Maulfi Fahrul Fahani, Muhammad Tulus

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

1[email protected]

1.    Latar Belakang

Madrasah Diniyah  merupakan lembaga pendidikan Islam nonformal yang memiliki akar sejarah mendalam dalam struktur sosial dan keagamaan masyarakat Indonesia. Secara tradisional, MADIN berfungsi sebagai garda terdepan dalam penanaman nilai-nilai keislaman, pengembangan karakter, dan pembekalan spiritual yang esensial bagi peserta didik. MADIN bertujuan membentuk individu yang tidak hanya berilmu, tetapi juga berkarakter, beriman, dan mampu memberikan kontribusi nyata bagi kehidupan dunia dan akhirat (Kurvaliany dkk., 2020).

Sastra kontemporer secara konsisten menegaskan relevansi peran ini. Sebuah penelitian pada tahun 2021, misalnya, menunjukkan peran substansial MADIN dalam upaya pengembangan karakter anak.Fungsi MADIN sebagai sarana pembekalan dan pengajaran yang kompeten dalam bidang keislaman menjadikan lembaga ini berperan serta dalam kancah pendidikan nasional, khususnya sebagai penggerak di bidang pendidikan yang berstandar menyeluruh.Dengan demikian, MADIN tidak dapat dipandang sebagai entitas yang terpisah, melainkan sebagai komponen krusial dalam pembentukan Sumber Daya Manusia yang memiliki keseimbangan antara kapabilitas profesional dan integritas spiritual (Suryani dkk., 2024).

Meskipun MADIN merupakan lembaga berbasis tradisi, eksistensinya kini dibayangkan pada disrupsi teknologi dan perubahan sosial yang dibawa oleh Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0.Society 5.0 menuntut integrasi yang harmonis antara teknologi canggih dan dimensi kehidupan sosial, sehingga memerlukan penyesuaian mendasar di dunia pendidikan. MADIN dituntut untuk menyelaraskan kurikulumnya, menyeimbangkan antara pendidikan keislaman tradisional dengan literasi digital dan penguasaan keterampilan abad ke-21 (Humairoh & Saefudin, 2025). Dalam konteks ini, eksistensi MADIN bukan hanya tentang upaya bertahan, melainkan bagaimana lembaga ini mampu beradaptasi dan berinteraksi dengan generasi digital menggunakan “bahasa zaman” yang relevan. Digitalisasi harus dilihat sebagai alat atau jembatan untuk mencapai tujuan pendidikan Islam, bukan sebagai ancaman. Kebutuhan adaptasi ini sangat mendesak agar MADIN dapat mencetak generasi yang tidak hanya religius dan berkarakter, tetapi juga kompetitif secara global (Humairoh & Saefudin, t.t.).

Apabila kapasitas SDM dalam implementasi pedagogik dan digital rendah, upaya kondisi kurikulum yang progresif seperti integrasi nilai keislaman dengan keterampilan berpikir kritis dan literasi digital yang telah diuji di beberapa MADIN akan terhambat. Hal ini dikarenakan metode pendidikan karakter di MADIN sangat bergantung pada keteladanan ( uswah hasanah ). Jika pendidik tidak memiliki kompetensi digital yang mumpuni, mereka tidak akan mampu memberikan teladan yang relevan dalam konteks Society 5.0, sehingga menghambat pencapaian tujuan pendidikan yang berorientasi masa depan dan berisiko membuat MADIN dipandang tidak relevan oleh generasi muda (Amri dkk., 2021).

