SAHABAT ABDULLAH BIN ABBAS DAN PERANNYA DALAM ISLAM

Published by Buletin Al Anwar on

Oleh: Mohamad Azmi Mubarok

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

[email protected]

 

Abstrak

Rasulullah SAW adalah Nabi terakhir yang sangat mulia dan sangat hebat. Beliau adalah sosok panutan sekaligus manusia paling sempurna di muka bumi ini. Patutlah kita sebagai muslim mengikuti jejak nabi kita yang agung ini. Banyak yang sudah dicontohkan dan disampaikan oleh baginda kita ini. Sosok yang sangat disanjung sekaligus kekasih Allah SWT ini hidup pada zaman islam yang masih merintis dari awal. Bahkan, islam masih dibenci oleh sekelompok kalangan orang arab pada masa dahulu.

Dahulu, disaat zaman nabi muhamad SAW berdakwah di jazirah arab, tidak hanya yang membenci saja, namun yang mendukung juga sangatlah banyak. Dari orang-orang yang mendukung nabi Muhammad SAW ialah para sahabat yang mendampingi nabi di kala dahulu. Sahabat yang langsung mendengarkan, melihat, dan mengikuti langsung dulu Ketika nabi masih ada. Maka dari itu, adanya artikel ini ditujukan untuk membaha tentang sahabat nabi yaitu Abdullah bin Abbas. Salah satu sahabat yang menjadi saksi atas perjuangan Nabi Muhammad SAW.

Kata kunci: Sahabat, Nabi Muhammad SAW, Abdullah Bin Abbas

Pendahuluan

Islam adalah agama yang dominan di Indonesia ini. Islam adalah suatu keyakinan yang didasari oleh al-qur’an dan hadist. Perlu kita ketahui, sebagai seorang muslim tentunya kita harus memahami apa itu islam, seperti apa perjalanan dan sejarah islam, bahkan kondisi islam pada saat ini. Terlebih dengan adanya sejarah islam, kita jadi mengetahui berawal dari mana islam itu, dan dari mana adanya Al-Q’ur’an dan Hadist.[1](Irfanyiah et al., 2023)

Secara lebih spesifik lagi, islam berawal dari ajaran Rasulullah SAW yang mendapatkan wahyu dari Allah SWT lalu diamalkan di dunia dan dicontoh oleh para sahabat. Dan wahyu-wahyu itulah yang menjadi patokan utama dari ajaran islam yang disebut dengan Al-Qur’an. Lalu, selain dari wahyu yang turun, Allah juga memberikan kelebihan kepada Rasulullah SAW dengan sikap yang baik dan sangat bijaksana. Maka dari itu, beliau menjadi role model oleh kaum muslimin dikarenakan dengan kebijaksanaan dan kearifan beliau dalam semasa hidupnya. Nah dari perkataan, sikap, dan cara rasulullah hidup itu disebut dengan hadits. Sedikit penulis menjelaskan terkait islam. Namun, ini akan lebih menjelaskan tentang salah satu sahabat yang banyak berkecimpung dalam islam terlebih dalam hadist Rasulullah SAW. Yaitu sahabat Abdullah bin Abbas atau yang lebih dikenal dengan Ibnu Abbas. Sahabat yang sudah banyak menjadi perawi Hadist yang sangat tenar, dan juga menjadi salah satu saksi akan keagungan nabi Muhammad SAW. [2]

Pembahasan

Biografi Abdullah bin Abbas

Mungkin beberapa tidak asing dengan nama ini. Karena sudah banyak tercantum dalam hadist-hadits yang sudah tersebar di segala penjuru keislaman di dunia. Ya, beliau adalah yang sering dipanggil Ibnu Abbas.

