Strategi Efektif Pembelajaran Dalam Pendidikan Aqidah Akhlak Untuk Generasi Z

Published by Buletin Al Anwar on

Ananda Maisaroh Hasin
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
[email protected]

ABSTRAK
Pada saat ini, pendidikan merupakan proses yang sangat penting akan pembentukan karakter, kebiasaan maupun dalam pembangungan kedalaman iman peserta didik. Dalam hal ini diperlukan dalam mengembangkan metode/ strategi yang efektif dalam pembelajaran yang akan dilakukan Ketika proses pembelajaran dari metode yang monoton menjadi yang inovatif serta kreatif. Pada penelitian ini, bertujuan untuk menganalisis  strategi efektif pembelajaran dalam pendidikan akhlak untuk generasi Z. pendidikan kontemporer, khususnya pada generasi Z. Generasi Z adalah kelompok yang tumbuh diera digital dan sangat terkoneksi dengan teknologi dan media sosial. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memahami strategi yang efektif dalam pendidikan akhlak  pada generasi Z. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan dengan metode studi pustaka (library research). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis proyek telah menjadi salah satu media yang efektif untuk menyebarkan pesan-pesan akidah dan akhlak ,mempromosikan nilai-nilai keagamaan, dan membangun komunitas keagamaan di kalangan generasi Z. pembelajaran berbasis proyek ini memberikan fleksibilitas untuk berbagi ceramah, kutipan Al-Quran, dan konten pendidikan lainnya dalam berbagai bentuk, seperti gambar, video, dan cerita.
Kata kunci: pendidikan aqidah akhlak, strategi, generasi-Z

PENDAHULUAN

Perkembangan pesat di berbagai bidang, termasuk sosial, ekonomi, dan pendidikan, menuntut inovasi dalam metode pembelajaran.  Pendidikan berperan krusial dalam membentuk karakter, kebiasaan, dan keimanan peserta didik, khususnya generasi Z yang sangat bergantung pada teknologi digital.  Ketergantungan ini menghadirkan tantangan dalam membangun keimanan generasi muda, karena teknologi memiliki dampak positif dan negatif.

Pendidikan agama, khususnya akidah, perlu beradaptasi dengan era digital.  Metode tradisional seperti ceramah dan buku agama perlu dipadukan dengan pemanfaatan media sosial untuk menjangkau generasi Z yang akrab dengan teknologi. Pembelajaran agama Islam membutuhkan strategi yang efektif dan efisien, yang mampu menciptakan kegiatan belajar aktif, kreatif, dan berdampak langsung pada perilaku peserta didik. Strategi ini harus mempertimbangkan dua orientasi kurikulum Islam: pelestarian nilai dan pengembangan peserta didik (dimensi kepribadian, produktivitas, kreativitas, dan orientasi masa depan).

Tantangannya terletak pada pemilihan strategi dan metode pembelajaran yang tepat dan relevan.  Metode yang menarik dan efektif sangat penting, terutama dalam pembelajaran akidah yang berkaitan langsung dengan nilai-nilai kehidupan.  Perkembangan teknologi juga mengurangi interaksi sosial langsung, sehingga peserta didik kurang memiliki kesempatan untuk meneladani perilaku baik.  Oleh karena itu, pendidikan agama Islam perlu fokus pada pembinaan akidah, agar siswa mampu membedakan nilai baik dan buruk, serta meneladani perilaku yang sesuai dengan keimanan kepada Allah.

Untuk mencapai perubahan perilaku, guru perlu memahami teknik penyampaian materi yang menarik dan menerapkan keteladanan serta praktik langsung, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Inovasi metode pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas, sangat penting dalam konteks pembelajaran akidah.  Proses pembelajaran tidak hanya menjadi tanggung jawab guru, tetapi juga membutuhkan kolaborasi dan pengawasan yang tepat untuk memastikan pesan keagamaan tersampaikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari siswa.

PEMBAHASAN

Pentingnya Inovasi Metode Pembelajaran Aqidah Akhlak
Generasi Z saat ini akrab dengan teknologi, yang berpotensi membatasi interaksi sosial.  Perubahan globalisasi ini memengaruhi pendidikan, menuntut guru berperan aktif dalam menyiapkan peserta didik menghadapi tantangan masa depan.  Inovasi pendidikan, mencakup perubahan signifikan pada tujuan, struktur, metode, dan kurikulum, sangat penting untuk mencapai hasil optimal.

