STRATEGI INOVASI PEMBELAJARAN AKIDAH DALAM UPAYA PEMBANGUNAN KEDALAMAN IMAN BAGI GENERASI Z

Published by Buletin Al Anwar on

Nabilatun Mubasyiroh

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Abstrak

Pada saat ini, pendidikan merupakan proses yang sangat penting akan pembentukan karakter, kebiasaan maupun dalam pembangungan kedalaman iman peserta didik. Dalam hal ini diperlukan dalam mengembangkan metode pembelajaran yang akan dilakukan Ketika proses pembelajaran dari metode yang monoton menjadi yang inovatif serta kreatif. Pada penelitian ini, peneliti mengambil sampel kepada generasi z dalam pembelajaran akidah islam dengan metode penelitian yang dipilih adalah kualitatif deskriptif. Sedangkan teknik pengumpulan data dengan studi pustaka. Dengan demikian, penting menerapkan inovasi dalam pembelajaran akidah, karena Ketika kita menggunnakan metode pembelajaran yang inovatif, pembelajaran tersebut akan memberikan kesan pada siswa sehingga mereka mampu mengimplementasikan nilai-nilai akidah dalam kehidupan sehari-hari. peran guru tidak hanya terbatas pada pendidikan akademis, melainkan juga mencakup pembentukan karakter, budaya, dan moral pada para siswanya dengan strategi pembelajaran yang menarik. Apalagi pada era society 5.0 dengan memanfaatkan metode pembelajaran yang berbasis teknologi internet dalam media pembelajarannya.

Kata kunci: Strategi, Inovasi Pembelajaran, Akidah, Kedalaman Iman

LATAR BELAKANG

Pada zaman sekarang terdapat banyak perkembangan, permasalahan, serta banyaknya perubahan, perubahan yang terjadi dari berbagai segi, baik dari segi sosial, ekonomi maupun Pendidikan. Pendidikan merupakan proses yang sangat penting akan pembentukan karakter, kebiasaan maupun dalam pembangungan kedalaman iman peserta didik. Dalam hal ini diperlukan dalam mengembangkan metode pembelajaran yang akan dilakukan Ketika proses pembelajaran dari metode yang monoton menjadi yang inovatif serta kreatif. Apalagi setiap perubahan zaman pasti terdapat perkembangan dari berbagai aspek baik dari setiap individu masing-masing maupun perkembangan IPTEK. Seperti pada generasi sekarang, yaitu generasi z yang mana tentu berbeda dengan generasi sebelumnya.

Menurut Hellen Chou P.  generasi z merupakan anak muda yang bergantuk pada teknologi digital dalam proses pertumbuhan serta perkembangannyabahkan mereka tidak padapat hidup apabila tidak ada teknologi digital.(Karim, 2020) Permasalahan tersebut sangat memiliki pengaruh dalam pertumbuhan, perkembangan, pola pikir dan yang paling penting pengaruh dalam proses pembangunan iman pada generasi z.  oleh karena itu, hal tersebut merupakan suatu tantangan oleh orang tua, guru, dan Masyarakat dalam proses Pembangunan iman pada generasi muda saat ini.

Akibat dari pergantian generasi yang mana teknologi semakin berkembang terdapat banyak pengaruh yang ditimbulkan dari lahirnya teknologi, baik dari segi positif maupun negatif. Agar terhindar dari hal-hal negative, generasi muda diharuskan untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin. Pendidikan merupakan suatu Upaya untuk menyampaikan ajaran agama serta prinsip-prinsip keagamaan kepada Masyarakat, atau dengan cara tradisionalnya, seperti memberi cerama, kuliah serta menerbitkan buku-buku agama. Akan tetapi karena perkembangan teknologi, Pendidikan dalam pengelolaannya terjadi perubahan yang relevan terutama terkait media sosial. Karena generasi z tumbuh dalam kemunculan teknologi atau dalam era digital yang mana generasi tersebut lebih terbuka terhadap inovasi dan pemanfaatan media sosial dalam penyebarluaskan pesan-pesan keagaman.(Abidin et al., 2023)

Dalam Pendidikan tentunya membutuhkan proses pembelajaran yang inovatif. Pada dasarnya pembelajaran merupakan suatu interaksi antara guru dengan peserta didik yang akan menambah informasi dan kemampuan baru. Dalam meningkatkan kemampuan serta informasi apa yang harus dimiliki oleh peserta didik, maka seorang pendidik harus mempersiapkan strategi yang akan dilakukan agar proses pembelajaran dapat terlaksana secara efektif dan efesien sesuai harapan. bagian pertimbangan terpenting dari strategi pembelajaran adalah memilih strategi yang cocok dalam pembelajaran, karena mempunyai fungsi untuk landasan dalam menyajikan, menguraikan, memberikan contoh, dan memberi Latihan kepada peserta didik agar tercapainya tujuan yang diharapkan.  Terutama dalam pembelajaran agama islam.(Anida Anida, dkk, 2023)