Keberhasilan tujuan pendidikan dan peningkatan mutu institusi secara langsung terjamin dengan kualitas Sumber Daya Manusia yang mengelolanya. Khususnya di lembaga pendidikan Islam, mutu lulusan akan meningkat jika SDM guru memiliki kualifikasi dan kompetensi yang memadai (Hidayatulloh & Rindaningsih, 2024). Oleh karena itu, tugas inti Kepala Madrasah adalah mengelola dan mengembangkan SDM guru agar berkualitas dan kompeten, yang menuntut adanya strategi yang terencana dan tepat. Strategi manajemen SDM mencakup berbagai fungsi penting, mulai dari sistem rekrutmen, seleksi, pengembangan kompetensi, hingga pelatihan, yang semuanya merupakan prasyarat untuk mencapai keunggulan kompetitif di lembaga pendidikan non-formal. Penelitian kontemporer menguraikan beberapa strategi utama, seperti pelatihan dan pengembangan, pendampingan program, evaluasi kinerja yang sistematis, dan peningkatan kesejahteraan (Anwar, t.t.). Selain itu, studi tahun 2025 menekankan pentingnya desain SDM manajemen berbasis MDTA sebagai upaya peningkatan sistem kelembagaan.

2.    Pembahasan

Madrasah Diniyah memiliki peran mendasar dalam pendidikan Islam nonformal di Indonesia, terutama dalam pembentukan karakter, spiritualitas, dan keilmuan agama pada peserta didik. Fungsi MADIN tidak hanya terbatas pada aspek keislaman secara tradisional, tetapi juga harus bertransformasi untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman, termasuk integrasi teknologi digital sebagai respon terhadap tuntutan Society 5.0. Hal ini menuntut pengelolaan sumber daya manusia (SDM) yang adaptif agar mampu melaksanakan pembelajaran yang inovatif dan relevan dengan kebutuhan abad ke-21.

Strategi pengelolaan SDM di MADIN terdiri dari beberapa fungsi utama, yaitu rekrutmen, pengembangan kompetensi melalui pelatihan berkelanjutan, dan evaluasi kinerja yang sistematis. Strategi penerapan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru dan pengelola secara holistik, termasuk mengasah kemampuan literasi digital sebagai bekal utama menghadapi era digital. Penelitian di beberapa madrasah menunjukkan bahwa keberhasilan manajemen SDM secara langsung melemah dengan peningkatan mutu pembelajaran dan keluaran pendidikan yang dihasilkan oleh MADIN (Aliyah, 2019). Meski demikian, penelitian juga mengidentifikasi tantangan yang signifikan, terutama rendahnya kapasitas guru digital dan pengelola. Hal ini menjadi penghambat utama dalam mengintegrasikan teknologi secara efektif dalam proses pembelajaran dan pengembangan karakter yang sesuai dengan kebutuhan generasi muda saat ini. Keterbatasan fasilitas dan kurangnya pelatihan intensif menjadi faktor penghambat yang perlu diatasi oleh kepala madrasah dan pengelola (Fahmi & Sutrisno, 2023).

Peran Madrasah Diniyah sebagai institusi pendidikan Islam harus mampu menggabungkan antara nilai-nilai tradisional dan tuntutan perkembangan teknologi. Melalui manajemen SDM yang efektif, MADIN dapat melaksanakan fungsi pengajaran keislaman yang tidak hanya berbasis teks dan keteladanan (uswah hasanah), tetapi juga menggunakan berbagai media digital dan metode pembelajaran modern yang relevan dengan kemajuan Society 5.0. Kepala madrasah berperan penting dalam melakukan perencanaan, pengorganisasian, dan penggerakan SDM agar sinergi antara nilai agama dan teknologi tercapai (Pangestu & Rifa’i, 2025).

Pengembangan kompetensi guru dan tenaga pendidik dalam bidang digital menjadi kebutuhan yang mendesak. Pelatihan yang berkelanjutan serta pendampingan teknis harus menjadi bagian dari strategi utama agar pendidik mampu menjadi teladan yang relevan dan mampu mendorong siswa untuk mengembangkan karakter religius sekaligus literasi digital. Kegiatan seperti workshop, seminar, dan pelatihan berbasis teknologi terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas SDM madrasah, sehingga memperkuat sistem pembelajaran yang adaptif dan inovatif (Mulyono, 2025).