Pembelajaran akidah merupakan pilar penting dalam pendidikan karakter, sejalan dengan tujuan peningkatan nilai-nilai Islam.  Pendekatan pendidikan karakter, yang menekankan pembentukan akidah yang kokoh sebagai dasar perilaku, perlu diimplementasikan melalui strategi pembelajaran yang tepat.  Akidah dan akhlak saling berkaitan; akidah yang kuat menjadi landasan perilaku baik.  Materi pembelajaran akidah harus berdasarkan Al-Quran dan Al-Hadits.

Guru memiliki peran sentral dalam membentuk generasi baru yang kreatif dan inovatif.  Guru tidak hanya pendidik, tetapi juga konsultan, pemimpin, pembimbing, agen perubahan, dan penuntun dalam menghadapi tantangan sosial, selaras dengan nilai-nilai Ilahi.  Metode pembelajaran yang monoton perlu ditingkatkan dengan inovasi untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal.  Inovasi dalam pembelajaran akidah penting agar peserta didik mampu mengimplementasikan nilai-nilai akidah dalam kehidupan sehari-hari.  Perbincangan tentang inovasi pendidikan akan terus relevan karena menyangkut masa depan bangsa dan memiliki orientasi yang progresif.
Strategi Inovatif Metode Pembelajaran Aqidah Akhlak Pada Generasi Z di Era Society  5.0

Dalam pembelajaran akidah akhlak  generasi Z di era Society 5.0, guru berperan penting menciptakan kelas yang menarik dan interaktif. Dalam proses pembelajaran, tidak hanya pendidik yang aktif di dalam kelas, tetapi peserta didik juga diharuskan berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan menciptakan kreasi dan berinovasi.
Dalam hadist nabi dijelaskan bahwa apabila kita ingin mengetahui sesuatu maka yang terpenting adalah aktivitas belajarnya.

َنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: يَسْرُوْا وَلَا تُعَسِّرُوا وَبَشِّرُوْا وَ لا تُنْفُرُوْا (رواه البخاري
Artinya: “Diriwayatkan dari Anas r.a., dari Nabi Saw, beliau bersabda (mengenai penyampaian ajaran Islam): Berikan kemudahan, jangan membuat kesulitan, sampaikan kabar gembira, jangan membuat orang – orang lari dari Islam.” (Hadis ini diriwayatkan oleh Al-bukhari, nomor hadis:69).

Hadist di atas mengacu tentang pentingnya kemudahan dalam pembelajaran, pada dunia pendidikan saat ini memiliki banyak  peningkatan pada segi strategi pembelajarannya. pendekatan inovatif diperlukan untuk  meningkatkan kualitas pembelajaran.  Kemajuan teknologi memungkinkan guru memanfaatkan berbagai metode pembelajaran yang kreatif inovatif dan sesuai dengan karakter siswa. Seperti halnya di era society terdapat banyak media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar.

Di Era Society 5.0 menuntut guru mempersiapkan siswa dengan keterampilan untuk menciptakan lapangan kerja baru, mengatasi masalah yang belum muncul, dan memanfaatkan teknologi. Strategi pembelajaran yang efektif perlu diterapkan untuk mencapai tujuan tersebut.  Metode blended learning yang menggabungkan pembelajaran tatap muka dan daring, misalnya, dapat meningkatkan ketertarikan siswa dan menginovasi pendidikan Islam.

Selain itu, pendekatan pemecahan masalah dengan pemanfaatan internet untuk mencari solusi,  penggunaan perangkat lunak seperti Word, Excel, dan PPT, serta web-based learning melalui e-learning dapat diterapkan.  Pemanfaatan media sosial untuk memonitor dan memberi arahan positif kepada siswa juga penting, sekaligus meminimalkan pengaruh negatif teknologi.  Penggunaan whatsapp untuk memberi tugas dan informasi, dan pengunggahan materi pembelajaran oleh siswa di media sosial, merupakan contoh pemanfaatan teknologi lainnya.