Dalam pembelajaran agama islam terutama pembelajaran akidah pasti memerlukan metode yang tepat dalam proses mengajarnya guna tercapainya nilai-niali yang akan disampaikan kepada peserta didik. Metode pembelajaran harus disesuaikan oleh dua orientasi dalam kurikulum islam yaitu orientasi pelestarian nilai dan orientasi pada peserta didik, peserta didik diarahkan pada tiga dimensi yakni, dimensi kepribadian, produktivitas, kreativitas dan orientasi masa depan dengan perkembangan imu pengetahuan dan IPTEK. Akan tetapi permasalahan yang sering muncul pada saat ini ialah pemilihan dan penentuan strategi pembelajaran dan strategi belajar mengajar yang efektif dan relevan. Dalam penggunnaan strategi pembelajaran harus menciptakan kegiatan belajar yang efektif, aktif, baik, kreatif dan efesien. Selain strategi, dalam kegiatan belajar mengajar juga memerlukan metode dan Teknik. Dalam Teknik mengajar diperlukan menarik dan dapat memnimbukan dampak langsung terhadap perilaku peserta didik, karena dalam pembelajaran akidah pasti berkaitan dengan niali yang berdampak langsung terhadap kehidupan peserta didik.

Peran teknologi saat ini sangat besar dalam kehidupan manusia sehingga rruang interaksi-sosial semakin berkurang, hal ini menyebabkan peserta didik ssemakin sempit dalam melihat dan meneladani perilaku baik yang ada dilingkungan sekitarnya. karena banyaknya persoalan perilaku karena munculnya teknologi yang menjadikan contoh anak zaman sekarang terjerumus oleh kegiatan yang menyebabkan mereka berkurang dalam keimanan dan perbuatan yang baik karena tidak semua informasi bisa diterima oleh anak zaman sekarang secara baik dari segi posotifnya. Oleh karena itu, dalam pendidikan agama Islam, fokus harus diberikan pada pembinaan melalui pembelajaran Aqidah. Hal ini bertujuan agar siswa dapat memahami perbedaan antara nilai baik dan buruk serta memiliki teladan dalam berperilaku sehari-hari serta pemahaman terkait keesaan Allah dan keimanan kepada allah dengan pendekatan yang menarik.

Untuk mencapai perubahan perilaku yang diinginkan, proses pembelajaran harus melibatkan lebih dari tanggung jawab sekadar guru. Guru perlu memahami cara menyampaikan materi secara menarik dengan menggunakan teknik-teknik tertentu agar pesan yang disampaikan dapat melekat dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Ini bisa dilakukan melalui keteladanan dan praktik langsung, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah dengan pengawasan yang tepat. Terutama dalam konteks pembelajaran akidah, inovasi-inovasi dalam metode pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas, menjadi sangat penting.

METODE PENELITIAN

Dalam studi ini, metode penelitian yang dipilih adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian dijelaskan secara rinci dan terperinci untuk memberikan gambaran yang mendalam tentang fenomena yang diteliti, memungkinkan pembaca untuk memahaminya dengan lebih baik melalui deskripsi yang mendetail. Fenomena yang diangkat adalah strategi inovasi yang dilakukan pada proses pembelajaran pada generasi z. Sedangkan teknik pengumpulan data dengan studi pustaka untuk mengambil data dan informasi baik melalui dokumen tertulis maupun dokumen elektronik yang mendukung proses penulisan. Dalam studi pustaka ini penulis mencari informasi mengenai strategi dan metode yang inovatif dalam kegiatan pembelajaran pada generasi z.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pentingnya Inovasi Metode Pembelajaran Akidah

Pada zaman sekarang, anak-anak sudah dikuasai dengan kehidupan serba teknologi sehingga pada masa yang akan datang komunikasi atau interaksi antar manusia menjadi sempit cakupannya. Perubahan globalisasi ini tidak bisa dihindari baik di Indonesia maupun dinegara-negara lainnya. Perubahan ini sangat mempengaruhi dunia Pendidikan, guru berperan dalam mendidik peserta didik sangat penting dalam berkembang menjadi manusia yang berkembang sesuai zamannya serta sebagai penerus generasi bangsa ini. Oleh karena itu, pendidik dituntut sebagai pembimbing dalam menghadapi tantangan dan perkembangan dunia saat ini maupun yang akan datang dengan inovasi yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Inovasi Pendidikan merupakan suatu perubahan baru dan signifikan yang sengaja dilakukan untuk meningkatkan keterampilan dengan tujuan mencapai target tertentu secara optimal dalam bidang pendidikan. Inovasi dalam pendidikan adalah gagasan, produk, atau metode yang dilihat atau disadari sebagai sesuatu yang baru oleh individu atau kelompok (masyarakat), baik itu merupakan hasil penemuan baru atau pengubahan dari yang sudah ada, yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau mengatasi tantangan-tantangan dalam pendidikan. Di Indonesia terdapat empat aspek inovasi Pendidikan, yaitu tujuan Pendidikan, struktur Pendidikan dan pengajaran, metode kurikulum dan pengajar serta perubahan terhadap aspek-aspek Pendidikan.(Anida Anida, dkk, 2023)

