Played. [Presentasi Power Point].

Laila., Daniel., Leni. (2019). Pembelajaran Tauhid Pada Anak Usia Dini (Studi Tentang Formulasi dan Strategi Pembelajaran). Intiqad: Jurnal Agama dan Pendidikan Islam, 11(2), 248.

Nurkholis. (2013). Pendidikan Dalam Upaya Memajukan Teknologi. Jurnal Kependidikan, 1(1), 26.

Rafiqah, dkk. (2023) Gen:Z Obtacles, Ease, and Strategis for Implementing the Values of the Quran at Islamic State University. Takwil: Jurnal of Quran and Hadith Studies, 2(2), 5-6).


0 Comments

Leave a Reply