Metode Pengajaran Akidah yang Efektif: metode pengajaran yang sesuai dengan karakteristik Gen Z. 

  1. Pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning): Siswa terlibat aktif dalam proyek yang relevan dengan kehidupan mereka, misalnya membuat video pendek tentang nilai-nilai akidah,  desain poster dakwah,  atau membuat aplikasi edukasi agama. Dengan metode ini dapat membantu meningkatkan ketertarikan peserta didik dalam pembelajaran.
  2. Pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning): Siswa dihadapkan pada masalah atau kasus nyata yang berkaitan dengan akidah, kemudian mereka mencari solusi dengan bimbingan guru.
  3. Pembelajaran berbasis permainan (Game-Based Learning): Gunakan game edukatif atau simulasi untuk mengajarkan konsep akidah dengan cara yang menyenangkan dan interaktif.
  4. Dalam proses pembelajaran guru menggunakan metode pembelajaran (Blended Learning) dengan memadukan metode tradisional dan modern (80% tatap muka, 20% daring).
  5. Dalam pembelajaran, guru menggunakan metode (Web Based Learning). dan website memungkinkan siswa mengakses informasi dan mempresentasikan materi di kelas. Seperti pada e-learning, google classroom dan sejenisnya.
  6. Penggunaan media sosial dan teknologi: Manfaatkan media sosial dan platform digital untuk menyampaikan materi akidah, berdiskusi, dan berinteraksi dengan siswa. Seperti instagram, tiktok, dan youtub.  Namun, perlu pengawasan dan panduan yang ketat untuk menghindari konten negatif.
  7. Diskusi dan debat: Fasilitasi diskusi dan debat yang sehat untuk mengasah kemampuan berpikir kritis siswa dan memperdalam pemahaman mereka tentang akidah.
  8. Studi kasus dan teladan: Gunakan studi kasus dan kisah inspiratif tokoh-tokoh muslim untuk mengajarkan nilai-nilai akidah.

Dari berbagai metode modern dapat diterapkan dalam pembelajaran akidah, keberhasilannya tetap bergantung pada akses internet yang memadai, penguasaan teknologi informasi oleh pendidik, serta pemahaman terhadap sumber-sumber digital yang kredibel.

Peranan Pendidik dalam Pengembangan Metode Pembelajaran Akidah Dalam Pembangunan Iman Pada Generasi Z

Pada saat ini, pendidikan yang ada pada lingkungan keluarga mulai kurang diperhatikan. Minimnya perhatian pendidikan di lingkungan keluarga dan masyarakat ini membebani pendidik sebagai garda terdepan dalam membentuk karakter generasi muda.  Guru dituntut untuk menghasilkan generasi yang bermoral, berbudaya, dan berkarakter baik,  sebagaimana diamanatkan UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.  Peran guru  melampaui sekedar pengajaran; mereka menjadi direktur belajar yang bertanggung jawab atas pendidikan akademis dan  pembentukan karakter siswa.  Tanggung jawab ini semakin kompleks dan menuntut guru tidak hanya berfokus pada aspek akademik,  melainkan juga  pembentukan karakter, budaya, dan moral siswa.

Berikut ini adalah hal-hal yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan aspek moral:

  1. Guru berperan multidimensi dalam menanamkan nilai-nilai agama dan moral pada siswa. Sebagai pembimbing, mereka tidak hanya menyampaikan materi kurikulum, tetapi juga pengetahuan dan keterampilan hidup, seperti persiapan berkeluarga, pengembangan spiritual, dan perencanaan karier.  Mereka membimbing siswa untuk menggali potensi dan mencapai potensi mereka.
  2. Sebagai teladan, guru menunjukkan perilaku jujur, adil, dan bertanggung jawab. Mereka menjadi model dalam pencarian kebenaran dan etika, menginspirasi siswa untuk bertindak benar.  Kemampuan membangun hubungan positif dan komunikasi yang baik sangat penting dalam peran ini.
  3. Sebagai penasihat, guru memberikan dukungan dan bimbingan kepada siswa dalam pengambilan keputusan, dengan pemahaman mendalam tentang psikologi dan kesehatan mental.  Mereka membantu siswa dalam menghadapi tantangan hidup, meskipun tidak dapat secara langsung mengubah perilaku siswa.
  4. Sebagai motivator, guru mendorong siswa untuk mengembangkan minat dan bakat mereka, sejalan dengan tujuan pendidikan nasional. Motivasi dan dukungan  diberikan  untuk mendorong  perilaku positif.