Pembelajaran terkait akidah pada anak sekolah merupakan sesuatu yang sangat penting. Peningkatan nilai-nilai islam/akidah merupakan tujuan utama dalam mengembangkan Pendidikan karakter berdasarkan kurikulum Pendidikan agama islam. Kepentingan pada aspek agama dalam pembangunan daerah dan nasional, serta tuntutan dari perkembangan global, menjadi hal yang signifikan. Pendekatan pembelajaran yang diterapkan mengikuti konsep pendidikan karakter, di mana materi pendidikan karakter menjadi dasar dalam kurikulum di setiap tingkat pendidikan. Penjelasan tersebut merujuk pada strategi pembelajaran yang diimplementasikan. Penerapan pendidikan karakter dilakukan melalui pembentukan akidah yang kokoh sebagai fondasi dalam perilaku.(Kamal, 2017)

Pembelajaran akidah dan akhlak selalu saling berkaitan dan tidak terpisah satu sama lain, karena sebelum mengimplementasikan suatu perilaku yang baik (akhlak), Langkah awalnya adalah memperkuat niatan dalam hati (akidah). Pembelajaran akidah merupakan Materi pembelajaran yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip dasar yang berasal dari ajaran Islam, yang diambil dari Al-Quran dan Al-Hadits. Guru pada saat ini dijadikan tumpuan utama pada kalangan Masyarakat. Pendidik dalam proses ini memiliki peran mendidik dan menyiapakan peserta didik menjadi seoarng yang berkreasi dan memiliki kreasi dari pembelajaran tersebut. Dengan itu pendidik menjadi konsultan sebagai pembentuk Masyarakat baru, pemimpin dan pembimbing serta pengarah transformasi, agen berubahan, serta tantangan sosial yang sejalan dengan ajaran dan nilai-nilai Ilahi.(Hasanati, 2020)

Pada saat ini proses pembelajaran kebanyakan sangat monoton, dan kurangnya metode pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik dalam proses pembelajaran. Hal ini mengakibatkan nilai atau hasil yang diinginkan dari pembelajaran tidak didapatkan. Oleh karena itu, pentingnya inovasi dalam pembelajaran akidah, karena Ketika kita menggunnakan metode pembelajaran yang inovatif, pembelajaran tersebut akan memberikan kesan pada siswa sehingga mereka mampu mengimplementasikan nilai-nilai akidah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam ranah akademis, perbincangan mengenai inovasi pendidikan senantiasa menarik perhatian dari waktu ke waktu. Isu ini secara konsisten muncul ketika pembahasan terkait dengan pendidikan dilakukan, karena sangat terkait dengan arah masa depan suatu bangsa, dan memiliki orientasi yang sangat progresif ke depan.

Adapun tujuan dari inovasi pada Pendidikan pada proses pembelajaran adalah:(Anida Anida, dkk, 2023)

  1. Berupaya untuk menyediakan pendidikan di setiap bentuk, cara, dan level yang bisa diakses secara merata dan adil bagi semua warga negara.
  2. Mengejar ketertinggalan dari berbagai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga pendidikan di Indonesia dapat mengikuti perkembangan tersebut secara sejajar.
  3. Melakukan perombakan pada sistem pendidikan Indonesia agar menjadi lebih efisien dan efektif, dengan menghormati keberagaman budaya nasional, memperbaiki sistem informasi kebijakan, memperkuat identitas dan kesadaran nasional, mendorong minat belajar masyarakat, menarik perhatian peserta didik, serta menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan berbagai profesi dalam masyarakat.

Dari tujuan Pendidikan tersebut, akan menjadi keharusan pada seorang pendidik dalam memunculkan inovasi-inovasi dalam kurikulum maupun proses pembelajaran Pendidikan agama islam atau lebih khususnya pada pembelajaran akidah terkait nilai-nilai agama islam. Sehingga dalam proses pembelajaran, pendidik diharuskan dalam menggunnakan berbagai metode pembelajaran yang lebih kreasi dan juga lebih melibatkan teknologi dalam pembelajaran. Karena generasi sekarang merupakan generasi z yang hidup serba teknologi. Oleh karena iku, itu memudahakan pembelajaran antara guru dan murid, dalam proses pembelajaran dapat memanfaatkan teknologi yang ada dengan semaksimal mungkin.