Nama kecil beliau adalah Abdullah bin Abbas bin Abdul Muttalib bin Hasyim bin Abdi Manaf. Beliau lahir di Makkah pada tahun ke 7 kenabian Nabi Muhammad SAW dari pasangan Abbas Bin Abdul Muthalib dan lubabah binti Al-Haritsah. Semenjak kecil. Ibnu Abbas sudah hidup di Kawasan kaum quraisy yang tinggi. Bahkan, Abdi Manaf adalah salah satu pesohor dalam kaum quraisy, begitu pula hasyim dan Abdul Muthalib. Maka dari itu, tidak heran jika abbas yaitu ayah dari Abdullah bin abbas juga termasuk dari itu. Namun, abbas adalah seorang yang sangat mendukung nabi Muhammad SAW.[3](Zainuddin Muhtar, 2019)

Sejak kecil, Ibnu Abbas sudah hidup dalam lingkungan yang mewah. Namun, beliau tidak tergila-gila dengan dunia. Bahkan, semenjak dari kecil beliau sudah sering bermain dengan nabi. Maka dari itu tidak heran jika beliau sering mendengarkan kalam nabi langsung bahkan melihat langsung akan turunnya wahyu. Bahkan, dalam beberapa Riwayat dijelaskan bahwa saking seringnya berkumpul dengan nabi, Ibnu Abbas bahkan melihat malaikat Jibril lebih dari satu kali. Terbukti akan seringnya beliau bermain dan Bersama nabi. Dan beliau masuk islam secara sembunyi sembunyi sebelum terjadinya fathu mekkah.[4]

Ibnu Abbas adalah seorang yang sangat bersemangat dalam menimba ilmu, tak heran jika beliau banyak meriwayatkan hadist dari rasulullah SAW.dari setelah beliau masuk islam, beliau sudah mulai mencari ilmu-ilmu keislaman dari rasulullah SAW dan beberapa ulama ulama besar. Lalu setelah terjadinya fathu mekkah pada tahun 8 hijriyah, beliau semakin bersemangat dalam menimba ilmu keislamannya. tak heran, sejak kecil beliau sudah sering dipuji oleh para sahabat, diantaranya abu bakar, umar, utsman, ali, dan aisyah. Bahkan, ibnu abbas dijuluki sebagai Al-Bahr ( Lautan Ilmu ), Hibru Al-Ummah ( Tinta Umat  Islam ), dan Robbaniyyu Al-Ummah ( Manusia Robbani ).[5] Bahkan semenjak kecil, pendapat beliau sudah didengarkan oleh para sahabat, karena pendapat beliau sangatlah masuk akal dan didasari oleh ilmu yang beliau dapatkan dari berbagi ulama ulama besar dan dari baginda nabi Muhammad SAW. Ketika ada permasalahan di saat itu, jika ibnu abbas memberikan pendapatnya terkadang lebih dicondongkan kepada pendapat ibnu abbas karena dipandang sangat relevan dan tepat.

Abdullah bin Abbas adalah seorang alim yang sangat bersungguh sungguh dalam menimba ilmu. Bahkan beliau menyatakan, untuk mendapatkan satu ilmu, beliau siap mendatangi lebih dari 33 sahabat untuk mendapatkannya.

Jejak Perjalanan Ibnu Abbas

Ibnu Abbas lahir 3 tahun di kota mekkah sebelum nabi hijrah ke Madinah. Semenjak kecil, beliau sudah sering Bersama nabi Muhammad SAW. Bahkan beliau sudah sering melihat wahyu turun kepada nabi. Dari kecil ibnu abbas sudah menyukai belajar. Maka dari itu tidak heran jika keilmuan beliau tidak lagi diragukan.

Menurut Riwayat Al-Bukhori, Ibnu Abbas diajari langsung oleh nabi Muhammad SAW. Bahkan beliau sudah diramalkan akan menjadi seorang yang alim. Selama perjalanan hidup beliau semasa rasul masih hidup, digunakan untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya. Sampai setelah nabi wafat, beliau masih terus menerus menyebarkan ilmunya dan tetap menimba ilmu pada sahabat sahabat yang lain yang lebih senior daripada beliau. Seperti kepada abu bakar, umar, utsman, dan ali.[6] (Muttaqin, 2019)

Pada saat utsman bin affan menjabat sebagai khalifah ke 3 setelah umar bin khattab, pada tahun 36 H Ibnu Abbas diberi mandat untuk menjadi Amirul Haj. Pada saat Ustman bin affan wafat, ibnu abbas tidak berada disana. Ketika pertikaian yang terjadi antara ali dan muawiyah, ibnu abbas berada di pihak ali. Dengan itu, pengalaman ibnu abbas tentang politik semakin luas setelah beliau ditugaskan oleh ali untuk menjadi amir di bashrah.[7](Abadi, 2010)