Untuk menanamkan nilai-nilai agama, pendidikan berbasis IMTAK (Iman dan Taqwa) sangat diperlukan.  Hal ini membutuhkan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk kepala sekolah, komite sekolah, legislatif, serta dukungan anggaran yang memadai.  Pendekatan ini bertujuan untuk menangkal pengaruh budaya luar yang negatif dan memperkuat karakter moral generasi muda.

KESIMPULAN

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran yang efektif diperlukan inovasi dalam pembelajaran seperti metode dan media pembelajaran yang digunnakan pada proses pelajar mengajar. Dalam peningkatan iman pada generasi z, guru sangat dibutuhkan sebagai penasehat, motivator serta pembimbing anak kepada hal-hal yang baik untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Dalam pembelajaran akidah guru diharuskan dalam memahami materi akidah sebelum diterapkan kepada peserta didik.

Dengan adanya teknologi internet yang semakin berkembang pada anak generasi z, guru dapat memanfaatkan media pembelajaran yang berbasis teknologi seperti google classroom, tiktok, website, dan whatsapp ketika pembelajaran akidah. Dengan aplikasi tersebut, dapat menciptakan proses pembelajaran akidah yang menarik, dan  tidak monoton. Pada metode pembelajaran juga dapat memanfaatkan teknologi dalam menyampaikannya. Kegiatan tersebut juga bertujuan agar peserta didik dapat mengetahui segi positif dari teknologi yang canggih ini dan terhidar dari segi negatif teknologi internet. Oleh karena itu, untuk meningkatkan sistem pendidikan islam saat ini, sangat diperlukan inovasi pada pembelajaran sesuai dengan perubahan zaman khususnya pada generasi z.

REFRENSI

Abidin, Zaenal, Ida Zahara Adibah, dan Imam Anas Hadi. “Pengaruh Media Sosial Instagram Dalam Pendidikan Kontemporer Pada Generasi Z.” Pengaruh Media Sosial Instagram … ( Zaenal, dkk 1, no. 1 (2023): 62–68.

Chrismastianto, Imanuel Adhitya Wulanata, I Wayan Lasmawan, I Putu Suharta, dan I Gede Ratnaya. “Upaya Mengembangkan Profil Kompetensi Peserta Didik Di Era Society 5.0 Dalam Perspektif Ilmu Pengetahuan Sosial [Efforts To Develop Student Competency Profiles in the Society 5.0 Era for Social Studies Education].” Polyglot: Jurnal Ilmiah 19, no. 2 (2023): 47. https://doi.org/10.19166/pji.v19i2.6311.

Dewan, Kharisma Fitria, dan Rahma Eti Nurhasanah. “Inovasi Dan Strategi Pembelajaran Era Socienty Di Sekolah Dasar.” Seminar Nasional Ilmu Pendidikan dan Multi Disiplin 5, no. 01 (2022): 2–4.

Hasanati, TN. “Strategi guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran akidah akhlak era disrupsi.” Uin Malang.Uc.Id, 2020.

Kamal, Faisal. “Strategi Inovatif Pembelajaran Akidah Akhlak Di Man Wonosobo Jawa Tengah.” Jurnal Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNSIQ 4, no. 1 (2017): 45–55.

Krisdiyansah, Yuyu, dan Arif Rahman Hakim. “Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Media Pembelajaran Bagi Generasi – Z.” Tanzhimuna 2, no. 2 (2023): 190–203. https://doi.org/10.54213/tanzhimuna.v2i02.180.

Parwati, Ida, Naf’an Tarihoran, Machdum Bachtiar, Wasehudin, dan Rifyal Ahmad Lugowi. “Penanaman nilai-nilai pendidikan tauhid pada generasi z melalui aplikasi tiktok di pp ammu banten.” Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP) 6, no. 3 (2023): 491–98. http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jrpp/article/view/18863%0Ahttp://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jrpp/article/download/18863/13767.