Peranan Pendidik dalam Pengembangan Metode Pembelajaran Akidah Dalam Pembangunan Iman Pada Generasi Z

Pada saat ini, Pendidikan yang ada pada lingkungan keluarga mulai kurang diperhatikan dan sepenuhnya mengandalkan pada lingkungan sekolah, serta Masyarakat yang semakin kehilangan kesadaran akan dampak besar dari Tindakan mereka terhadap Pendidikan pertumbuhan individu. Hal tersebut menjadikan seorang pendidik menjadi garda terakhir yang berusaha memikul tanggung jawab tersebut dengan segala keterbatasan dan kesulitan yang dihadapi. Apalagi orang tua saat ini tidak memperhatikan Pendidikan anaknya yang pada saat ini semakin terkikis oleh dunia sosial yang merusak individu dan menghilangkan rasa hormat kepada seorang guru.

Tanggung jawab seorang pendidik sangat besar. Seorang pendidik dituntut dalam menghasilkan generasi muda yang mempunyai karakter, budaya dan moral yang baik. Dalam undang-undang tentang Guru dan Dosen, yakni UU nomor 14 tahun 2005, seorang guru dijelaskan sebagai seorang pendidik yang profesional, yang tugas utamanya meliputi kegiatan mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, serta mengevaluasi peserta didik di berbagai jalur pendidikan, mulai dari anak usia dini hingga pendidikan formal dasar dan menengah. Sehingga seorang pendidik berperan dalam proses peningkatan iman serta moral anak yang lebih baik yang membuat peran guru pada Pendidikan modern semakin berat yang tidak hanya sebagai pengajar saja tetapi menjadi direktur belajar.

Oleh karena itu, Sebagai hasilnya, tugas dan tanggung jawab guru menjadi lebih rumit dan menuntut. Ini mengindikasikan bahwa peran guru tidak hanya terbatas pada pendidikan akademis, melainkan juga mencakup pembentukan karakter, budaya, dan moral pada para siswanya. Berikut ini adalah hal-hal yang dilakukan oleh guru dalam meningkatkan aspek moral:(Walid, 2018)

  1. Membimbing

Peran guru sebagai instruktur dan mentor dalam proses pembelajaran. Setiap guru diharapkan untuk menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman tambahan di luar kurikulum sekolah, seperti persiapan untuk kehidupan berkeluarga, pengembangan perilaku personal dan spiritual, serta pembelajaran terkait pemilihan karier dalam masyarakat dan tanggung jawab sosial serta perilaku sosial siswa.

Guru membimbing peserta didik dalam penanaman nilai moral serta iman dan takwa. Seperti ketika pembelajaran terkait rukun islam, pendidik harus membimbing terkait rukun islam yang harus dilakukan oleh umat islam seperti lafadz syahadat, Gerakan solat, kegitan berzakat, niat berpuasa, serta rukun-rukun serta kegiatan haji lainnya. Guru berupaya mengarahkan siswa untuk menggali potensi-potensi yang dimilikinya, serta membimbing mereka dalam mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka. Hal ini bertujuan agar siswa dapat tumbuh dan berkembang sebagai individu yang mandiri dan produktif.

  1. Sebagai model

Pendidik merupakan model dalam proses belajar mengajar. Peserta didik mengikuti contoh perilaku pendidik yang jujur, dapat dipercaya, adil, menghormati, dan bertanggung jawab dalam segala tindakannya. Peran pendidik juga sebagai model sesuai karakter yang dapat menciptakan moral siswa. pendidik harus menjadi teladan dalam menegakkan kebenaran, menghormati orang lain, menerima serta memenuhi tanggung jawab, bermain dengan jujur, mengembalikan kepercayaan, dan menjalani kehidupan yang beretika.

pendidik harus menjadi contoh dalam memperlihatkan pentingnya terlibat dalam proses pencarian kebenaran yang berlangsung sepanjang hidup, sehingga menjalankan tindakan yang benar bukanlah hal yang mudah untuk diabaikan demi tindakan yang salah. Sebagai seorang pendidik, guru perlu memiliki kemampuan untuk membangun hubungan yang positif dengan siswa, dan keterampilan komunikasi yang baik di dalam kelas adalah hal yang esensial yang harus dimiliki oleh seorang guru. Hal ini memungkinkan siswa untuk belajar dengan efektif.

  1. Sebagai nasehat

Siswa secara terus-menerus dihadapkan pada kebutuhan untuk mengambil keputusan, dan dalam proses tersebut mereka cenderung mencari bimbingan dari guru mereka. Untuk memahami peran sebagai figur kepercayaan dan penasihat bagi siswa dengan lebih baik, seorang guru harus memiliki pemahaman yang dalam tentang psikologi individu dan kesehatan mental. Siswa akan mengeksplorasi diri mereka sendiri dan mungkin merasa kewalahan, bahkan mungkin menyalahkan diri mereka sendiri atas apa yang mereka temukan, dan mereka akan mencari dukungan dari guru sebagai figur kepercayaan mereka. Semakin efektif guru dalam menangani setiap masalah, semakin besar kemungkinan siswa akan mengandalkan guru untuk nasehat dan dukungan.