Evaluasi memastikan kinerja yang dilakukan secara rutin dan sistematis membantu bahwa perkembangan SDM sesuai dengan standar mutu pendidikan yang diharapkan. Selain itu, peningkatan kesejahteraan guru juga menjadi faktor penting sebagai motivasi dalam meningkatkan kinerja dan loyalitas terhadap institusi. Para guru yang didukung dengan perhatian manajemen yang baik akan lebih bersemangat untuk mengadopsi teknologi dan metode pembelajaran aktual, sehingga MADIN dapat mencetak lulusan yang tidak hanya cakap secara keagamaan, tetapi juga siap bersaing dalam masyarakat global yang semakin digital (Santika dkk., 2025).

Mengingat posisi MADIN yang sangat strategis dalam pembangunan karakter generasi muda Muslim, keberhasilan pengelolaan SDM dalam madrasah tersebut sangat menentukan masa depan lembaga pendidikan ini. Kepala madrasah sebagai manajer utama harus mampu menerapkan teknik manajemen sumber daya manusia yang efektif dan efisien, antara lain melalui perencanaan yang matang, pelaksanaan strategi, serta evaluasi dan pengembangan kompetensi berkelanjutan. Pengembangan SDM bukan hanya respon remedial, melainkan proses berkelanjutan bagi semua energi pendidik untuk mendukung kemajuan MADIN dalam menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 (Gandariyah Afkari dkk., 2022). Secara keseluruhan, temuan ini menegaskan pentingnya peran manajemen SDM dalam memperkuat kapasitas Madrasah Diniyah dalam menghadapi tantangan zaman. MADIN yang mampu menyeimbangkan nilai-nilai keislaman dengan penguasaan teknologi akan lebih relevan dan kompetitif, sekaligus dapat memberikan kontribusi positif dalam pembangunan sumber daya manusia yang religius, berkarakter, dan berkemampuan teknologi (Gandariyah Afkari dkk., 2022).

3.    Kesimpulan

Madrasah Diniyah (MADIN) merupakan lembaga pendidikan Islam nonformal yang memiliki peran strategis dalam pembentukan karakter, spiritualitas, dan keilmuan peserta didik, serta memberikan kontribusi signifikan dalam pembangunan sumber daya manusia yang berintegritas spiritual dan kapabilitas profesional di Indonesia. Dalam konteks Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0, MADIN dituntut untuk bertransformasi dengan menyelaraskan konsistensi pendidikan keislaman tradisional dan literasi digital serta keterampilan abad ke-21 agar tetap relevan dan kompetitif secara global.

Strategi pengelolaan SDM di MADIN sangat penting dan meliputi fungsi rekrutmen, pengembangan kompetensi, pelatihan berkelanjutan, serta evaluasi kinerja sistematis yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas guru dan pengelola. Peningkatan kompetensi digital menjadi aspek utama dalam menghadapi tantangan era digital, namun terdapat kendala seperti rendahnya kemampuan digital dan keterbatasan fasilitas yang menghambat optimalisasi fungsi pendidikan di MADIN. Oleh karena itu, kepala madrasah memiliki peran sentral dalam mengelola dan mengembangkan SDM dengan pendekatan manajemen yang terencana dan tepat agar dapat menjawab kebutuhan zaman.

Keberhasilan MADIN dalam mencetak lulusan yang tidak hanya religius dan berkarakter, tetapi juga adaptif dan kompetitif secara global sangat bergantung pada kualitas dan pengembangan berkelanjutan SDM guru dan pengelola. Penerapan manajemen SDM yang efektif, termasuk peningkatan kesejahteraan dan pelatihan teknologi digital, merupakan prasyarat utama untuk memastikan keinginan dan relevansi MADIN di era digital. Dengan demikian, digitalisasi bukan ancaman, melainkan alat untuk memperkuat tujuan pendidikan Islam di masa depan.