Putra, Robby Aditya, Exsan Adde, dan Maulid Fitri. “Pemanfaatan Aplikasi Tiktok Sebagai Media Dakwah terhadap Generasi Z.” Ath Thariq Jurnal Dakwah dan Komunikasi 07, no. 01 (2023): 58–71. https://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/ath_thariq/article/view/6410.

Ruslan Afendi, Achmad, Nurul Fauziyah, Muhammad Rohan Saputra, dan Universitas Islam Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda. “Pemanfaatan Aplikasi Tiktok dalam Mata Pelajaran PAI sebagai Media Pembelajaran Inovatif Era Digital.” Borneo Journal of Islamic Education 3, no. 1 (2023): 2023.

Suwartiningsih. “Strategi Guru PAI dalam Meningkatkan Iman dan Takwa Siswa.” Jurnal Paradigma 14, no. 1 (2022): 113–43. https://www.staimmgt.ac.id/wp-content/uploads/2022/11/6.-STRATEGI-GURU-PAI-DALAM-MENINGKATKAN-IMAN-DAN-TAKWA-SISWA.pdf.

Zaenal Abidin, Ida Zahara Adibah, dan Imam Anas Hadi, “Pengaruh Media Sosial Instagram Dalam Pendidikan Kontemporer Pada Generasi Z,” Pengaruh Media Sosial Instagram … ( Zaenal, dkk 1, no. 1 (2023): 62–68.

TN Hasanati, “Strategi guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran akidah akhlak era disrupsi,” Uin Malang.Uc.Id, 2020.

Faisal Kamal, “Strategi Inovatif Pembelajaran Akidah Akhlak Di Man Wonosobo Jawa Tengah,” Jurnal Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNSIQ 4, no. 1 (2017): 45–55.

Robby Aditya Putra, Exsan Adde, dan Maulid Fitri, “Pemanfaatan Aplikasi Tiktok Sebagai Media Dakwah terhadap Generasi Z,” Ath Thariq Jurnal Dakwah dan Komunikasi 07, no. 01 (2023): 58–71, https://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/ath_thariq/article/view/6410.

Imanuel Adhitya Wulanata Chrismastianto et al., “Upaya Mengembangkan Profil Kompetensi Peserta Didik Di Era Society 5.0 Dalam Perspektif Ilmu Pengetahuan Sosial [Efforts To Develop Student Competency Profiles in the Society 5.0 Era for Social Studies Education],” Polyglot: Jurnal Ilmiah 19, no. 2 (2023): 47, https://doi.org/10.19166/pji.v19i2.6311.

Achmad Ruslan Afendi et al., “Pemanfaatan Aplikasi Tiktok dalam Mata Pelajaran PAI sebagai Media Pembelajaran Inovatif Era Digital,” Borneo Journal of Islamic Education 3, no. 1 (2023): 2023.

Ida Parwati et al., “Penanaman nilai-nilai pendidikan tauhid pada generasi z melalui aplikasi tiktok di pp ammu banten,” Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP) 6, no. 3 (2023): 491–98, http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jrpp/article/view/18863%0Ahttp://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jrpp/article/download/18863/13767.

Kharisma Fitria Dewan dan Rahma Eti Nurhasanah, “Inovasi Dan Strategi Pembelajaran Era Socienty Di Sekolah Dasar,” Seminar Nasional Ilmu Pendidikan dan Multi Disiplin 5, no. 01 (2022): 2–4.

Yuyu Krisdiyansah dan Arif Rahman Hakim, “Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Media Pembelajaran Bagi Generasi – Z,” Tanzhimuna 2, no. 2 (2023): 190–203, https://doi.org/10.54213/tanzhimuna.v2i02.180.

Suwartiningsih, “Strategi Guru PAI dalam Meningkatkan Iman dan Takwa Siswa,” Jurnal Paradigma 14, no. 1 (2022): 113–43, https://www.staimmgt.ac.id/wp-content/uploads/2022/11/6.-STRATEGI-GURU-PAI-DALAM-MENINGKATKAN-IMAN-DAN-TAKWA-SISWA.pdf.


0 Comments

Leave a Reply