Pendidik dituntut sebagai pendorong untuk diri pesertda didik dalam memperbaiki diri dan mengetahui kebutuhan dan keinginan mereka. Pendidik dalam mengarahkan peserta didik dalam menghadapi dan memahami pahitnya kehidupan bisa memanfaatkan peristiwa yang ada pada peserta didik. Pendidik sebagai penasehat juga memiliki Batasan yang tidak dapat mengubah semua hal yang dirinya inginkan. Jadi dalam menasehati peserta didik tidak bisa asecara langsung mengubah perserta didik sesuai keinginannya. Tetapi dalam mengubah seseorang terdapat tiga jalan yang mendasar, yaitu: taubat keagamaan, psikoterapi dan operasi otak.

  1. Sebagai motivator

Seorang pendidik juga berperan sebagai motivator menjadi keharusan dalam proses pembelajaran dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan minat dan bakat yang mereka miliki. Disini juga pendidik diharuskan dapat mengimbangi konsep Pendidikan moralyang terdapat dalam tujuan Pembangunan Pendidikan nasional dengan mengembangkan kualitas yang ada dalam pendidikan peserta didik yang dapat dikembangkan menjadi suatu bakat. Ketika pendidik memposisikan dirinya sebagai motivator, dalam memberian nasehat kepada peserta didik, pendidik juga busa memberikan semangat dan moivasi kepada siswa dalam menjalankan Sesuatu yang baik.

Dalam mewujudkan peranan guru dalam penanaman iman pada peserta didik, dalam system pendidikan sangat diperlukan system pendidikan yang terdapat nilai-nilai ihaliyah (IMTAK). Dalam pembelajaran akidah, sudah menjadi suatu keharusan dalam mengembangkan atau memperbaruhi sitem pendidikan yang sudah lama. Agar dapat mewujudkan Lembaga pendidikan yang religious, pada proses pembelajaran, semua mata Pelajaran harus berlandaskan oleh sumber-sumber dari agama.

Dalam menciptakannya sangat diperlukan dukungan dari seluruh tokoh yang sanagt berpengaruh dalam pendidikan. Seperti yang terdapat pada lingkungan sekolah yang menjadi pendukung adalah SDM sekolah, seperti kepala sekolah dan komite sekolah yang harus berkompetensi dalam berkomitmen yang kuat, berkedaulatan dalam memimpin dan memiliki sikap dan perilaku yang istiqomah. Selain itu, juga memerlukan dukungan dari legislative dan factor anggaran pendidikan yang memadai. Penerapan pembelajaran berbasis nilai IMTAK dapat menjadi solusi yang berkelanjutan untuk masalah yang dihadapi umat dewasa ini, terutama terkait dengan karakter moral generasi muda, khususnya remaja saat ini. Diketahui bahwa remaja masa kini telah banyak dipengaruhi oleh budaya Barat, yang menyerupai penjajahan melalui makanan, mode, dan hiburan, serta melalui program-program dakwah yang ditayangkan di televisi yang cenderung mempromosikan gaya hidup sekuler dan telah menimbulkan dampak negatif yang signifikan.

Dalam meningkatkan nilai IMTAK dapa peserta didik, guru menjadi sasaran terakhir yang dapat mengatasinya. Dalam hal ini seorang pendidik sebelum menerepakkan pembelajaran akidah pada siswa terdapat beberapa strategi yang harus dilakukan, antara lain:(Suwartiningsih, 2022)

  1. Pendidik yang akan melakukan pembelajaran hendaknya dapat memahami konsep tauhid dengan benar, pemahaman tentang tauhid sebagai dasar keyakinan yang mendasar akan sangat mempengaruhi cara peserta didik untuk memandang dunia.. Pemahaman yang akurat tentang konsep tauhid juga akan memperngaruhi cara mereka dalam memberikan makna terhadap pekerjaan yang oseorang pendidik jalani.
  2. Pendidik diharapkan memahami keseluruhan tentang prinsip-prinsip hidup yang hakiki. Bagi guru yang memeluk agama islam, Al-Qur’an dianggap sebagai pedoman hidup yang utama dan sebagai sumber hukum yang paling fundamental yang dianggap relevan bagi semua orang. Al-Qur’an dianggap memiliki sifat yang universal dan komprehensif, dan hal ini penting untuk diterapkan kepada semua guru yang terlibat dalam proses belajar mengajar.
  3. Pendidik perlu memahami dengan benar dan menyeluruh ajaran-ajaran Al-Hadis. Al-Hadis dianggap sebagai sumber kedua dari nilai-nilai setelah Al-Qur’an, dan hal ini harus menjadi pedoman penting dalam menyusun semua aspek pendidikan. pendidk harus mengkaji dan memahami bagaimana Rasulullah bertindak, berbicara, dan berperilaku agar dapat menjadi contoh teladan bagi murid-muridnya. Contoh tersebut dapat berasal dari hal-hal sederhana seperti cara berpakaian, berkomunikasi, bergaul, hingga tata cara ibadah. Pengetahuan guru yang komprehensif tentang perilaku Rasulullah sebagai seorang pendidik, pemimpin, dan lainnya akan menjadi nilai tambah yang luar biasa dan meningkatkan martabat seorang pendidik.