Selama beliau menjabat atau menjadi bagian dari syi’ar ajaran islam, beliau tidak berhenti juga untuk membagikan ilmunya kepada para murid-muridnya. Dan tidak sedikit dari muridnya yang menjadi orang besar. Bahkan menjadi ahli tafsir Al-Qur’an yang sampai saat ini menjadi rujukan umat islam. Bahkan, ubaidillah bin Abdullah pernah megakatakan akan kelimuan ibnu abbas dan para muridnya, ia berkata : “Tidaklah aku menyaksikan orang alim yang duduk bersama Ibnu Abbas kecuali ia merendahkan diri terhadap Ibnu Abbas. Dan tidaklah aku melihat orang yang bertanya kepada IbnuAbbas kecuali ia akan mendapatkan ilmu dari jawaban Ibnu Abbas.”. dan tidak hanya ubaidillah, masih banyak sahabat lain yang menyatakan bahwa ibnu abbas seorang yang alim. Bahkan di beberapa riwayat menyatakan bahwa yang paling mengetahui akan apa yang diturunkan kepada nabi Muhammad ialah Ibnu Abbas.(Mohammad Izdiyan Muttaqin, 2019)

Kesimpulan

Abdullah bin Abbas adalah sosok sahabat yang sangat patut kia contoh. Karena, dari beliau kita belajar bahwa menimba ilmu itu sampai akhir hayat bukan hanya Ketika kita dalam Lembaga Pendidikan saja, namun juga Ketika kita berada di lingkungan masyarakat, selain memberikan manfaat kita juga harus mendalami ilmu yang lebih banyak. Nabi Muhammad SAW adalah tokoh yang sudah hidup beribu-ribu tahun setelah kita. Namun, ilmu beliau masih saja bisa sampai kepada kita karena jasa dari para sahabat yang menyebarkannya turun temurun. Kita harus menghargai perjuangan para sahabat yang sudah mau membagikan ilmu yang mereka dapatkan Ketika zaman nabi Muhammad SAW. Semoga kita semua bisa meneladani keimanan dan kegigihan para sahabat yang selalu ikut berjuang dalam menyiarkan ajaran agama islam. Ja’alallahu minkum khoiron toyyiban fi dunya wal akhiroh, Amiin ya rabbal alamin.

Daftar Pustaka

Abadi, M. (2010). ABDULLAH BIN ABBAS Vs ALI BIN ABI THALIB ra; SUATU SEJARAH PENYIMPANGAN BAITUL MAAL BASRAH. KARSA, XVII(1), 1–10.

Irfanyiah, A., Kediri, I., Rohmah, T., & Sa’idah, M. (2023). PENAFSIRAN ABDULLAH BIN ABBAS TENTANG SURAH AL-IKHLAS DALAM KTAB TAFSȊR TANWȊR AL-MIQBÂS FI TAFSȊR IBN ’ABBĀS. Qaf, 5, 1–15. https://pecihitam.org/perkembangan-tafsir-pada-masa-nabi-sahabat-dan-tabiin/,

Mohammad Izdiyan Muttaqin. (2019). ABDULLAH BIN ABBAS DAN PERANNYA DALAM PENAFSIRAN AL-QUR’AN: Studi Tafsir Abdullah bin Abbas dalam Nuskhah Ali Bin Abi Tholhah. MISYKAT, 04(2), 1–28.

Muttaqin, M. I. (2019). Abdullah Bin Abbas Dan Perannya Dalam Penafsiran Al-Qur’an: Studi Tafsir Abdullah bin Abbas dalam Nuskhah Ali Bin Abi Tholhah. MISYKAT: Jurnal Ilmu-Ilmu Al-Quran, Hadist, Syari’ah Dan Tarbiyah, 4(2), 59. https://doi.org/10.33511/misykat.v4n2.59-86

Zainuddin Muhtar. (2019). IBNU ABBAS (STUDI BIOGRAFI GENERASI AWAL MUFASSIR AL QURAN). Al-i’jaz, 1(1), 1–12.

[1] (Irfanyiah et al., 2023)

[2] (Mohammad Izdiyan Muttaqin, 2019)

[3] (Zainuddin Muhtar, 2019)

[4] (Zainuddin Muhtar, 2019)

[5] (Muttaqin, 2019)

[6] (Muttaqin, 2019)

[7] (Abadi, 2010)


0 Comments

Leave a Reply