REFERENSI

Aliyah, H. (2019). Manajemen Sumber Daya Manusia di Madrasah Diniyah Al-Furqon Panjang Bae Kudus [Skripsi, IAIN KUDUS]. http://repository.iainkudus.ac.id/3360/

Amri, U., Marsidin, H. S., & Gistituati, N. (2021). Analisis Pengelolaan Dan Pengembangan Lembaga Pendidikan Non Formal Dalam Menciptakan SDM Yang Berkarakter. EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN, 3(5), 1904–1909. https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i5.686

Anwar, M. Z. (t.t.). PENINGKATAN DESAIN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA BERBASIS MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH. 5.

Fahmi, I., & Sutrisno. (2023). Manajemen Kepala Madrasah dalam Mengembangkan Sumber Daya Manusia di Madrasah Diniyah. Ats-Tsaqofi: Jurnal Pendidikan dan Manajemen Islam, 5(2), 21–29. https://doi.org/10.61181/ats-tsaqofi.v5i2.304

Gandariyah Afkari, S., H. Imam Subekti, Jogie Suaduon, Parida Parida, Aziwantoro, J., Maisah, M., & Jamrizal, J. (2022). Manajemen Sumber Daya Manusia di Madrasah. Jurnal Ilmu Multidisplin, 1(2), 498–513. https://doi.org/10.38035/jim.v1i2.58

Hidayatulloh, A. M., & Rindaningsih, I. (2024). Strategi dalam Pengembangan SDM Guru di Lembaga Pendidikan Islam: Literature Review: Indonesia. SUNAN GIRI: Jurnal Kajian Keislaman, 13(2), 92–102.

Humairoh, F., & Saefudin, A. (t.t.). Relevansi Kurikulum Madrasah Diniyah di Era Society 5.0: Studi Kasus Madrasah Diniyah Tarbiyatul Qur’an Ngasem Batealit Jepara.

Humairoh, F., & Saefudin, A. (2025). Relevansi Kurikulum Madrasah Diniyah di Era Society 5.0: Studi Kasus Madrasah Diniyah Tarbiyatul Qur’an Ngasem Batealit Jepara. IQRO: Journal of Islamic Education, 8(2), 581–596. https://doi.org/10.24256/iqro.v8i2.6927

Kurvaliany, S. A., Romadhon, Y. F., Sya’adah, Z., & Melina, Z. I. (2020). Peran Madarasah Diniyah Dalam Mengembangkan Pendidikan Untuk Menghadapi Era Revolusi Indrustri 4.0. Al-Riwayah : Jurnal Kependidikan, 12(1), 39–48. https://doi.org/10.47945/al-riwayah.v12i1.270

Mulyono, S. P. S. (2025). Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Meningkatkan Kompetensi dan Kinerja Guru di Madrasah Ibtidaiyah Wajib Belajar Desa Pekukuhan Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto. https://doi.org/10.5281/ZENODO.17089341

Pangestu, D. A. P., & Rifa’i, Moh. (2025). Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan Kualitas Tenaga Pendidik melalui Pendisiplinan Kinerja di Madrasah Raudlatus Shalihin Sumber Centeng Kotaanyar Probolinggo. JIIP – Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 8(3), 2937–2945. https://doi.org/10.54371/jiip.v8i3.7505

Santika, D., Hadiati, E., & Septuri, S. (2025). MANAJEMEN SUMBER DAYA PENDIDIK DALAM PENINGKATAN KINERJA GURU PADA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI DI KOTA BANDAR LAMPUNG. SOCIAL : Jurnal Inovasi Pendidikan IPS, 5(1), 96–104. https://doi.org/10.51878/social.v5i1.4618

Suryani, D. T., Nurharini, A., Sari, R. P., Musyarofah, M., & Faris, M. R. A. (2024). Peran Madrasah Diniyah Dalam Upaya Pengembangan Karakter Anak di Desa Jlumpang Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang. Socius: Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, 1(11), 42–46. https://doi.org/10.5281/zenodo.11392382