Strategi Inovatif Metode Pembelajaran Akidah Pada Generasi Z di Era society 5.0

Pada proses pembelajaran akidah dalam kelas, pendidik merupakan seorang yang sangat berpengaruh dan berperan serta sebagai figure dalam peningkatan kualitas pembelajaran akidah. Dengan melihat generasi sekarang yang mengetahui banyak informasi melalui teknologi yang canggih. Hal ini menjadi keharusan pendidik dalam menciptakan kelas menjadi menarik dengan metode pembelajaran yang menarik dan dapat diterima oleh anak generasi z ini. Dalam proses pembelajaran, tidak hanya pendidik yang aktif dalam kelas, tetapi peserta didik juga diharuskan berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan menciptakan kreasi dan berinovasi.(Kamal, 2017)

Dalam hadist nabi dijelaskan bahwa apabila kita ingin mengetahui sesuatu maka yang diterpenting adalah aktivitas belajarnya.

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: يَسْرُوْا وَلَا تُعَسِّرُوا وَبَشِّرُوْا وَ لا تُنْفُرُوْا (رواه البخاري)

   Artinya: “Diriwayatkan dari Anas r.a., dari Nabi Saw, beliau bersabda (mengenai penyampaian ajaran Islam): Berikan kemudahan, jangan membuat kesulitan, sampaikan kabar gembira, jangan membuat orang – orang lari dari Islam.” (Hadis ini diriwayatkan oleh Al-bukhari, nomor hadis:69)

 

Pada dunia pendidikan saat ini memiliki peningkatan pada segi strategi pembelajarannya. Dengan kemajuan tekonologi saat ini sangat berdampak pada pertumbuhan serta perkembangan dalam kekreatifan para SDM pendidikan dalam proses pembelajaran. Dalam pengemplementasian strategi dalam proses pembelajaran sangat memerlukan pertimbangan terkait unsur atau objek ajarnya yang sesuai dengan kerakter yang dimiliki siswa itu sendiri. Dalam pembelajaran pendidik bisa memanfaatkan teknologi dalam memudahkan peserta didik dalam pemahaman yang menarik. Seperti halnya di era society terdapat banyak media pembelajaran yang dapat digunnakan dalam proses belajar mengajar.

Di Era society, strategi pembelajaran menjadikan guru memiliki kewajiban penting dalam pendidikan. Pendidik harus menyiapkan peserta didik agar memiliki keterampilan untuk menciptakan pekerjaan baru yang belum ada saat ini, menyiapkan mereka untuk mengatasi masalah yang belum muncul, dan membekali mereka dengan kemampuan untuk menggunakan teknologi. Dalam memilih strategi pembelajaran saat ini mempunyai peranan penting dalam menyiapkan generasi z dalam menghadapi Era society.(Dewan & Nurhasanah, 2022) Berdasarkan penjelasan tersebut, terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat diterapkan di era Society 5.0, antara lain:(Anida Anida, dkk, 2023)

  1. Dalam proses pembelajaran guru menggunnakan metode pembelajaran Blanded learning dengan mencampurkan system pendidikan tradisional dengan pendidikan modern. Dengan metode tersebut pendidik menerapkan gaya pertemuan dengan 80 % memakai sistem tatap muka seperti biasa dan 20% untuk system online. Dalam pembelajaran akidah tentunya metode Blanded learning dapat membantu meningkatan ketertarikan peserta didik dalam pembelajaran serta dapat mengubah suatu hal dengan sesuatu yang baik dalam menginovasikan pendidikan islam yang sudah lahir dan berkembang dimasyarakat.
  2. Dengan pengembangan pembelajaran dengan proses berpikir kritis, pendidik memberi tugas kepada peserta didik untuk menyelesaikan permasalah. Dalam penyelesaian masalah, peserta didik dapat memanfaatkan web-web yang dapat digunnakan untuk mencari Solusi yang berkaitan tentang konten pendidikan agama islam yang legal dan mempunyai kebenaran yang nyata. Dalam pengumpulan tugas juga bisa memanfaatkan teknologi internet dengan melalui Email, google classroom, atau sejenisnya. Ketika didalam kelas, pendidik yang mengajar akidah akhlak dapat membagi dua kelompok dalam satu kelas, dengan memberi tugas yang kelompok A mencari informasi tentang akidah dan kelompok B mencari informasi tentang akhlak dari sumber-sumber yang ditulis dalam internet, kemudian informasi tersebut didiskusikan Bersama-sama di kelas.
  3. Dalam pembelajaran guru menggunnakan inovasi baru dalam menjelaskan materi. Dengan menggantikan cara yang lama seperti melalu papan tulis, saat ini guru menggunnakan word, exel, PPT dan sejenisnya dalam menjelakan pembelajaran dikelas.
  4. Dalam pembelajaran, guru menggunnakan metode Web Based Learning. Guru memanfaatkan website dalam proses pembelajaran. Ketika dalam proses pembelajaran dengan metode ini hanya dapat digunnakan dilokasi yang menggunnakan jaringan internet. Metode tersebut merupakan metode yang diterapkan dalam pembelajaran untuk memanfaatkan teknologi internet yang ada pada saat ini. Seperti pembelajaran pada e-learning yang sudah banyak diterapkan pada system pembelajaran saat ini. Dalam pembelajaran dikelas seorang pendidik dapat mengarahkan peerta didik untuk mengumpulkan informasi serta menyiapkan materi yang dipelajari kemudian dipresentasikan dikelas tersebut.
  5. Dengan berkembangnya teknologi internet pada dunia pendidikan dapat dimanfaatkan guru dalam proses pembelajaran. Guru dalam proses pembelajaran dapat menerapkan system secara online dengan memonitoring kegiatan beserta arahan yang bersifat positif bagi peserta didik pada media sosial, yang dapat diambil manfaat positif dari berkembangan teknologi oleh peserta didik dalam proses belajar serta berkurangnya pengaruh yang tidak baik bagi peserta didik dari perkembangan teknologi ini. Pendidik dalam mengajar bisa memanfaatkan fitur yang ada di whatshap yang digunnakan untuk mengatue, memberi informasi kepada peserta didik serta memberi penugasan Ketika guru tidak bisa hadir dikelas. Dengan kecanggihan teknologi ini, peserta didik dapat memanfaatkan media sosialnya dengan mengapload materi yang disediakan oleh guru.

Era society 5.0 ini sudah merubah berbagai kegiatan dan segala sesuatu seperti sarana prasarana yang manual tergantikan oleh yang lebih modern. Proses pembelajaran agama islam dapat menjadi alternatif dengan menggunnakan metode pembelajaran yang lebih modern. Akan tetapi, keektifan inovasi pembelajaan pada akidah akhlak dalam melaksanakannya memerlukan teknologi internet yang memadai serta kemampuan dan kepahaman pendidik dengan IT dan sumber-sumber digital yang sangat berpengaruh.

Dalam melakukan metode diatas, pendindik perlu menggunnakan aplikasi yang membantu dalam proses pembelajaran, antara lain:

  1. Edpuzzle, adalah media pembelajaran berupa aplikasi yang dapat membantu proses pembelajaran yang menarik dengan menggunnakan video.
  2. Whatsapp, dapat digunnakan media pembelajaran karenadapat mempermudah komunikasi dalam bentuk yang beragam seperti gambar, teks, video bahkan telepon. Hal tersebut akan membuat siswa lebih efektif dalam komunikasi dan berinteraksi dengan relevan dalam proses pembelajaran.(Padmawati & Pihung, 2022)
  3. Tiktok, dalam pembelajaran akidah akhlak aplikasi tiktok dapat digunnakan dalam pembelajaran yang menarik, pengajar dapat memanfaatkan fitur yang ada pada plikasi tiktok kemudian menjadikan sebagai video atau media pembelajaran lainnya yang lebih menarik.(Ruslan Afendi et al., 2023)
  4. Website online merupakan media pembelajaran yang sangag bermanfaat bagi pembelajaran bahkan dunia pendidikan. Dengan adanya website online pendidik maupun peserta didik dapat menggali informasi dari wesite tersebut dengan sangat mudah.(Putri et al., 2023)
  5. Google meet, merupakan aplikasi yang dimanfaatkan pada pembelajaran online, dengan menggunnakan panggilan video untuk penggunna banyak pada google meet ini. Pada aplikasi ini pendidik dalam mengajar bisa tetap menjelaskan materi pembelajaran.(Anida Anida, dkk, 2023)

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari penjelasan diatas, penulis menyimpulkan bahwa dalam pembelajaran yang efektif diperlukan inovasi dalam pembelajaran seperti metode dan media pembelajaran yang digunnakan pada proses pelajar mengajar. Dalam peningkatan iman pada generasi z, guru sangat dibutuhkan sebagai penasehat, motivator serta pembimbing anak kepada hal-hal yang baik untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Dalam pembelajaran akidah guru diharuskan dalam memahami materi akidah sebelum diterapkan kepada peserta didik.

 Dengan adanya teknologi internet yang semakin berkembang pada anak generasi z, guru dapat memanfaatkan media pembelajaran yang berbasis teknologi seperti google meet, tiktok, website, edpuzzle dan whatsapp ketika pembelajaran akidah. Dengan aplikasi tersebut, dapat menciptakan proses pembelajaran akidah yang menarik, tidak monoton. Pada metode pembelajaran juga dapat memanfaatkan teknologi dalam penyambaikannya. Kegiatan tersebut juga bertujuan agar peserta didik dapat mengetahui segi positif dari teknologi yang canggih ini dan terhidar dari segi negatif teknologi internet. Oleh karena itu, untuk meningkatkan sistem pendidikan islam saat ini, sangat diperlukan inovasi pada pembelajaran sesuai dengan perubahan zaman khususnya pada generasi z.

DAFTAR REFERENSI

Abidin, Z., Adibah, I. Z., Hadi, I. A., & Isnaini4. (2023). PENGARUH MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DALAM PENDIDIKAN KONTEMPORER PADA GENERASI Z. Publikasiilmiah.Unwahas.Ac.Id, 1, 63.

Andrias P. (2021). Media Sosial Sebagai Media Pembelajaran Bagi Generasi Z, Didaché: Journal of Christian Education, 2(1).

Anida Anida, muhammad Ar Waled, Muhammad Ramadhan Ramadhan, Y. A. (2023). Inovasi pembelajaran aqidah akhlak untuk menghasilkan output yang berkualitas. Jurnal MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan Agama Islam, 13(2), 133–147. https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/mudarrisuna/article/view/19138

Annisa S P, dkk. (2022). Peran Guru Akidah Akhlak Dalam Membangun Peserta Didik Yang Berakhlakul Karimah di Era Society 5.0. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 8 (16), 83-92.

Ansori, (2018). Inovasi Pembelajaran Akidah Akhlak Menggunnakan Metode Role Play dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Agama Islam: Edureligia, 2(1).

Burhan Nudin. (2020). Konsep Pendidikan Islam pada Remaja, Journal homepage, 11(1).

Dewan, K. F., & Nurhasanah, R. E. (2022). Inovasi Dan Strategi Pembelajaran Era Socienty Di Sekolah Dasar. Seminar Nasional Ilmu Pendidikan Dan Multi Disiplin, 5(01), 2–4. https://prosiding.esaunggul.ac.id/index.php/snip/article/view/228%0Ahttps://prosiding.esaunggul.ac.id/index.php/snip/article/download/228/226

Hasanati, T. (2020). Strategi guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran akidah akhlak era disrupsi. Uin Malang.Uc.Id.

Ida P, dkk. (2023). Penenaman Nilai-Nilai Pendidikan Tauhid pada Generasi z melalui Aplikasi Tiktok di PP Ammu Banten, Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran, 6(3).

Kamal, F. (2017). Strategi Inovatif Pembelajaran Akidah Akhlak Di Man Wonosobo Jawa Tengah. Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ, 4(1), 45–55.

Karim, R. I. (2020). Kehidupan Beragama Generasi Z dalam Era Digital (Studi Kasus di Perumahan Purwokerto Indah (Purin) Kendal). 210. https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/14080/1/Tesis_1703018054_RizkaIchsanulKarim.pdf

Nindia S, dkk. (2022). Meninjau Kembali Inovasi dan Hakikat Pembelajaran Akidah Akhlak. An-Nahdhah, 15 (1), 23-37.

Padmawati, N. N., & Pihung, E. S. (2022). Mengembangkan Pembelajaran Digitalisasi di Era Society 5.0. Widyadari, 23(2), 378–388. https://doi.org/10.5281/zenodo.7190220

Putri, R. E., Sari, N. E., & Ningsih, N. F. (2023). Penggunaan Website Online Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Pada Pelajaran Akidah Akhlak. 13(2).

Robby A P, dkk. (2023). Pemanfaatan Aplikasi Tiktok sebagai Media Dakwah terhadap Generasi z, Ath-Thariq ; Jurnal dakwah dan komunikasi, 7(1).

Ruslan Afendi, A., Fauziyah, N., Rohan Saputra, M., & Islam Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda, U. (2023). Pemanfaatan Aplikasi Tiktok dalam Mata Pelajaran PAI sebagai Media Pembelajaran Inovatif Era Digital. Borneo Journal of Islamic Education, 3(1), 2023.

Septian R, dkk. Etika Pembelajaran Perspektif KH. Hasyim Asy’ari dalam Kitab Adabul ‘Alim wal Muta’allim Serta Relevansinya terhadap Generasi-Z. Jurnal Edukasi, 1(3).

Suwartiningsih. (2022). Strategi Guru PAI dalam Meningkatkan Iman dan Takwa Siswa. Jurnal Paradigma, 14(1), 113–143. https://www.staimmgt.ac.id/wp-content/uploads/2022/11/6.-STRATEGI-GURU-PAI-DALAM-MENINGKATKAN-IMAN-DAN-TAKWA-SISWA.pdf

Walid, A. (2018). Peranan guru dalam menanamkan keimanan peserta didik . VI(September), 81–92.

 

 

 

 

 


0 Comments

Leave a Reply